Injecting Your Personality to Your Products
Coba renungkan ini: apa yang membuat Anda menjalin hubungan dengan seseorang? Pasti alasannya bermacam-macam, mungkin karena dia menyenangkan, mungkin karena dia punya ketertarikan yang sama dengan Anda, atau mungkin karena dia berwawasan luas sehingga Anda selalu belajar hal-hal baru darinya. Ada banyak faktor mengapa kita senang menjalin hubungan dengan seseorang, tapi satu hal paling mendasar yang biasanya dijadikan pertimbangan utama adalah karena personalitasnya.
Pun begitu dengan produk. Agar dilirik dan disukai audiens, sebuah produk tak cuma harus unggul secara kualitas, tapi juga mampu menciptakan, mengkomunikasikan, dan menonjolkan personalitas uniknya dengan efektif. Tidak percaya? Coba tengok produk dari brand-brand yang sudah sangat populer di dunia.
Produk Adidas dicintai karena yang selalu memotivasi dan menginspirasi, produk Dove mendapatkan atensi karena berfokus pada inner beauty, dan produk Victoria Secret dikenal seksi serta sensual. Ketiga produk brand tersebut melakukan pendekatan kepada audiens dengan memanfaatkan sifat-sifat manusia dalam berkomunikasi melalui berbagai media.
Memang, efek yang ditimbulkan tidak bisa diukur secara kasatmata, sebab selayaknya sebuah hubungan, yang berubah adalah hal-hal yang sifatnya intangible. Namun, ada banyak alasan mengapa membentuk personalitas produk baik untuk bisnis Anda, di antaranya: membantu mengkomunikasikan sifat positif produk, membedakan produk Anda dengan kompetitor, serta membangun hubungan berkelanjutan dengan konsumen melalui ikatan emosional, khususnya dalam kegiatan branding di Indonesia.
Lantas, bagaimana cara memasukkan personalitas ke dalam produk untuk kegiatan branding di Indonesia?
Kemaslah sebuah cerita
‘Belilah sepatu ini! Mutu dan kualitas nomor satu!’
‘Sepatumu adalah saksi sejarahmu, karena sepatumu berjalan dan berlari bersamamu’
Bedakan kedua copy di atas. Copy yang kedua tentu lebih menarik, bukan? Copy pertama, selain hardselling, juga tidak menyiratkan personalitas apa pun, dan itu yang menyebabkan produknya terkesan sangat biasa. Sedangkan copy yang kedua membentuk cerita yang mengandung unsur personalitas di dalamnya, yakni kesetiaan, ketahanan, dan petualangan. Sebuah cerita dapat mentransformasikan kata-kata ke dalam konsep yang relevan pada diri konsumen. Selain itu, memanfaatkan konsep ‘bercerita’ dapat menarik perhatian konsumen serta menyentuh sisi emosional.
Sesekali jadilah humoris
Prinsipnya: setiap orang senang jika bisa tertawa. Jadi, mengapa Anda tidak lebih sering membuat konsumen tertawa? Memasukkan humour appeal ke dalam konten promosi produk dapat membantu konsumen mempersepsikan produk Anda secara positif. Selain itu, konten yang lucu mampu menangkap perhatian audiens lebih cepat, menjadikan produk Anda lebih mudah diingat, juga membantu produk Anda terkoneksi secara emosional.
Bereaksi sesuai dengan personalitas yang dibuat
‘Bereaksi’ di sini dapat dijabarkan ke dalam konteks yang lebih luas. Apabila produk Anda adalah produk peralatan dapur yang eco-friendly dan mendukung healthy lifestyle, maka sebaiknya Anda tidak menghadiri sembarang event. Pun di media sosial, Anda harus notice dengan momen-momen yang relevan dengan personalitas produk Anda, seperti Earth Hour, Hari Tanam Pohon, dan sebagainya. Apabila Anda menunjukkan reaksi yang tidak sesuai dengan personalitas produk, maka konsumen pun akan kebingungan.
Bagaimana, FULLSTOPPERS? Personalitas apa yang ingin ditonjolkan pada produk Anda? Dalam menentukan strategi branding di Indonesia, pastikan Anda menonjolkan personalitas yang unik agar konsumen juga semakin tertarik. Setuju?