Belajar Guerilla Marketing dari “Dirty Water” ala UNICEF

Belajar Guerilla Marketing dari “Dirty Water” ala UNICEF

Posted by Fullstop Indonesia on 20 July 2024

Sewaktu FULLSTOP Branding Agency Indonesia menemukan keunikan dari campaign UNICEF ini, pertanyaan pertama adalah:

“Organisasi dengan anggota skala global (mendunia) seperti UNICEF, apa juga membutuhkan marketing strategy dan branding strategy untuk menjalankan campaignnya?”

Fun fact-nya, PERLU!

Mengapa perlu? Sama halnya dengan sebuah bisnis. Organisasi baik organisasi yang mencari keuntungan maupun non-profit organizations seperti UNICEF juga tentu punya goals yang perlu dicapai. Goals untuk kemaslahatan masyarakat dan untuk mendatangkan banyaknya relawan di saat momen-momen tertentu, tentunya juga perlu dibangun dengan branding strategy dan marketing strategy ya, teman-teman. Jadi, jangan heran atau kaget saat marketing strategy dan branding strategy juga digunakan sebuah organisasi.

Sama halnya saat UNICEF membuat campaign “Dirty Water” ini. Organisasi internasional yang dikepalai PBB ini, memang punya fungsi utama pada penyaluran bantuan kemanusiaan khususnya pada permasalahan anak. Berdiri sejak tahun 1948, dengan tujuan untuk menjalankan peran utamanya pada masa perang dunia ke-2 ini, termasuk non-profit organizations karena setiap campaign yang dijalankannya tentu disalurkan pada masalah anak-anak di seluruh dunia. Baik itu masalah kesehatan, pendidikan, kebutuhan primer seorang anak karena bencana, perang, ataupun sebuah pandemi, UNICEF merupakan salah satu organisasi internasional yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

So, apa sih sebenarnya Guerilla Marketing ini?

Yuk, analisa bareng FULLSTOP Creative Agency Surabaya!

Apa Sih Guerilla Marketing Itu?

Melansir dari Smartven, Guerilla Marketing merupakan marketing strategy yang dapat membangun interaksi antara brand dan target market, melalui campaign yang kreatif dan unik. Mengutip dari jurnal ilmiah yang menjadi bahan research FULLSTOP Branding Agency Indonesia, marketing strategy ini mempunyai 6 elemen saat sedang boost sebuah campaign.

  1. Surprise

Elemen ini tentunya mendukung audience untuk penasaran, atau benar-benar kaget saat menemukan campaign dengan Guerilla Marketing.

  1. Humour

Adanya elemen berikut bukanlah sebuah ketentuan yang WAJIB pada setiap campaign Guerilla Marketing. Namun jika terdapat unsur humor di dalamnya, tentu tingkat “hook” campaign tersebut cukup besar bagi siapa saja yang mengenalinya.

  1. Uniqueness

Selain mengandung humor, campaign yang UNIK tentu juga akan mengundang perhatian target marketnya. Termasuk saat teman-teman UMKM dan family business owner menggunakan Guerilla Marketing ini.

  1. Sensational

Mengundang “sensasi” juga menjadi bagian dari marketing strategy ini. Terlepas dari adanya unsur “kontroversial” di dalamnya, campaign dengan Guerilla Marketing juga dapat teman-teman konsep dengan elemen ini.

  1. Creativity

Campaign “out of the box” namun tetap dapat mendekatkan diri dengan audiens tentunya juga dapat meningkatkan ‘curiosity’ yang tinggi. Dibutuhkan elemen kreatif juga pada Guerilla Marketing.

  1. Education

Elemen yang nggak kalah penting ada pada poin “mengedukasi”. Selain lima elemen sebelumnya yang cenderung unggul dengan sebuah inovasi, teman-teman UMKM dan family business owner juga boleh menyertakan elemen ini pada campaign dengan Guerilla Marketing.

Menurut beberapa referensi yang FULLSTOP Creative Agency baca, marketing strategy ini juga cukup cocok digunakan pada bisnis startup yang membutuhkan banyak awareness, tanpa biaya yang besar. Namun di sisi lain, sifatnya yang cukup mengundang sensasi di lain sisi, membuat Guerilla Marketing juga tidak direkomendasikan pada bidang bisnis tertentu (yang mempunyai rules ketat).

Marketing Strategy Efektif untuk Boost Awareness

Seperti melansir dari Glints, Guerilla Marketing ini termasuk marketing strategy yang cukup efisien saat diaplikasikan. UNICEF menjalankan campaignnya menggunakan vending machine. Cukup efisien dan efektif jika campaign yang dirunningkan mendatangkan awareness yang juga setimpal. Seperti yang disampaikan Valens Research, keberhasilan campaign UNICEF ini terbukti berhasil mencuri perhatian 7.500 orang dengan total donasi yang dicapai sebesar $ 1 JUTA USD.

Campaign dengan menjual air kotor dan dibagi menjadi beberapa jenis ini, memang benar-benar efektif untuk mengingatkan warga New York perihal penggunaan air yang lebih bijak. Bukan masyarakat New York yang mengalaminya, namun ajakan untuk mengingat bahayanya air yang tercemar dan tidak didapat anak-anak di negara lain justru dapat

menjadi contoh bagi teman-teman UMKM dan family business owner, bahwa melakukan riset serta mengalokasikan budget Guerilla Marketing juga menjadi poin yang penting sebelum dijalankan.

Bayangkan jika campaign menggunakan Guerilla Marketing ini nggak berhasil. Meskipun dapat dikatakan cukup efisien, namun konsep marketingnya perlu diperhatikan lebih detail. Seperti yang disampaikan FULLSTOP Branding Agency Indonesia di pembahasan sebelumnya, karena marketing strategy ini punya beberapa elemen yang dapat dikategorikan “berisiko”, maka penting untuk teman-teman riset lebih dalam. Sebelum pada akhirnya campaign yang ada tidak achieved sesuai goalsnya.

Contoh case, bisa saja audience salah tangkap untuk tidak tertarik mendonasikan uangnya pada “Dirty Water” UNICEF ini, karena yang dijual memang benar-benar air kotor dan berpenyakit. Namun dengan pengemasan dan penyajian informasi yang tepat, maka UNICEF berhasil melakukan boost awareness-nya dengan cukup efektif.

Bisakah Semua Bisnis Menggunakannya?

Well, dilihat dari elemennya, sebenarnya marketing strategy ini menurut FULLSTOP Creative Agency Surabaya tidak bisa sembarangan diaplikasikan.

Sehingga, jika teman-teman bertanya apakah semua bisnis bisa menggunakannya?

Jawabannya TIDAK, apabila memang berisiko ya, teman-teman. Seperti bisnis di bidang financial service, tentu perlu berhati-hati saat ingin menggunakan marketing strategy ini. Sifat dari Guerilla Marketing yang juga dapat mendatangkan kontroversi dan mengandung “sensasi” tentu perlu perhatian khusus.

Meskipun tidak fleksibel seperti marketing strategy lainnya, namun teman-teman UMKM dan family business owner dapat memetik pelajaran dari Guerilla Marketing dalam hal kreativitas dan inovasinya.

Coba tebak, akankah FULLSTOP Branding Agency Indonesia berkolaborasi dengan salah satu brand menggunakan marketing strategy ini?

Back To List Blog