Memahami Sisi Psikologi pada Desain sebuah Logo
Menarik tidaknya logo ditentukan oleh beragam faktor. Bisa jadi warna, bentuk, hingga pemilihan karakter. Namun lebih dari itu, ada hal yang perlu diperhitungkan pula dalam mendesain sebuah logo, yaitu sisi psikologi yang melekat padanya. Psikologi dalam desain logo merupakan salah satu aspek penting di balik proses pembuatan suatu logo. Psikologi ini biasanya gabungan antara bentuk logo serta pemilihan warna yang digunakan.
Logo akan menciptakan persepsi tersendiri pada mata yang melihat. Tugas kita adalah bagaimana membuat logo tersebut sesuai dengan persepsi apa yang ingin kita lekatkan padanya. Pandangan orang yang melihat logo tersebut tentu akan berbeda, sesuai dengan tingkat pengetahuannya. Lalu, bagaimana kita menyamakan persepsi tersebut? Inilah gunanya memahami sisi psikologi pada desain sebuah logo.
Mudah diingat
Apakah logo yang paling mudah Anda ingat? Logo berbentuk seperti tanda centang pada hampir semua merek sepatu olahraga favoritmu ataukah logo berwarna kuning sebagai simbol huruf ‘M’ pada restoran cepat saji yang mendunia? Logo-logo yang sukses menyamakan persepsi pada hampir semua mata yang melihat, kebanyakan pasti memiliki bentuk yang sederhana dan mudah diingat. Logo-logo seperti ini tentunya tidak asal dibuat. Brand-brand ini paham bahwa logo harus mewakili brand yang dinaungi. Karakteristik bentuk dan warna mencerminkan sisi psikologis logo.
Bentuk sesuai dengan karakter brand yang ingin dibangun
Melihat logo dengan bentukan kurva, lingkaran atau bahkan kotak dengan ujung-ujung tajam pasti secara tidak langsung menimbulkan kesan dan persepsi tersendiri. Seperti halnya filosofi lingkaran, bulat telur atau setengah lingkaran yang mewakili sesuatu yang emosional dan saling terkait. Logo seperti ini biasanya digunakan dalam penggunaan logo rumah sakit ataupun organisasi karena bersifat stabil dan memiliki daya tahan, juga mengayomi. Lain halnya dengan logo berbentuk kotak, segitiga atau bentukan tajam dengan ujung presisi. Logo dengan bentukan ini biasanya dimiliki oleh perusahaan atau lembaga. Karena bentukan seperti ini memiliki arti yang tegas, profesional dan efisien. Sama halnya dengan logo yang berbentuk huruf. Jenis huruf yang dipakai, apakah itu serif, sans serif ataupun dekoratif, setiap lengkungan dan ujung tajamnya berpengaruh pada makna keseluruhan logo. Menciptakan citra tersendiri, bagaimana logo tersebut dapat mewakili karakteristik brand yang dibangun.
Pemilihan warna yang tepat
Apa jadinya jika logo sebuah rumah makan cepat saji berwarna hijau muda atau mungkin biru tua? Kemungkinan besar rumah makan tersebut akan kesulitan mencari pasar yang tepat, karena orang sudah tidak tertarik untuk masuk. Tidak ada warna yang menjadi daya pikat ketika orang-orang tersebut merasa lapar. Tidak adanya ambience warna yang tepat saat membangun sebuah brand melalui logo, bisa berakibat fatal. Warna juga mewakili karakteristik brand yang dibangun. Seperti Psikologi Warna dalam Marketing dan Branding yang sudah pernah dibahas pada artikel sebelumnya. Psikologi warna adalah tentang persuasi yang menyentuh sisi psikologi manusia. Sedangkan warna itu sendiri mampu dijadikan sebagai alat untuk mengidentifikasi sebuah brand hingga meninggalkan kesan yang mendalam bagi emosi seseorang.
Jadi sudahkah logo pada brand Anda dibangun dengan psikologi yang tepat untuk menciptakan persepsi yang selaras dengan pasar? Belum terlambat untuk mengubahnya agar brand Anda bisa lebih berkembang dengan baik.