3 Tips Ciptakan “Hook” yang Bikin Audience Susah Move-On!

3 Tips Ciptakan “Hook” yang Bikin Audience Susah Move-On!

Posted by Fullstop Indonesia on 04 December 2024

Siapa di antara teman-teman UMKM dan family business Surabaya yang sudah nggak asing dengan istilah satu ini?

Melansir dari Medium, Hook merupakan skema dari copywriting menurut Russel. Menurutnya, flow copywriting yang menarik terdiri dari 3 bagian. Pertama hook, kedua story, lalu kemudian offer. Menurut FULLSTOP Branding Agency jika dianalogikan, maka hook serupa dengan “umpan”.

Hook jugalah yang menentukan menarik tidaknya sebuah copywriting dan konten yang teman-teman sajikan. Dari 5 detik pertama saja menurut FULLSTOP Creative Agency Surabaya, marketing strategy atau branding strategy teman-teman akan menemukan nasib terbaiknya.

Akankah berhasil boost awareness?

Akankah juga berhasil membangun interaksi dengan audience?

Atau bahkan, berhasil mendatangkan sales?

Yap, dari sebuah “hook”, teman-teman UMKM dan bisnis keluarga Indonesia akan menyadari bahwa first step satu ini cukup URGENT dan PENTING diperhatikan. Well, tapi sebelum bahas tipsnya lebih dalam, FULLSTOP Branding Agency Indonesia ingin ajak teman-teman untuk kenal lebih dulu hook pada copywriting dan konten.

Hook pada Copywriting

Hook cukup sering FULLSTOP Creative Agency Surabaya perhatikan sebelum menyajikan konten-konten client. Headline copywriting yang akan disajikan tentu perlu filtering yang cukup detail sebelum akhirnya dibaca oleh target market.

Bahkan, menurut FULLSTOP Branding Agency hook jugalah yang melahirkan sebuah interaksi karena tentunya akan memunculkan persepsi dan ekspektasi dari audience. Perbandingannya seperti ini, teman-teman:

Source: Official Instagram Leble Boulengarie

Baguette dari Leble berikut tentunya jadi lebih mudah dikenali dengan copywriting yang juga disertakan. Bagaimana dengan konten seperti ini?

Source: Official Instagram Leble Boulengarie

Bukankah jika tanpa copywriting maka yang muncul hanyalah sekadar “atensi”? Meskipun demikian, bukan berarti FULLSTOP Creative Agency Surabaya claim bahwa setiap konten memerlukan copywriting ya, teman-teman.

Tim Ads Management FULLSTOP terkadang juga boost awareness client melalui ads dengan konten foto produk saja kok. Konteks dari menggunakan atau tanpa copywriting bebas teman-teman gunakan untuk setiap konten. Penekanan di sini yang FULLSTOP Branding Agency Indonesia maksud ada pada perbedaan saat konten disertakan dengan copywriting dan tidak, agar teman-teman juga paham fungsi hook itu sendiri.

Hook pada Konten

Nggak hanya pada copywriting saja, tapi hook juga bisa teman-teman UMKM dan family business Surabaya tentukan pada konten video. Sama halnya dengan flow copywriting yang menarik menurut Russel, konten dengan audio dan visual tentu juga punya space lebih banyak untuk menyajikan story dan offering yang menarik.

Dari konten jenis ini juga, teman-teman juga dapat memberi “umpan” berupa hook yang tepat.

Setelah menjelaskan apa itu hook, FULLSTOP Creative Agency Surabaya akan share tips membuat hook supaya audience-mu auto keinget dengan campaign yang sedang kamu jalankan. Penasaran? Sini-sini baca tips dari FULLSTOP!

  1. Diksi Copywriting yang User-Friendly

Diksi merupakan pemilihan kata, sedangkan user-friendly merupakan istilah yang merujuk bahwa sesuatu “mudah dipelajari” atau “mudah digunakan”. So, memilih kata-kata untuk headline ataupun copywriting memang perlu pertimbangan “mudah dimengerti”.

Contoh, kira-kira teman-teman akan tertarik dengan kata “cuan” atau “untung”?

Keduanya bermakna sama, namun jika ingin mencuri perhatian maka pilih kata yang tidak terlalu formal.

Sama halnya saat teman-teman UMKM dan bisnis keluarga Indonesia sedang meracik copywriting yang tepat sebagai “hook”. Tidak perlu kata-kata yang terlalu formal, tapi juga jangan abaikan penulisan yang tepat sesuai kaidah kepenulisan (KBBI atau english grammar), ya.

  1. Memunculkan Produk di Intro Konten

Lagi-lagi FULLSTOP Branding Agency Indonesia tekankan bahwa penggunaan hook nggak hanya berlaku pada copywriting, namun juga pada konten-konten audio visual yang akan teman-teman blast.

Penting untuk memposisikan diri sebagai pemancing dan ikan yang sedang diberi umpan. Gunakan sudut pandang ini saat sedang membuat konten video. Sehingga teman-teman juga paham apakah “hook” yang akan digunakan sudah sesuai dengan interest audience?

  1. Proporsi Antara Text dan Visual

Seperti yang pernah FULLSTOP Creative Agency Surabaya ceritakan di artikel sebelumnya bahwa antara visual dan text terdapat perbedaan skala ketertarikan dari audience. Span atensi seseorang akan lebih banyak tertarik dengan visual daripada text. Namun, di sisi lain text juga ikut serta dalam faktor seseorang melakukan pembelian.

Sehingga, teman-teman UMKM dan family business Surabaya tentu juga perlu memperhatikan dengan seksama soal seberapa banyak jumlah text yang ada pada visual?

Seberapa urgent penggunaan sebuah copywriting pada konten foto produk?

Keduanya sama-sama perlu diukur agar tidak berbanding terbalik menjadi penyampai informasi yang membingungkan.

Kira-kira kalau FULLSTOP Branding Agency Indonesia membedah salah satu content strategy klien di artikel berikutnya setuju nggak?

Back To List Blog