Tanggapan Oatside Terkait Pro & Kontra Branding Susu Oat

Tanggapan Oatside Terkait Pro & Kontra Branding Susu Oat

Posted by Fullstop Indonesia on 24 August 2024

Brand asal Singapore yang pabriknya ada di Bandung satu ini, menurut FULLSTOP Branding Agency Indonesia memang punya brand image yang cukup “catchy”. Mulai dari nama, filosofi brand, sampai maskot, sepertinya brand susu gandum satu ini memang benar-benar memikirkan konsep brand-nya supaya berhasil bikin jatuh hati audience.

Melansir dari SWA, Benedict Lim selaku pendiri Oatside sendiri menegaskan bahwa misinya menyajikan susu gandum agar dapat menyajikan pilihan yang sehat. Bermula menawarkan susu gandum dalam kemasan 1 liter, seiring berjalannya waktu Oatside juga ingin menjadi susu yang mudah dikonsumsi dalam kemasan 200ml. Ngomong-ngomong soal pendapat FULLSTOP Creative Agency Surabaya terhadap “catchy”-nya brand satu ini, memangnya di sisi mananya brand ini cukup mencuri hati?

Well, mulai dari nama ya teman-teman.

Oatside, penulisan memang berbeda namun jika diucapkan tanpa memperhatikan penulisannya, pronounce untuk membaca brand ini serupa dengan melafalkan ‘outside’. Dari nama saja Benedict Lim dan top managementnya sepertinya memang cukup matang untuk mengolah nama brand yang selain unik, juga mudah diingat.

Kedua, hal unik lainnya ada pada building brand Oatside di berbagai official account-nya. Oatside tidak sering menegaskan bahwa dirinya “susu gandum”, bahkan tidak ada visual yang mencerminkan bahwa susu ini mengandung gandum, namun Oatside seolah selalu bercerita melalui maskot kartunnya yang cukup unik.

Ketiga, konsisten membangun brand melalui “story-selling”, Oatside juga ingin membangun brand image-nya sebagai brand dengan “cerita menarik” di dalamnya. Konsistensi menggunakan bahasa Inggris dan membandrol susu 200ml-nya kisaran Rp 7.000,- Oatside membangun profile-nya dengan cukup elegan dan eksklusif.

Belajar dari konsep Oatside membangun brand image melalui brand identity-nya seperti ini, menurut FULLSTOP Branding Agency Indonesia juga cukup penting lho! Keberanian Oatside patut diberi pujian karena memang sebagai brand susu kemasan, kehadirannya memberi warna baru. Meskipun begitu, baru-baru ini banyak yang membedah kandungan gula pada susu kemasan. Tentu, hadirnya konten edukasi seperti ini juga menjadi konsekuensi Oatside sebagai salah satu susu kemasan.

Penasaran nggak sih, apa yang dilakukan Oatside terhadap maraknya pembahasan susu oat ini? Yuk kupas bareng FULLSTOP Creative Agency!

Sibuk Brand Awareness dan Menghadirkan Varian Baru

Menanggapi atau tetap fokus pada marketing strategy, Oatside menurut FULLSTOP Branding Agency Indonesia cukup bijak untuk memilih pilihan kedua. Yap, rasa-rasanya apabila Oatside menanggapi ‘trending topic’ mengenai susu oat, kemungkinan besar brand ini juga akan menjalankan Interactive Marketing atau Viral Marketing ke depannya.

Namun Oatside tetaplah Oatside, sama seperti ketegasan dan konsistensinya membangun brand recognition. Oatside tetap fokus pada marketing dan branding strategy-nya tanpa membahas berita miring atau konten edukasi yang sedang viral belakangan.

Source: Official Instagram Oatside

Terlihat dari social media activation yang dilakukan Oatside melalui Instagramnya. Tidak ada postingan yang ‘seolah’ ingin menanggapi berita miring yang ada, Oatside hanya boost awareness seperti biasanya. Di beberapa postingan, Oatside juga melakukan interaksi pada audience-nya dengan offering kemasan 1 liter dari varian Coffee, Caramel Machiato dan Mocha buatannya.

Oatside juga melakukan beberapa collaboration post berupa kreasi resep dengan Red Mart by Lazada. Terdapat juga kolaborasi lain berupa aksesoris sepatu dengan brand identity Oatside di dalamnya.

Branding Activation dengan Partnership Bareng Sekolah

Sepertinya jika FULLSTOP Creative Agency Surabaya pelajari dari segi social media activation, Outside juga cukup memperhatikan audience behavior lho teman-teman. Hal ini terlihat saat teman-teman UMKM dan family business owner mampir di Official Account TikTok Oatside. Penyajian konten yang berbeda membuat Oatside terlihat memperlakukan audience di Instagram dan TikToknya pun berbeda.

Selain itu, nggak hanya social media activation saja yang diperhatikan, ternyata Oatside juga ingin lebih dekat dengan audience-nya melalui event.

@oatside.id TINGGAL 3 HARI LAGI!!! Jangan lupa daftarkan sekolahmu buat ikutan Oatside Semangat Hunt dan siap-siap dibuatin pensi gratis sama Oatside! Yuk daftar sebelum 23 Agustus 2024! #Oatside #OatsideCoffee #OatsideCoffeeBaru #DramaOatside #CocokEnaknya #OatsideSemangatHunt #PensiOatside ♬ suara asli - OATSIDE.ID

Source: Official TikTok Oatside

Mengadakan pentas seni di sekolah-sekolah secara GRATIS menunjukkan bahwa Oatside ingin lebih dekat dengan target marketnya. Hal ini juga menunjukkan bahwa secara tidak langsung Oatside ingin audience-nya benar-benar fokus pada USP dan brand image yang telah mereka bangun.

Perlukah Menanggapi Isu Miring tentang Brand Kita?

Menanggapi atau diam saja, sama-sama respon yang merupakan hak teman-teman sebagai business owner. Sama halnya saat Oatside harus menerima topik tentang susu oat. Bentuk respon teman-teman UMKM dan family business owner pun juga bisa bermacam-macam.

Oatside bukan tidak menanggapi, namun Oatside lebih fokus pada membangun branding strategy-nya agar USP dan brand positioningnya tetap terjaga. Menurut FULLSTOP Branding Agency Indonesia, respon Oatside tetap patut diapresiasi karena brand susu gandum ini tidak “overclaim” ataupun “over responsive” di tengah-tengah pro dan kontra mengenai bahan utama produknya.

Sehingga, menurut FULLSTOP Creative Agency Surabaya hal ini juga berpengaruh terhadap persepsi audience pada Oatside sendiri. Tidak ada komentar negatif atau bahkan hujatan sindiran yang menjatuhkan Oatside pada Official Account-nya.


FULLSTOP Branding Agency Indonesia salut atas respon Oatside, dan dapat menjadi pelajaran bagi teman-teman untuk bijak menjalankan marketing strategy dan branding strategy ke depannya.

Kalau dianalisa lagi lebih mendalam, apakah isu susu oat ini termasuk Black Campaign ya teman-teman? Perlu dibahas nggak di artikel selanjutnya?

Back To List Blog