
Local Brand Eco-Friendly Battle: Dus Duk Duk vs Bell Living Lab
Mengawali 2025 dengan topik yang juga FRESH, rasa-rasanya FULLSTOP Creative Agency Surabaya ingin sekali ajak teman-teman UMKM dan family business Indonesia untuk belajar tentang success story local brand di Indonesia. Biasanya bahas top brand atau brand yang sudah legend, tapi kali ini FULLSTOP Branding Agency Surabaya ingin ajak kalian untuk lesson-learned dari local brand yang niche bisnisnya unik, kreatif dan cukup inovatif.
Kedua local brand yang akan FULLSTOP Branding Indonesia bahas ini juga tentunya berangkat dari UMKM, sama seperti bisnis kalian yang tentunya juga mengawali baby steps-nya dari rintisan, tapi yuk kali ini belajar dari local brand yang concern terhadap niche bisnisnya sendiri. Apa aja sih brand yang dimaksud?
Seperti yang sudah FULLSTOP Creative Agency Indonesia spill dikit di awal, kedua local brand ini cukup concern dengan niche-nya. Sama-sama ingin mengajak target market untuk menjaga bumi, keduanya menentukan bahan dasar produk yang ramah lingkungan. Pertama, ada Dus Dus Duk. UMKM asal Surabaya ini cukup concern dengan sampah dekorasi yang susah untuk diurai dan justru menambah pencemaran lingkungan. Kedua, ada Bell Living Lab asal Bandung yang kreatif mengubah sampah kulit kopi jadi produk fashion menarik.
Seolah mengkampanyekan “ramah lingkungan”, menurut FULLSTOP Branding Agency Indonesia keduanya justru punya keunikan masing-masing. Penasaran nggak sih, UNIKnya seperti apa? Sini-sini FULLSTOP Branding Indonesia jelasin!
Dus Duk Duk: Dari Kardus, Jadi Dekorasi Ramah Lingkungan
Berangkat dari tugas akhir kuliah mahasiswa Desain Produk Industri ITS, Dus Duk Duk mulai dikembangkan. Melansir dari GNFI, keempat mahasiswa Despro ITS tersebut jugalah yang menamai brand ini karena produk pertama buatan mereka adalah kursi dari kardus (makna Dus Duk Duk: Kardus untuk Duduk). Di benak Angger, Arief, Odi, dan Indra pada saat mengerjakan tugas akhir tersebut, hasil karya mereka seharusnya bisa dikembangkan lagi.
Mulailah untuk mengajukannya melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) di kampus. Dari situ, mereka mendapatkan dana hibah untuk kemudian juga mulai menjalankan pengembangan bisnis Dus Duk Duk. Berdiri sejak 11 tahun lalu, hari ini Dus Duk Duk juga membuktikan bahwa local brand yang ramah lingkungan dapat bersaing sehat dengan brand lainnya tanpa menghilangkan niche bisnis mereka. Karena produknya cukup kreatif, maka Dus Duk Duk juga sering ikut serta dalam pameran seni baik skala regional maupun nasional. Keikutsertaan mereka inilah pula yang mengawali bahwa produk ramah lingkungan juga patut punya ruang, dan mulai banjir orderan.
Mengenalkan diri sebagai brand furniture dari kardus, Dus Duk Duk juga menyuarakan bahwa bahan furniture dan dekorasi dari limbah kayu serta styrofoam akan mengalami proses yang lama untuk terurai. Dengan memanfaatkan limbah kardus, pengurangan jumlah limbah juga termasuk upaya melindungi kesehatan bumi ke depannya. So, apa sih strategi branding dan strategi pemasaran Dus Dus Duk yang bisa teman-teman UMKM dan bisnis keluarga Surabaya pelajari?
View this post on Instagram
Source: Official Instagram Dus Dus Duk
FULLSTOP Branding Indonesia perhatikan, Dus Dus Duk membangun brand image-nya sebagai Creativepreneur yang dapat bekerjasama melalui beragam project. Dibalik building brand-nya, Dus Duk Duk sekarang juga lebih aktif untuk menawarkan dekorasi berbagai macam event dengan instalasi yang ringan dan juga peduli lingkungan. Nggak puas sampai di situ saja, Dus Duk Duk juga punya memakai strategi pemasaran diferensiasi produk untuk memperluas pasar lho!
Terdapat sister brand mainan dari kardus, dan custom packaging unik yang juga sedang dibangun Dus Duk Duk. Next, kita beralih ke Bell Living Lab. Siapkah teman-teman UMKM dan family business Surabaya membaca keseruan ceritanya?
Bell Living Lab: Berkarya Melalui Sampah Kulit Kopi
Yang membuat FULLSTOP Creative Agency Surabaya jatuh hati dengan Bell Living Lab ada pada ide utamanya. Dari limbah kopi yang ramah lingkungan, bisa jadi banyak varian produk, yang bahkan mungkin jarang terpikirkan oleh banyak orang. Melansir dari Sokoguru, di bawah PT. Kurva Lonceng Khatulistiwa, Arka Irfani selaku owner Bell Living Lab ternyata mengawali perjalanannya dengan melakukan riset untuk kemudian dapat menghasilkan biomaterial berupa limbah kopi.
Berdiri sejak tahun 2020, biomaterial yang dihasilkan Bell Living Lab cukup beragam. Pertama, lembaran kulit vegan dari coffee pulp waste (limbah kulit kopi). Kedua, C-Flex pengganti cork yang terbuat dari husk dan coffee pulp waste (limbah kulit kopi). Serta yang terakhir, Kalpa berupa panel padat dari husk dan coffee ground waste (limbah bubuk kopi hasil brewing).
Produk yang dihasilkan Bell Living Lab dari biomaterial tersebut berupa dompet, tas, sepatu, serta furniture seperti kursi, mini table yang cukup estetik. Menurut FULLSTOP Branding Agency Surabaya, Bell Living Lab serupa paket lengkap local brand yang INOVATIF. Nggak hanya dalam menentukan bahan dasar saja, tapi juga produk yang dihasilkan juga cukup unik dan otentik. FULLSTOP Branding Indonesia juga nggak heran jika Bell Living Lab selalu mendapatkan award karena niche bisnisnya yang cukup kuat.
Strategi branding dan strategi pemasarannya juga cukup aktif melalui social media activation dan beragam kolaborasi. Contohnya kolaborasi dengan fashion designer ini:
View this post on Instagram
Source: Official Instagram Bell Living Lab
Niche Bisnis Adalah KUNCI
Apa pelajaran utama yang dapat teman-teman UMKM dan family business owner pelajari dari brand analysis FULLSTOP Creative Agency Surabaya hari ini? Menurut FULLSTOP Branding Agency Surabaya, tentu dari bagaimana niche bisnis keduanya bisa sangat kuat dan berdampak bagi brand recognition masing-masing.
Nggak cukup hanya unik, tapi menurut FULLSTOP Branding Indonesia poin ini juga membawa teman-teman untuk mencari poin lain seperti contohnya ‘ramah lingkungan’ dari local brand eco-friendly berikut. Sehingga saat brand kalian ditemukan target market, maka niche yang BEDA seperti ini tentu akan mudah diingat dan membekas di benak audience.
Gimana nih dengan niche bisnis kalian? Sudah siap di-sharingkan ke FULLSTOP Creative Agency Indonesia belum? FULLSTOP Branding Agency Indonesia selalu SIAP jadi partner untuk mengembangkan bisnis teman-teman lhooo~