Benarkah TikTok Akan Diblokir dan Digantikan oleh Rednote?
Melansir dari Kompas, Pemerintah AS sejak 15 Januari 2025 lalu diisukan akan memblokir TikTok dan tidak mendapatkan pengguna dari Negeri Paman Sam tersebut. Hal ini disebabkan karena Mahkamah Agung AS telah menetapkan UU dengan tenggat waktu hingga 19 Januari 2025 untuk TikTok menjual operasionalnya pada Amerika Serikat.
Sejak diisukan berita tersebut, warga Amerika Serikat telah siap “mengungsi” ke aplikasi RedNote. Aplikasi yang juga dibuat oleh Negara Tirai Bambu (China) ini, langsung mendapatkan antusiasme cukup besar dari warga Amerika Serikat meskipun bahasa yang tersedia hanya bahasa Mandarin.
Dari sudut pandang FULLSTOP Creative Agency Surabaya, berita ini benar-benar insightful untuk dipelajari oleh teman-teman UMKM dan family business Surabaya. Mengapa? Terselip strategi branding TikTok dan strategi marketing RedNote yang dapat menginspirasi pengembangan bisnis kalian di dalamnya. Terlepas dari alasan Pemerintah Amerika Serikat memang memblokir TikTok, namun yang menjadi fokus utama FULLSTOP Branding Agency Indonesia pada berita viral ini ada pada peluang dan ancaman yang menumbuhkan strategi branding dan strategi marketing di dalamnya.
Masih melansir dari Kompas, sebanyak 63.000 postingan tentang “Pengungsi TikTok” menjadi welcoming message RedNote pada mereka warga Amerika Serikat. Bayangkan, secepat itu loyal customer TikTok langsung mencari pengganti social media platform “serupa” yang dapat melayani kebutuhan mereka setiap harinya.
So, kenapa sih dua social media platform asal China ini sama-sama punya kekuatan strategi branding dan strategi marketing yang kuat? Gimana sih brand analysis FULLSTOP Creative Agency Indonesia terhadap keduanya?
Sini, belajar bareng FULLSTOP Branding Agency Surabaya, yuk!
Seolah Kompetitor TikTok, Apa Sih Sebenarnya RedNote itu?
Meskipun berasal dari negara yang sama, namun menurut FULLSTOP Creative Agency Surabaya, RedNote menjadi pesaing utama TikTok semenjak berita viral ini sering dibahas netizen. Sebenarnya apa sih RedNote itu?
Source: Suara
Melansir dari RRI, RedNote merupakan social media platform Tiongkok (China) yang dikenal dengan Xiaohongshu. Berbeda seperti TikTok, RedNote juga menyediakan bahasa Mandarin saja dalam penggunaan sistem di dalamnya. Sehingga, saat warga Amerika Serikat menggunakan social media platform ini, perlu belajar step-by-step atau kemampuan dasar berbahasa Mandarin agar dapat menggunakannya.
Dalam hal bentuk atau user interface, RedNote seperti perpaduan antara TikTok dan Instagram. Melansir dari Suara, social media platform yang dulunya bernama Hongkong Shopping Guide ini, di satu sisi punya niche unik yang tidak dimiliki TikTok. Selain sebagai media sosial, RedNote ternyata juga fokus untuk melayani kebutuhan user-nya as e-commerce. Nggak hanya itu saja, RedNote juga menyasar banyak komunitas untuk berkumpul sesuai dengan minat mereka masing-masing. Meskipun hanya menyediakan bahasa Mandarin, namun RedNote tetap diserbu “pengungsi TikTok”, yang bahkan bersedia belajar bahasa Mandarin untuk dapat menggunakan social media platform satu ini.
Apa yang dapat teman-teman UMKM dan bisnis keluarga Indonesia pelajari dari RedNote? Well, menurut FULLSTOP Branding Agency Surabaya social media platform yang fokus hanya untuk warga China (pada awalnya) ini, mendapatkan peluang emas dari diblokirnya TikTok di AS. Dan terbukti bahwa, China menjadi negara yang cukup kuat menjadi pelopor social media platform video berdurasi pendek hingga warga AS cukup jeli mencari penggantinya (mencari pengganti aplikasi di negara asal yang sama).
Belajar Kekuatan Strategi Branding TikTok dari Isu Ini
Nggak sah rasanya jika FULLSTOP Creative Agency Surabaya hanya menganalisa RedNote saja pada artikel brand analysis kali ini. Sebelum membahas pelajaran penting dari berita viral ini, FULLSTOP Branding Agency Indonesia juga ingin menjawab pertanyaan besar sesuai judul artikel ini.
“Benarkah TikTok akan DIBLOKIR?”
Benar, tapi bukan di Indonesia ya teman-teman. Jadi, kalian tetap bisa kok mengembangkan bisnis dengan tenang di TikTok sampai hari ini. Pemblokiran ini berlaku untuk warga Amerika Serikat, karena terdapat peraturan Mahkamah Agung yang harus dipatuhi seluruh warga di sana.
Menurut FULLSTOP Creative Agency Indonesia, berita ini mencuat dengan fakta bahwa meskipun TikTok akan kehilangan penggunanya yang ada di Amerika Serikat, namun respon positif loyal customer-nya justru membuktikan strategi branding yang kuat. Dibuktikan pada pencarian “pengganti TikTok” oleh warga AS sendiri dengan menggunakan RedNote (yang juga berasal dari China). Trust seseorang terhadap brand dapat dilihat pada kejadian ini. Warga AS tidak mencari pengganti dari negara lain, pun tidak mencari pengganti melalui social media yang perbedaannya jauh seperti TikTok.
Masih dari negara pelopor yang sama, dan juga punya niche yang hampir sama, TikTok seolah mampu digantikan oleh keberadaan RedNote bagi warga AS.
Akankah RedNote Menyaingi TikTok Nantinya?
Menurut FULLSTOP Branding Agency Surabaya, bisa saja ya, teman-teman. Apalagi jika RedNote memiliki niche bisnisnya tersendiri. Walaupun awalnya fokus menjangkau audience di China saja, namun karena adanya peluang seperti ini tidak menutup kemungkinan juga untuk RedNote menyaingi TikTok.
Well, dalam persaingan pasar, strategi branding dan strategi pemasaran semuanya punya peluang untuk bersaing secara sehat ya teman-teman. Pun bisnis teman-teman UMKM dan family business Indonesia yang siap lebih berkembang di 2025 ini. Sudah siapkah kalian untuk berkembang bersama FULLSTOP Creative Agency Surabaya tahun ini?