Japanese Franchise Brand Battle (Part 2): Lawson vs Family Mart

Japanese Franchise Brand Battle (Part 2): Lawson vs Family Mart

Posted by Fullstop Indonesia on 08 June 2024

Nah, setelah pembahasan brand battle Alfamart vs. Indomaret yang persaingan sengitnya sudah terkenal sejagad raya, kali ini FULLSTOP Branding Indonesia sebagai creative agency Surabaya yang juga go internasional akan bahas franchise retail store internasional!

Yap, apalagi kalau bukan Lawson dan Family Mart!

Franchise convenience store yang sekarang sedang marak di Indonesia ini sebenarnya adalah brand yang berbasis di Jepang. Dan berkat branding strategy serta pemahaman customer behaviour yang tepat, baik Lawson maupun Family Mart sukses menjadi franchise convenience store yang berhasil mendunia.

Sebenarnya… ada banyak banget lho franchise convenience store atau retail store internasional yang “punya nama”. Contohnya 7-Eleven, Ezymart, KK Super Mart, CU, dan masih banyak lagi. Bukan brand biasa, franchise-franchise ini tersohor di negaranya masing-masing lho! Apalagi 7-Eleven, yang memiliki banyak sekali gerai di seluruh dunia. Tapi, satu pertanyaan tiba-tiba muncul.

Mengapa 7-Eleven yang dulu pernah menapakkan kaki di Indonesia terpaksa harus hengkang?

Sedangkan Lawson dan Family Mart justru saat ini berjaya?

Pertanyaan ini membuat FULLSTOP Branding Indonesia pun menggali lebih dalam dan melakukan market analysis di periode peristiwa ini terjadi.

Teman-teman UMKM dan family business owner yang rutin baca artikel dari FULLSTOP Branding Agency Indonesia pasti sudah paham banget alasan utama mengapa hal ini bisa terjadi. YES betul, alasannya adalah TREND!

Pada saat 7-Eleven masuk ke Indonesia, trend untuk makan di convenience store adalah sebuah gagasan yang aneh. “Buat apa makan di “supermarket” kalau ada warung atau restoran yang makanannya lebih enak?”, itulah yang kira-kira ada di benak masyarakat.

Tapi… sekarang zaman sudah berubah. Dengan adanya social media activation dan target market yang semakin lama terekspos dengan lifestyle luar negeri, Lawson dan FamilyMart pun bisa sukses memperkenalkan lifestyle makan “Japanese” dan “Korean” dalam kehidupan sehari-hari. Semua berkat social media.

Nah, dari fakta ini, tentu saja FULLSTOP Indonesia sebagai creative agency semakin penasaran. Wajar, yang namanya branding agency, hobi banget melakukan brand & market analysis!

Yap, FULLSTOP Branding Indonesia kali ini penasaran, dengan maraknya kedua franchise convenience store ini di Indonesia, bagaimana sih Lawson dan Family Mart bersaing?

Apa saja branding strategy dan marketing activation (baik social media activation atau offline marketing) yang dilakukan supaya bisa menguasai market share?

Yuk simak!

Brand Jepang dari Amerika yang HITS di Market Indonesia

Tidak lain tidak bukan… adalah LAWSON.

Meski sekarang dikenal dengan “conbini hacks” makanan khas Jepang-nya, Lawson sendiri sebenarnya adalah brand retail yang berasal dari Amerika Serikat lho! Hayo, teman-teman UMKM dan family business owner sudah tahu belum nih?

Meski berasal dari Amerika, Lawson pertama kali memantapkan brand identity-nya ketika merambah ke pasar Jepang. Pada kala itu, di tahun 1970an, Lawson bekerja sama dengan retail store bernama Daiei. Meski tak ada yang namanya social media activation pada kala itu, Lawson dengan cermat memahami apa yang menjadi pain point target customer-nya. Apa yang diinginkan oleh target market-nya. Dan dalam konteks ini, target market Lawson pada kala itu adalah audience Jepang ya pastinya.

Dan ditemukanlah satu jawaban. Bahwa penduduk Jepang tergila-gila dengan modernisasi dan hiruk-pikuk kota metropolitan.

Di sinilah Lawson menjadi brand pertama  yang menawarkan sesuatu yang berbeda. A blue-ocean strategy, if you wish to call it so. Yaitu perpaduan unik yang dibilang pasar swalayan juga bukan… tapi dibilang “corner shop” juga bukan!

Keunikan inilah yang memancing rasa FOMO alias fear of missing out dari penduduk Jepang. Dan “conbini hacks” Lawson inilah yang terus menjadi ciri khas branding turun-temurun hingga sekarang.

Masuk ke pasar Indonesia pada tahun 2011 di Jakarta, pada mulanya Lawson hanya berdiri sebagai convenience store biasa. Bahkan, bisa dibilang, dibandingkan Alfamart dan Indomaret, semua family business owner yang tertarik dengan dunia franchise, secara otomatis pasti akan pilih Alfamart atau Indomaret. Dari segi brand identity sendiri sudah lebih terkenal & established, sehingga tak perlu repot lagi untuk marketing activation ketika outlet dibuka.

Yang patut dicontoh oleh teman-teman family business owner di kasus Lawson ini adalah… bagaimana Lawson sebagai sebuah brand yang sudah sangat terkenal & mendunia pun, tidak menutup kesempatan untuk menjadi lebih terkenal lagi di market Indonesia ketika kesempatan itu muncul.

Ketika dunia K-pop dan Japan travels marak, apalagi berkat digital, Lawson (entah tim marketing atau franchise owner) segera menggerakkan social media activation yang sangat massive untuk menaikkan algoritma nama Lawson di jejak digital. Berbagai macam “Lawson hacks” muncul, berkat keberagaman menu makanan di Lawson. Karena Lawson tahu, bahwa marketnya saat ini sedang menggandrungi Korea dan semua budaya-budayanya, seperti makan “Odaeng” panas di convenience store. Lawson memahami betul customer behaviour satu ini, sehingga mampu dengan cepat membangun armada digital dan social media activation untuk mengangkat namanya.

Dan terbukti, berkat maraknya trend “Lawson hacks”, franchise owner kini melirik convenience store berbasis di Jepang ini sebagai lini bisnis  yang ingin mereka jalankan.

The result?

Ya teman-teman bisa lihat sendiri sekarang, seberapa mudahnya mencari Lawson di daerah teman-teman!

Pentingnya Brand Value, Product Highlight, dan Adaptasi

Dan tentu saja, semua yang awalnya blue ocean akan berubah menjadi red ocean pada waktunya. Berbagai macam convenience store pun bermunculan, apalagi dengan lifestyle penduduk kota yang kian sibuk setiap detiknya. Salah satu kompetitor yang cukup kuat menyaingi Lawson adalah brand klasik Jepang bernama FamilyMart.

Serapi dan sebagus Lawson, FamilyMart pun membuat identitas branding yang sangat cocok. Tepat untuk target audience. Brand value kekeluargaan dan kepraktisan ini pun dikemas dengan rapi dalam kurasi produk-produk yang dijual di FamilyMart, seakan-akan FamilyMart adalah solusi untuk segala kebutuhan keluarga.

Dan strategi branding ini didukung dengan adanya PRODUCT HIGHLIGHT!

Product highlight yang sangat digandrungi anak-anak, dan terbawa sampai dewasa.

YES betul, product highlight yang dimaksud FULLSTOP Branding Agency Indonesia di sini adalah FAMICHIKIN.

Siapa sih anak kecil yang nggak suka ayam goreng?

Berangkat dari sinilah, product highlight FAMICHIKIN pun menjadi andalan FamilyMart. Sebuah produk yang berhasil membedakan FamilyMart dari brand franchise convenience store lain. Untuk produk-produk general… boleh silakan beli di tempat lain. Tapi convenience store yang bisa memberikan kenikmatan ayam goreng seperti FAMICHIKIN? Ya cuma di Family Mart!

Dengan product highlight se-simple ini saja, FamilyMart berhasil melakukan brand activation di offline store sehingga membuka kesempatan untuk melebarkan sayap bisnisnya ke kota-kota lain di seluruh Jepang bahkan internasional. (ini strategi yang bisa ditiru oleh teman-teman family business owner dan UMKM nih!)

Eits… tentunya, product highlight ini bukan asal highlight saja ya!

Diperlukan adanya product research dan market analysis seperti biasa, untuk benar-benar memahami apa yang dibutuhkan customer, serta memberikan produk yang benar-benar BAGUS dan DISUKAI oleh target market.

Last but not least, adaptasi.

Bisnis apa pun, tidak peduli internasional, corporation, bisnis keluarga, atau UMKM, semua perlu beradaptasi dengan waktu

FamilyMart pun begitu.

Berangkat dari brand value “convenience”, FamilyMart pun berani untuk mengeluarkan koleksi fashion khusus! Dan hal ini pun membuat FamilyMart berhasil menyaingi posisi 7-Eleven di market share convenience store Jepang.

Contoh lainnya… di Indonesia, atau di Surabaya aja deh, FamilyMart berani menjadi beda dengan membuat convenience store thematic yang membuat target market makin FOMO!

Lawson vs. FamilyMart, Brand Battle Sengit untuk Menarik Pasar Fans Jepang-Korea di Indonesia

Demam Korea dan Jepang di tahun-tahun belakangan ini memang membuat convenience store Lawson dan FamilyMart mudah booming di Indonesia. Apalagi, seperti yang teman-teman family business owner sudah pada tahu, masyarakat Indonesia gampang banget FOMO. Dan tidak hanya brand saja yang pintar, franchise owner alias pemilik bisnis keluarga yang membeli franchise retail satu ini juga tidak kalah pintar. Pintar untuk ambil momen sehingga tidak melewatkan demam Korea Jepang yang sedang melanda nusantara.

Nah, strategi yang dilakukan oleh brand maupun franchise owner inilah yang harus teman-teman family business owner pelajari ketika berbisnis.

Mengambil kesempatan.

Memahami target market.

Dan percaya 100% dengan produk atau jasa yang diberikan.

Berbekal tiga hal ini, jalan menuju sukses akan terasa lebih mudah kok. Well, at least itu yang FULLSTOP Branding Agency Indonesia rasakan selama lebih dari 10 tahun bekerja di dunia creative agency untuk family business dan national - international brands ya!

Dari ketiga hal di atas, apakah ada aspek yang mungkin sulit teman-teman lakukan?

Kalau semua sudah dilakukan, well done! Semoga langkah-langkah branding yang teman-teman lakukan berada di jalan yang tepat dan dengan konsistensi, pasti bakal kelihatan hasilnya kok!

Kalau iya, mungkin boleh deh dijadwalkan ngobrol santai untuk brand consultation dengan FULLSTOP Branding Indonesia, creative agency Surabaya yang sudah berdiri sejak tahun 2012. We are open (almost) 24/7!

Back To List Blog