Evolusi Ide Hampers Lebaran: Mulai dari Parcel sampai Pouch Lebaran

Evolusi Ide Hampers Lebaran: Mulai dari Parcel sampai Pouch Lebaran

Posted by Fullstop Indonesia on 27 March 2024

Kira-kira pernah nggak sih terbersit di benak teman-teman, sejak kapan ya hampers lebaran ada dan jadi tradisi di Indonesia?

Dan, seperti yang kita ketahui, selain jadi tradisi imbas mengikuti perkembangan zaman, ternyata saling mengirimkan bingkisan di Hari Raya Idul Fitri ini juga jadi peluang bisnis yang menguntungkan, lho! Seperti bagaimana tradisi batik bisa jadi peluang bisnis mulai UMKM sampai international brand, tradisi “Minal Aidin Wal Faizin” dengan hampers ini juga menjadi salah satu warisan budaya tak nyata yang merupakan ladang peluang bisnis besar di Indonesia! Wow, kebayang nggak sih sebuah tradisi bisa jadi peluang bisnis?

Tentu saja ada banyak banget tips & trick untuk memanfaatkan momen bagi-bagi hampers di bulan Ramadan. FULLSTOP Branding Agency Surabaya sudah pernah bahas beberapa kali juga. Salah satunya, yang tentu family business owner sudah pada tahu, adalah membuat planning dari jauh-jauh hari. Mulai dari planning produk apa yang akan dijual di bulan Ramadan, planning strategi branding dari jauh-jauh hari juga, dan tentu saja meningkatkan marketing strategy baik secara offline maupun social media activation untuk menjamin naiknya penjualan hampers di momen-momen ini.

Yap, karena bagi-bagi hampers tema Ramadan/Lebaran ini tidak terjadi sepanjang tahun dan secara eksklusif hanya ada di periode 1 bulan suci ini saja, maka sangat penting bagi family business owner (termasuk branding agency / creative agency yang membantu social media activation brand / UMKM) untuk mempersiapkan semuanya dari jauh-jauh hari. Supaya apa? Tentu saja supaya marketing activation di bulan Ramadan berjalan optimal! Dan ketika sudah ada planning yang matang, marketing strategy & branding strategy yang teman-teman family business owner tidak akan hanya sekedar WACANA saja… tapi benar-benar bisa terlaksana secara rapi. Hampers pun ludes sampai habis!

Nah, di tengah-tengah sengitnya persaingan hampers Idul Fitri di market Indonesia, akhirnya banyak bermunculan inovasi-inovasi serta trend-trend baru. Dan trend ini tentu saja tidak muncul dengan sendirinya, melainkan dari usaha branding atau marketing family business owner yang ingin produknya lebih menonjol – alias memiliki unique selling point, sehingga target market akan berpindah hati untuk memilih hampers buatan brand family business atau brand tersebut.

Sebelum bahas perkembangan hampers lebaran, FULLSTOP Creative Agency Surabaya mau ajak teman-teman napak tilas sejenak yuk, soal perkembangan hampers (dulu sering disebut parcel) ini!

Perkembangan Hampers Lebaran di Indonesia

Melansir dari Republika, tradisi saling memberi bingkisan ternyata telah ada sejak zaman feodal. Para bangsawan sejak dulu memang terbiasa untuk memberi bahan pokok atau makanan untuk buruhnya. Berawal dari masyarakat pertanian yang membawa tradisi ini, munculnya kaum industrialis ternyata tidak membuat tradisi satu ini hilang begitu saja.

Oleh para kaum industrialis, tradisi memberikan pekerjanya bingkisan di momen Idul Fitri juga dilanjutkan hingga berubah juga ke dalam medium berbeda berupa uang seperti THR (Tunjangan Hari Raya).

Selain berangkat dari zaman feodal yang dibiasakan oleh para Bangsawan pada buruhnya, melansir dari Good News From Indonesia berikut, masyarakat Indonesia sejak abad ke-16 juga terbiasa berbagi makanan.

Terlihat dari penjelasan Good News From Indonesia berikut, nama lain dari hampers atau parcel pada infografis tersebut merupakan ‘hantaran’ untuk raja, kemudian saat hasil panen raja bergantian perlu memberikan ‘hantaran’ ini ke rakyatnya. Masuk di zaman kolonial, masyarakat Indonesia juga punya tradisi saling mengantarkan makanan dalam bentuk rantang sebagai hantaran lebaran.

Pada pemberian inilah setiap individu akan merasa sungkan saat mengembalikan rantang dengan kondisi yang kosong. Maka, budaya ini menjadi berkelanjutan hingga di masa kolonial keluarga Eropa juga turut memberikan kue-kue kering untuk keluarga pribumi priyayi.

So, menurut FULLSTOP Branding Agency Surabaya bermula di masa inilah parcel kue kering dikenal masyarakat Indonesia. Kemudian perkembangan bingkisan / hantaran makanan mulai dari rantang, parcel sampai hampers juga menjadi budaya di momen Idul Fitri hingga hari ini.

Hanya Brand Muslim-Related yang Sukses Jualan Hampers: True or False?

Mengingat momen yang mana kebutuhan dan juga spesifikasi target market berfokus pada umat muslim di Indonesia, menurut FULLSTOP Creative Agency Surabaya, penting untuk kita luruskan pertanyaan satu ini.

Apakah hampers lebaran hanya dapat diaplikasikan pada beberapa lini bisnis saja?

Well, menurut FULLSTOP Branding Agency Surabaya, karena perkembangannya sekarang ini cukup beragam, hampers Ramadan / Lebaran / Idul Fitri jadi lebih fleksibel. Jadi, jawabannya adalah TIDAK. Justru sangat bisa sekali bagi teman-teman family business owner atau pegiat UMKM kalau ingin mengonsep varian produk Hampers Lebaran yang disesuaikan dengan USP brand. Apalagi, zaman sekarang ini semakin banyak Gen Z alias anak-anak muda yang juga mulai memasuki fase bagi-bagi hampers ke teman-teman atau kerabat juga. Berbeda dari generasi sebelumnya, justru produk-produk yang unik (tidak harus muslim-related) memiliki kesempatan untuk tampil unggul di target market satu ini.

Selain itu, tendensi “saling memberi bingkisan spesial” satu ini sepertinya menjadi pandangan objektif yang tidak menutup banyak lini bisnis untuk “join the trend” menyediakan hampers lebaran yang intinya sebagai hadiah lebaran. Teman-teman family business owner atau pegiat UMKM pun jadi lebih leluasa deh, tidak harus menawarkan produk hampers berupa makanan / minuman. Juga tidak harus menawarkan produk berupa alat ibadah atau kue kering lebaran. Benar-benar BEBAS, hadiah bisa berupa APA SAJA karena interest target market yang begitu LUAS!

Di zaman 4.0 sekarang ini, semua jenis produk dapat dikreasikan menjadi produk hampers yang menarik dengan tetap memperhatikan target market dari bisnis teman-teman.

Seperti yang dilakukan FULLSTOP Creative Agency Surabaya untuk salah satu client brand development dan social media activation – My Yellow Duckling.

Di lebaran kali ini, FULLSTOP sebagai branding agency dan social media agency yang handle My Yellow Duckling telah melakukan social media activation untuk Hampers Itik yang cukup unik. Menjadi rahasia umum jika hampers lebaran menjadi peluang besar di peak season sepanjang bulan puasa sampai Idul Fitri. FULLSTOP dan My Yellow Duckling juga nggak ingin skip gitu aja nih kesempatan emas satu ini.

Source: Official Instagram My Yellow Duckling

Berbeda dari hampers pada umumnya, My Yellow Duckling launching varian hampers dalam bentuk pouch hampers lebaran / pouch lebaran seperti ini. Isiannya pun tidak kalah unik. Bukan makanan, minuman, atau kue kering, tapi pouch hampers My Yellow Duckling ini berisikan body care, boneka-boneka yang “gemoy”, dan sticker yang kalau kata anak-anak TikTok zaman now, “sticker kiyowo”. Dengan varian yang unik & kemasan pouch unik, FULLSTOP mengemas pesan ini dalam bentuk konten Reels dan berhasil VIRAL!

Viral Marketing di Instagram Reels

Sales Conversion Imbas Social Media Activation

Source: Official Instagram My Yellow Duckling

Konten reels yang highlight salah satu packaging hampers My Yellow Duckling mirip dengan bungkus Ind*mie ini, berhasil mendapatkan viewers sebanyak 5,9 JUTA!

Keren nggak sih?

FULLSTOP Branding Agency Surabaya ikut bangga brand family business asal Surabaya ini bisa mendapatkan brand recognition yang benar-benar besar banget di Ramadan tahun 2024 ini. Dan tentu saja, seperti pepatah FULLSTOP Branding Indonesia, yang namanya branding itu bukan INTANGIBLE kok. BRANDING IS TANGIBLE.

Terbukti dari case study viral marketing dan social media activation My Yellow Duckling ini, branding sukses membawa kenaikan pada sales hampers lebaran!

Dari contoh yang FULLSTOP Creative Agency Surabaya paparkan berikut, terbukti kan social media activation itu punya efektivitas yang sangat tinggi ke penjualan. Tanpa perlu banting-bantingan harga pun, penjualan hampers bisa tetap bagus bahkan mengalami kenaikan kalau brand family business atau UMKM rutin melakukan branding dan social media activation seperti yang dilakukan My Yellow Duckling ini.

Dan dari contoh ini juga, terbukti kan kalau setiap bisnis teman-teman family business owner atau pegiat UMKM juga bisa mengembangkan dan mengkreasikan hampers lebaran TANPA perlu jualan makanan, minuman, atau kue kering lebaran. Produk apa pun, asalkan tetap relate dengan USP dan kebutuhan target market teman-teman… bisa kok sukses juga!

Okay, sampai di sini dulu sharing FULLSTOP Branding Indonesia yang hari ini sharing sedikit insight branding & marketing hampers lewat case study brand family business My Yellow Duckling.

Buat teman-teman family business owners atau pegiat UMKM yang juga jualan hampers lebaran, bagaimana nih performa branding dan sales sejauh ini?

Semoga hasilnya bagus-bagus ya…

Dan sebelum FULLSTOP Branding Indonesia harap insight hari ini membantu teman-teman untuk semakin meningkatkan sales hampers tahun ini mau pun tahun-tahun ke depan.

Back To List Blog