Local Brand Indonesia vs Import: Pelajari Strategi Branding AvianBrands & Dulux
Pasti teman-teman nggak asing dengan kedua TOP BRAND cat satu ini.
Namun FULLSTOP Branding Agency Indonesia ingin ajak teman-teman UMKM dan family business owner kenalan dulu dengan diferensiasi produk keduanya, sebelum kita analisa bersama masing-masing strategi brandingnya ya!
Memangnya Avian Brands hanya spesialisasi pada cat tembok atau terdapat jenis cat lainnya sampai berhasil jadi brand legend? Bagaimana dengan Dulux dengan taglinenya “Let’s Colour”?
Melansir dari Official Website Avian Brands diferensiasi produk terlihat sangat detail dibagi ke dalam kategori ‘berdasarkan solusi’ dan ‘berdasarkan kategori’. Menurut FULLSTOP Branding Surabaya brand lokal yang legend satu ini memang cukup menonjol untuk menawarkan beragam solusi dari konten Instagramnya. Dari mulai solusi untuk rumah, furniture, ramah lingkungan, sampai otomotif, Avian Brands terlihat ingin menjadi solusi untuk setiap permasalahan target marketnya.
Hampir sama dengan Avian Brands, Dulux juga menyediakan banyak varian produk. Namun perbedaannya ada pada spesifikasi variannya. Dulux memang lebih sedikit dalam hal spesifikasi produk, namun melansir dari Top Brand Awards kedua brand ini memang menjadi top brand selama setahun terakhir.
Riset inilah yang bikin FULLSTOP Creative Agency Surabaya penasaran dengan strategi branding kedua brand ini. Apa sih yang bikin keduanya juga sukses jadi BRAND LEGEND?
Yuk pelajari bareng FULLSTOP Branding Agency Indonesia!
Avian Brands: Selalu Sibuk PDKT ke Audience
Belajar dari perjalanan Avian Brands, brand lokal yang pabrik pertamanya berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur ini memang cukup menarik. Strategi membangun brand dan marketing strategy Avian Brands melansir dari Official Website Avian Brands menurut analisa FULLSTOP Branding Surabaya di awal memang terlihat lambat, namun proses lambannya ini justru merupakan percepatan distribusi yang dibangun oleh Head of Marketing Avian Brands sendiri.
Berawal dari satu pabrik, kemudian berkembang dan tersebar di seluruh Indonesia bukanlah perkembangan bisnis satu atau dua tahun saja ya, teman-teman. Belajar dari Avian Brands dimulai dari tahun 1978, brand legend satu ini juga merupakan family business yang success story-nya dapat diaplikasikan lho teman-teman! Dibangun oleh Soetikno Tanoko, di tahun 2000 cucu ketiganya Ruslan Tanoko mulai ikut membangun divisi marketing dan sales. Disusul cucu berikutnya tahun 2009, Robert Tanoko juga ikut bantu dalam bidang operasional Avian Brands. Di tahun yang sama, family business Avian Brands juga membangun sister company PT. Tirtakencana Tatawarna yang berjalan sebagai perusahaan distribusi.
Dimulai dari perjalanan awalnya saja, Avian Brands seperti analisa FULLSTOP Creative Agency Surabaya di intro artikel ini memang hobi dalam hal percepatan pendistribusian dan mendekati audience-nya dengan skala yang lebih luas. Cukup terlihat juga untuk brand awareness yang dibangun melalui social medianya, Avian Brands aktif menjalankan brand activation melalui event dan Corporate Social Responsibility (CSR).
View this post on Instagram
Source: Official Instagram Avian Brands
Selain dapat menjadi experience marketing, menurut FULLSTOP Branding Indonesia marketing strategy include branding strategy yang dijalankan Avian Brands ini memang dikemas menjadi program CSR sekaligus event competition yang menarik. Nggak puas ‘PDKT’ dengan offline marketing, Avian Brands meskipun brand legend juga menunjukkan keaktifannya menjalankan digital marketing. Melalui social media activation berupa Quiz Giveaway menurut FULLSTOP Branding Indonesia, Avian Brands menunjukkan upayanya agar tetap konsisten berinteraksi dengan target marketnya.
Nggak heran kan, kalau percepatan jangkauan, distribusi, tingkat membangun interaksi ternyata juga dapat menghasilkan kesuksesan seperti ini teman-teman?
Dulux Juga Selalu Ajak “Let’s Colour” dengan USP-nya
Lain halnya dengan Dulux, brand asal Belanda ini memang lebih legend dibangun pada tahun 1971 di bawah naungan PT. ICI Paints Indonesia. Melansir dari Official Website Dulux, brand legend cat tembok satu ini memang sama-sama terbangun dalam distribusi yang cepat, dengan skala yang berbeda.
Tersebar di 80 negara dengan 55.000 karyawan, Dulux memang telah populer sejak tahun 70-an. Namun, branding strategy yang cukup kontras dengan Avian Brands ada pada building brand image-nya. Menurut FULLSTOP Branding Indonesia Dulux tidak fokus untuk “PDKT” seperti Avian Brands, namun Dulux lebih fokus untuk konsisten membangun brand image yang elegan, eksklusif, dan mewah.
Di setiap boost awareness yang dijalankan melalui social medianya, Dulux ingin tetap menjadi brand yang cocok untuk kebutuhan interior “megah” dan terpercaya. Konsisten memberikan display produk melalui social media activation, Dulux memang lebih meningkatkan skala branding strategy daripada marketing strategy secara online.
Meskipun begitu, brand legend satu ini, menurut FULLSTOP Branding Surabaya telah banyak ikut andil di beberapa bangunan baik tempat ibadah maupun instansi di Indonesia. Terlihat dari track record-nya satu ini sepertinya Dulux lebih banyak menjalankan partnership agar marketing “word-of-mouth”-nya juga tetap berjalan melalui banyak kerjasama.
Keduanya Sama-Sama Bisa Diaplikasikan untuk Lini Bisnis Apapun
Nggak bosan FULLSTOP Branding Agency Indonesia sampaikan bahwa apapun brand analysis yang di-share jangan dijadikan patokan atau seolah keberpihakan strategi ya, teman-teman.
Keduanya sama-sama berhasil kuncinya juga ada pada disiplin, konsisten, dan keberanian Top Management dan Head of Marketing masing-masing brand. Satu hal kuncian yang FULLSTOP Creative Agency Surabaya pelajari dari brand legend adalah: KONSISTENSI.
So, coba tebak. Adakah client FULLSTOP yang usia bisnisnya termasuk legend?