Surviving the Digital Era from Branding Agency Point of View

Surviving the Digital Era from Branding Agency Point of View

Posted by Fen-Fen on 24 October 2019

Pada tanggal 29 September lalu, kami mendapat kehormatan untuk berpartisipasi dalam perayaan Hari Jadi Pemprov Jatim ke-74 Tahun 2019. Salah satu dari rangkaian acaranya dikemas dalam bentuk seminar yang diselenggarakan dengan tujuan membangun generasi muda Indonesia dan diberi tema “Penguat Revolusi Mental bagi Generasi Millenial Menuju Indonesia Berkarakter”. Pada kesempatan ini, saya selaku founder FULLSTOP Indonesia mendapat kesempatan untuk sedikit berbagi di hadapan kurang lebih 300 peserta generasi Z yang hadir dan diundang.

Topik yang saya bawakan sangat dekat dengan apa yang kami kerjakan sehari-hari dalam lingkup branding agency. Membawa judul “Surviving the Digital Era”, saya mengajak generasi Z untuk melek terhadap mentalitas yang dibutuhkan dalam dunia kerja yang semakin cepat dengan referensi yang erat kaitannya dengan dunia branding agency. Ada beberapa hal yang terjadi dalam budaya branding agency dan sangat diperlukan dalam membentuk mentalitas yang tepat untuk generation Z  memasuki workforce on the right foot, antara lain:

  1. Revision

Dunia branding dan design nggak akan pernah lepas sama yang namanya revisi yang brutal. Bisa dibilang revisi adalah makanan sehari-hari dari para graphic designers. Dari budaya revisi ini pelajaran yang dapat dipetik adalah ’to fail forward’. Setiap kegagalan yang kita alami bukan alasan untuk berhenti, tapi setiap kegagalan mengajarkan sesuatu agar pada kesempatan berikutnya we can do better. If we shall fail again, we know more the second time so we fail better. Begitu seterusnya hingga kita belajar sangat banyak dan berhasil.

  1. Teamwork

Pernah dengar pepatah yang bilang, “If you want to go fast, go alone. But if you want to go far, go together”? Sama halnya dengan bekerja di branding agency, karya yang semakin baik adalah karya yang dikerjakan secara bersama-sama oleh anggota tim yang memiliki kemampuan berbeda-beda tapi memiliki mindset dan tujuan yang sama. Pun berlaku di dunia kerja, segala pekerjaan yang kita lakukan, kita adalah bagian dari system yang lebih besar. Dengan menjalankan masing-masing fungsi dengan baiklah, roda usaha dapat berputar dengan baik.

  1. Solutional

Salah satu tugas utama dari pekerja kreatif adalah menawarkan jalan keluar bagi masalah yang dihadapi klien. Generasi mudah wajib memiliki pola pikir yang berfokus pada solusi, bukan berlarut-larut dalam masalah. Kebanyakan anak muda jaman sekarang adalah mereka yang memiliki impian besar tapi mudah menyerah. Kenapa? Karena cara pandang yang salah terhadap masalah. Generasi X perlu memiliki optimisme dan keberanian menghadapi segala macam hambatan.

  1. Consistency

We at FULLSTOP are firm believers of consistency. Consistency gets you far; it is what makes you and any brand sustain. Melakukan segala usaha secara terus menerus secara tekun adalah kualitas yang tidak dimiliki banyak orang, terutama generasi millennial yang menuntut segalanya serba instan.

So, do you think you have what it takes to jump into the workforce? Do you think you’ll survive the shifting of the digital era? Milikilah etika kerja yang baik dan konsisten maka kamu akan bertahan.

Back To List Blog