Tonjolkan Brand dengan Brand Personality
Semakin lama persaingan antar brand semakin ketat. Semenjak dunia beralih ke era digital, banyak brand baru yang bermunculan, sementara brand lama terus berbenah agar dapat menguasai pasar yang lebih luas. Pun brand yang sudah terkenal selalu berusaha mempertahankan citranya sehingga tetap jadi top of mind di masyarakat.
Di tengah ramainya geliat persaingan, perkara melakukan branding di Indonesia bisa menjadi sesuatu yang menjebak apabila pemilik brand tidak cerdik dalam mengambil langkah. Hal pertama yang harus diperhatikan sebelum konsisten membranding ialah menentukan seperti apa karakter dari brand tersebut. Istilahnya, mengatur Brand Personality. Jika pemilik brand berpikir bahwa motivasi utama konsumen membeli produk hanya sekadar memenuhi kebutuhan semata, maka bersiaplah untuk tersingkir.
Berbeda dengan kondisi saat lima atau sepuluh tahun silam, saat ini pandangan orang terhadap brand sudah mulai berubah. Brand telah menjadi bagian dari gaya hidup. Konsumen memilih brand yang cocok dengan diri mereka, yang sesuai dengan kepribadian mereka, dan yang memberikan nilai-nilai tertentu yang mereka inginkan.
Oleh sebab itu, pemberian karakter untuk branding di Indonesia sangat penting dilakukan supaya tahu ‘brand ini mau dibawa ke mana’. Selain itu, brand dengan karakteristik yang khas juga memberikan berbagai keuntungan seperti berikut ini:
Brand lebih mudah dikenali dan diingat
Brand yang punya karakter unik atau berbeda akan mudah untuk dikenali dan diingat. Bahkan jika brand itu tidak punya karakter spesifik, konsumen tetap akan menciptakan persepsinya sendiri berdasarkan apa yang dia lihat dan rasakan. Jadi, karakter brand sebaiknya sudah ditentukan sejak awal agar kesan yang ditangkap konsumen sesuai dengan keinginan.
Konsumen mempercayai brand yang kuat dan jujur
Konsumen cenderung lebih mempercayai brand yang karakternya kuat dan terkesan jujur. Karakteristik pada brand membuat konsumen terkoneksi secara emosi melalui tampilan, style, ataupun atmosfer feed di media sosial. Namun perlu diingat, brand juga harus konsisten dalam menunjukkan karakteristiknya. Misal, brand sepatu premium akan ditinggalkan oleh konsumen jika brand ambassador-nya tidak menggunakan model internasional.
Memudahkan targeting, visual design, hingga pemilihan kampanye
Personality bisa dianggap seperti bagian inti dari brand. Jika karakter brand sudah solid, maka urusan targeting serta pembuatan identitas fisik (desain kemasan, foto produk, logo, dll) juga akan jauh lebih mudah dilakukan. Bahkan urusan pembuatan kampanye juga lebih gampang karena karakteristik target marketnya sudah diketahui.
Jalan untuk menciptakan konsumen yang loyal
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, cara konsumen memandang brand sudah jauh berubah. Konsumen lebih selektif, karena mereka mengaitkan brand dengan preferensi pribadi. Jika poin ini dimanfaatkan dengan baik, maka bukan tak mungkin brand tersebut dapat menarik konsumen yang loyal. Dengan karakter yang konsisten, serta didukung dengan konten yang menyentuh interest, hubungan antara brand dan konsumen akan menjadi lebih intim dan bermakna.
Setelah menyimak pembahasan di atas, Fullstopers kini bisa mulai memikirkan dan membenahi karakter brand masing-masing. Apakah sekarang Fullstopers sudah siap terjun dalam persaingan branding di Indonesia?