Apa Sih Bedanya Logo dan Maskot pada Sebuah Brand?

Apa Sih Bedanya Logo dan Maskot pada Sebuah Brand?

Posted by Fullstop Indonesia on 10 June 2023

Logo dan maskot menjadi sebuah representasi dari branding strategy dan marketing strategy sebuah brand. Keduanya tentu memiliki fungsi dan peranan masing-masing dalam proses brand development, brand activation, dan marketing strategy yang akan dijalankan oleh sebuah bisnis.

Hakikatnya, logo adalah branding dan marketing tool yang digunakan agar target audience MUDAH MENGIDENTIFIKASI brand bisnismu dengan brand bisnis-bisnis lainnya. Entah identifikasi itu berupa gambar, text, dan lain sebagianya (akan FULLSTOP jelaskan di artikel hari ini), logo adalah representasi BISNIS ANDA di mata target audience.

Sedangkan maskot adalah branding & marketing tool untuk MEMPERKUAT BRAND IDENTITY di tengah hiruk-pikuk kompetisi market. Maskot berfungsi untuk memperjelas perbedaan antara brand bisnis anda dengan brand bisnis kompetitor, supaya lebih menarik perhatian target audience.

Sampai di sini, paham kan perbedaan fungsi dan peranan logo dan maskot pada sebuah brand?

Nah sekarang pertanyaannya, what constitutes a logo? And what constitutes a mascot?

Alias batasan-batasan mana yang logo dan mana yang maskot itu seperti apa sih?

Well, FULLSTOP Branding Surabaya sebagai creative agency dan branding agency Indonesia yang sudah aktif bergerak di bidang brand development selama 11 tahun lebih, FULLSTOP Branding Indonesia akan share sedikit beberapa fakta tentang logo & maskot yang kamu wajib tahu. Karena keduanya adalah elemen penting yang perlu diperhatikan dan sangat berpengaruh dalam branding & marketing strategy. Bahkan sampai ke colour palette social media activation juga! Yap, sedetail itulah memang visual dari sebuah design logo dan design maskot; dan seberpengaruh itu juga terhadap kecenderungan pengunjung dan pengguna pada sebuah brand.

Maka dari itu, ketika FULLSTOP Branding Indonesia sedang melalui proses brand development (seperti yang FULLSTOP Branding Surabaya kerjakan untuk Wizzmie sebagai official branding agency dan social media management agency), Art Director dan Graphic Designer in charge pastinya akan melalui proses yang benar-benar kreatif dan memerlukan pemahaman target audience supaya bisa memberikan hasil design yang PAS dan SESUAI dengan brand identity yang diharapkan.

Tak perlu berlama-lama lagi, yuk simak artikel di bawah untuk belajar mengidentifikasi perbedaan logo & maskot, serta memahami masing-masing fungsinya untuk brand activation dan marketing strategy!

Logo

Logo merupakan salah satu elemen bisnis yang cukup penting untuk menjalankan branding strategy. Melalui logo, bisnis atau brand anda dapat dipersepsikan sesuai dengan brand identity yang memang ingin anda highlight menjadi USP. Dengan logo, anda juga sekaligus melakukan brand awareness melalui konten-konten official account business anda.

Melansir dari Passion Designs, bentuk logo terbagi menjadi 6 jenis:

  1. Abstrak

Logo jenis ini berbentuk abstrak namun tetap mewakili representasi brand dan bisnis anda. Contohnya seperti logo Pepsi berikut. Logo dengan 3 warna ini melambangkan negara Amerika Serikat dan didesign hingga mencapai Golden Ratio yang juga memiliki representasi atas banyaknya ekspresi penikmatnya dari sebuah logo berbentuk globe yang dinamis satu ini. Mengapa sih logo harus mencapai golden ratio? Golden ratio berfungsi untuk menciptakan bentuk logo yang komposisinya seimbang, sehingga saat seseorang melihatnya untuk pertama kali, maka mereka bisa langsung memahami representasi apa yang ditonjolkan melalui logo tersebut.

Source: Pin Home

Logo Pepsi berikut berbentuk seperti globe dengan garis lengkung dan warna putih di bagian tengah. Mengapa demikian? Terdapat tarikan gravitasi yang menjadi relevan untuk diaplikasikan pada logo Pepsi. Tarikan gravitasi ini yang menjadi proporsi logo Pepsi agar tetap relevan dari waktu ke waktu (dinamis). Hal ini ditonjolkan agar Pepsi juga tetap relevan diminum kapan dan di mana saja. 

Source: Golden Ratio

  1. Kombinasi

Logo jenis ini merupakan logo yang visualnya terdiri dari gabungan beberapa varian bentuk logo abstrak, wordmark, lettermark, emblem dan pictorial mark. Contohnya seperti logo YouTube berikut. Logo ini terdiri dari pictorial mark dan wordmark. Melalui pictorial mark dengan bentuk play button seperti ini, tentunya hal ini secara TIDAK SADAR akan merepresentasikan produk yang YouTube tawarkan sendiri.

Video online yang dapat diakses secara GRATIS oleh siapapun, telah direpresentasikan melalui pictomark pada logo ini. Dan wordmark di sampingnya sebagai pengingat bahwa brand ini bernama YouTube. Simpel dan mudah diingat menjadi kunci dari logo ini agar tetap dicari oleh target marketnya.

Source: E Digital Agency

  1. Wordmark

Lain halnya dengan logo Coca Cola yang tergolong dalam bentuk logo Wordmark, Coca Cola memiliki logo yang berbentuk nama brandnya sendiri. Meskipun secara penataan logo sempat berubah, namun Coca Cola tetap konsisten dengan warna merah dan putihnya. Kenapa yah?

Yap, dari hasil observasi FULLSTOP seperti yang sudah dimention di awal artikel ini, penentuan warna juga termasuk dalam hal yang penting dipertimbangkan. Merah merupakan warna untuk merepresentasikan semangat dan passionate, inilah alasan mengapa logo Coca Cola juga konsisten. Salah satu minuman karbonasi populer satu ini juga ternyata konsisten dalam hal merepresentasikan brand valuenya ke dalam satu warna.

Source: Boombastis

  1. Lettermark

Berbeda dengan Wordmark, Lettermark merupakan varian logo berupa singkatan atau inisial dari brand itu sendiri. Contohnya seperti logo IBM berikut. Jika dipelajari, logo IBM ini sebenarnya merupakan logo dengan font jenis Sans Serief yang utuh dengan warna birunya. Namun mengapa harus terdapat garis-garis putih yang membuat logo ini terkesan tidak utuh?

Perhatikan garis putihnya di bagian logo berikut, di kanan bawah. Apakah menemukan sebuah tanda yang muncul? Yap, IBM merepresentasikan dirinya sebagai sebuah perusahaan IT yang menonjolkan kesetaraan. IBM ingin dikenal sebagai IT Company yang tidak mendiskriminasi penggunanya. Dengan konsistensinya menggunakan logo ini, maka brand ini juga tetap relevan dipakai kapan saja dan di tahun berapapun.

Source: Saifurrahman Blogspot

  1. Emblem

Logo yang berbentuk emblem merupakan padanan dari nama brand dan beberapa bentuk simbol atau icon yang mengelilingi atau ada di sekitar nama brand itu sendiri. Seperti logo Harley Davidson ini. Tidak melakukan banyak perubahan pada logonya, membuat Harley Davidson jadi lebih mudah dikenal. Bentuk tameng di bagian belakang dan persegi panjang di depannya ini merepresentasikan makna tegas dan menarik untuk siapa pun yang memakai Harley Davidson. Ternyata kesan kejantanannya memang muncul dari logo ini, yah. Cukup menarik!

Source: Wikipedia

  1. Pictorial Mark

Nggak kalah unik dengan logo-logo lainnya, logo dengan bentuk Pictorial Mark merupakan logo yang berupa icon atau simbol grafis untuk melambangkan nama brand itu sendiri. Contohnya seperti logo Apple ini. Dilansir dari Sangdes, Rob Janoff sebagai kreator yang menggambar logo Apple ini mengaku bahwa logo ini sebenarnya hanya sebuah ketidaksengajaan untuk membuatnya tidak diinterpretasikan sebagai buah ceri. Maka gigitan yang terlihat pada logo merupakan pembeda saja dan agar saat logo digunakan dalam media sekecil apapun, logo ini tetap menonjol.

Begitulah kata Rob Janoff yang diminta menggambar outline apel sederhana hingga menjadi mudah sekali diingat siapapun. Kalau FULLSTOP perhatikan, di antara banyaknya analisa terhadap logo Apple, bentuk yang dipilih Steve Jobs sendiri sepertinya menonjolkan kesederhanaan yang mengikuti nama brand ini sendiri. Terkadang, memilih logo sesederhana mungkin memang bisa jadi branding strategy yang justru mudah sekali diingat oleh siapapun dari masa ke masa.

Source: PNG Wing

Maskot

Walaupun logo sendiri sudah ada banyak banget jenisnya, tapi untuk MEMPERKUAT brand identity dari logo atau brand tersebut, TERKADANG diperlukan yang namanya maskot.

Maskot merupakan penggambaran sebuah brand value ke dalam sebuah karakter (baik itu penggambarannya sebagai karakter seorang manusia, karakter seekor hewan ataupun karakter yang anda ciptakan sendiri dalam sebuah design maskot yang dapat merepresentasikan brand identity brand anda).

Source: Daily Record

Seperti maskot McD bernama Ronald ini. Badut yang menjadi maskot McDonalds ini memang digambarkan dengan keceriaan di setiap ekspresinya. Selain itu warna merah dan kuning di bajunya juga menjadi tanda agar seseorang tetap ingat dengan logo McDonalds. Kenapa ya harus memilih sosok badut untuk sebuah franchise fast food satu ini? Sesuai dengan taglinenya ‘I’m Lovin’ It!’. McDonalds memperkenalkan dirinya untuk menjadi sebuah brand yang happy, funny and so lovely di benak target marketnya. Hal inilah yang juga menjadi pertimbangan Graphic Designer maskot McD untuk mengemas sosok Ronald begitu ceria.

Source: Fullstop Indonesia

Itu pula yang FULLSTOP Branding Indonesia lakukan untuk Wizzmie. Walaupun logonya sendiri sudah sangat self-explanatory (lettermark), FULLSTOP Branding Agency Indonesia menambahkan maskot Wizzie dan Chillie untuk memperkuat brand identity dari Wizzmie. Menggambarkan pemuda yang hobi nongkrong dan hobi nge-mie tapi nggak kuat makan pedas, Wizzmie jadi lebih mudah dikenal dan diidentifikasi oleh target audience berkat adanya maskot yang kocak ini. Dan di mana pun outlet Wizzmie berada, sketsa maskot si Wizzie dan Chillie selalu memenuhi branding dan marketing activation yang dilakukan. Sampai di social media advertising pun juga begitu!

Tapi… bukan berarti semua brand memerlukan maskot.

Nope. Karena tidak semua brand value dan brand identity cocok untuk dilengkapi dengan sosok maskot. Seperti Apple contohnya. Membawa kesan yang minimalis dan elegan, Apple hanya berdiri sendiri menggunakan logo pictorial mark tanpa ada sosok maskot satu pun (Steve Jobs tidak dihitung ya… hehehe).

Logo vs. Maskot

Yap, itulah fakta-fakta yang harus teman-teman ketahui tentang logo dan maskot. Ada banyak banget jenisnya, dan masing-masing memiliki fungsi dan pengaplikan pada brand yang berbeda. Logo adalah brand identity itu sendiri, sedangkan maskot biasanya muncul untuk memantik target market datang menikmati sebuah promosi dan atau dapat menjadi bagian outlet atau toko yang iconic untuk merepresentasikan buyer persona brand itu sendiri.

Dan… ingat.

Logo dan maskot itu tidak harus ESTETIK.

Kalau memang brand value dari bisnismu memang bukan yang menomorsatukan estetika, ya kenapa logo dan maskotnya harus estetik just for the sake of being trendy?!

Seperti yang FULLSTOP Branding Agency Surabaya selalu bilang di setiap artikel, FIND WHAT WORKS FOR YOUR BRAND.

Asalkan logo dan/atau maskot didesign dengan memahami brand value dan target audience, dijamin deh, logo dan/atau maskot akan sangat MEREPRESENTASIKAN bisnis yang anda bangun.

Bagaimana?

Siapkah anda untuk mendesain logo dan maskot yang tepat?

No worries, FULLSTOP Branding Agency Indonesia selalu di sini SIAP membantu anda!

Back To List Blog