Retail Store Brand Battle Part 3: Franchise Lokal vs Jepang
Memasuki part ketiga, pembahasan FULLSTOP Branding Agency Indonesia kali ini akan lebih fokus mengupas bagaimana kedua franchise ini bisa bersaing sehat dan berhasil mengundang banyak pengunjung?
Sebelum masuk ke pembahasan utama, jika teman-teman UMKM atau family business owner belum baca part 1 dan part 2, silakan baca terlebih dahulu agar setiap partnya bisa dipelajari secara utuh, ya.
Kalau FULLSTOP Creative Agency Surabaya boleh kasih summary-nya sedikit, intinya di part 1 teman-teman akan mempelajari bagaimana Indomaret dan Alfamart bersaing sehat dan long-term hingga hari ini. Keduanya juga termasuk BRAND LEGEND, lho!
Masuk di part 2, teman-teman juga akan menemukan fun fact bahwa Lawson dan Family Mart merupakan franchise Jepang yang juga punya branding strategy cukup kuat dan mampu bersaing dengan franchise luar lainnya. Kalau dipikir-pikir memangnya gimana sih sistem bisnis franchise? Well, simak sekilas penjelasan FULLSTOP berikut, yuk!
Melansir dari Pina, bisnis franchise merupakan salah satu jenis bisnis yang memang tidak perlu merepotkan franchisee dalam hal membangun sistem dan awareness terhadap merk dagangnya. Mengapa? Karena menurut FULLSTOP Branding Agency Indonesia sendiri, bisnis ini layaknya peribahasa “Sekali dayung, dua, tiga pulau terlampaui.”
Bagaimana tidak, brand awareness dan strategi perluasan tempat usaha pada bisnis franchise merupakan kombinasi sempurna yang menguntungkan kedua belah pihak. Sebagai pihak franchisor (pemilik franchise) dan pihak franchisee (pihak yang bekerjasama), sama-sama diuntungkan di dalamnya.
Pemilik nggak perlu repot-repot mengatur branding strategy untuk boost awareness karena setiap terdapat franchisee baru, maka otomatis brand merekapun akan melakukan awareness. Pun sama halnya dengan franchisee, mereka juga nggak perlu kerepotan untuk mempertahankan brand positioning merek dagang dan mengatur sistem kerja company-nya dari awal. Semua telah tertata rapi dan disiapkan oleh franchisor.
Jika teman-teman memahami sistem pada bisnis franchise seperti ini, nggak heran juga kan kenapa Indomaret dan Alfamart bisa se-LEGEND itu? Apalagi dengan hadirnya konsep berbeda sebuah convenience store dari Lawson dan Family Mart, tentu bisnis franchise dari luar negeri ini semakin meyakinkan kita semua bahwa sistem pada bisnis ini juga potensial hingga mancanegara.
So, mulai masuk ke pembahasan utama. Kira-kira gimana sih sebenarnya branding strategy dan marketing strategy yang dilakukan franchise lokal Indonesia dan franchis asal Jepang sampai-sampai jadi bisnis menjanjikan seperti ini? Sini-sini FULLSTOP jelasin!
Franchise Lokal: Expand Berbagai Brand untuk Penuhi Kebutuhan
Perkembangan franchise lokal sepertinya lebih dikenal oleh Generasi Millenial dan pendahulunya ya. Secara dibangun sejak tahun 1950-1970an, tentu banyak sekali perubahan yang telah dilakukan sebagai branding strategy dan marketing strategy franchise lokal.
Dulu, di Indomaret seingat FULLSTOP Creative Agency Surabaya es krim yang dijajakan hanya ada dalam 1 freezer. Sekarang? Kayaknya lebih dari 2 brand es krim dijajakan di sana.
Dulu masih belum masuk era 4.0, sepertinya nggak ada ATM di Alfamart. Yang ada hanya kasir, dan etalasenya yang cukup lengkap.
Dulu sepertinya top brand F&B yang cukup laris di Indomaret juga hanya itu-itu saja. Sekarang? Banyak banget pilihannya!
Seiring berkembangnya teknologi dan bisnis, franchise lokal pun menyesuaikan consumer behavior-nya agar tak lekang oleh waktu. Bahkan nggak menutup peluang untuk melakukan branding strategy yang sama seperti franchise luar, dengan menambahkan area cafe di convenience store.
Perkembangan ini juga membuktikan bahwa ekonomi Indonesia juga berkembang. Banyak brand lokal yang mengisi etalase lokal, menandakan bahwa UMKM dan family business owner di Indonesia juga cukup bersaing sehat. Nggak hanya brand lokal, teman-teman pernah beli produk asli Indomaret atau Alfamart (berlabel resmi)?
Bukankah diferensiasi produk ini juga termasuk marketing strategy yang dilakukan Indomaret dan Alfamart agar target marketnya betah berbelanja di sana? Bahkan jika diperhatikan produk keluaran keduanya justru yang jarang dipenuhi oleh brand-brand pemasok.
Bisa dibilang, kata kunci franchise lokal adalah: “Semakin lengkap, semakin puas.” Marketing strategy yang juga mengaplikasikan branding strategy berupa pelayanan dan produk ini menurut FULLSTOP Branding Agency Indonesia cukup sukses dijalankan. Menjadi convenience store yang menyajikan one-stop-solution termasuk jenius juga dalam bidang retail.
Franchise Jepang: Perhatikan ‘Point of Interest’ Audience
Point of Interest (POI) di sini sebenarnya hanya kiasan saja ya teman-teman. Karena POI merupakan aspek penting dalam dunia fotografi dan data, bagaimana jika FULLSTOP Branding Agency Indonesia melihatnya melalui kacamata bisnis?
Apa sih marketing strategy dan branding strategy yang konsisten dijalankan franchise Jepang sampai potensial di luar negeri? Jawabannya perpaduan antara convenience store dan cafe. Konsep convenience store yang cukup populer di luar negeri ini, ternyata saat dikembangkan di Indonesia tidak menyurutkan perhatian audiencenya. Mengapa?
Tetap menjajakan brand F&B lokal Indonesia, namun menyajikan convenience store untuk nongkrong anak muda, sepertinya menjadi percepatan awareness dan marketing strategy franchise Jepang ini. Lawson yang menjadi pesaing 7-Eleven sekarang ini, memang cukup jeli untuk menarik perhatian masyarakat Indonesia.
Boomingnya K-Wave tentu nggak luput dari perhatian Lawson dan Family Mart sebagai pendatang baru setelah kehadiran Indomaret dan Alfamart yang lebih dahulu. Menawarkan menu Korean Street Food dan tetap punya USP menu FAMICHIKIN, seolah keduanya memfilter agar audience Indonesia tetap jatuh hati dengan kehadiran mereka.
Lebih fokus pada audience remaja dan keluarga di Indonesia, Family Mart dan Lawson juga hadir dengan mendominasi area cafe dibandingkan etalase seperti layaknya minimarket Indonesia pada umumnya. POI inilah yang menurut FULLSTOP Creative Agency Surabaya membuat audience jadi penasaran dengan convenience store ala Jepang ini.
Sama-Sama Kuat di USP Masing-Masing
Seperti observasi yang bisa dilakukan bersama-sama terhadap dua kompetitor ini, keduanya sama-sama masih berdiri dan sukses mendapatkan sales dari target marketnya.
Intinya ada di konsistensi dan keberanian untuk beralih dari menggunakan blue ocean strategy, untuk kemudian mencapai di titik red ocean strategy. Sama-sama minimarket, namun saat tingginya persaingan, kesemuanya tetap eksis dengan Unique Selling Proposition masing-masing.
Jika FULLSTOP Branding Agency Indonesia boleh analogikan pada perkembangan manusia, semakin dewasa memang perlu punya jati diri dan berani beda agar dapat membangun personal branding yang juga cukup kuat.
Next apa lagi yaa yang akan FULLSTOP kupas tuntas di dunia marketing dan branding?
Stay tuned yuk di Blog FULLSTOP!