Strategi Branding Pabrik Sepatu BATA yang Dikabarkan Tutup

Strategi Branding Pabrik Sepatu BATA yang Dikabarkan Tutup

Posted by Fullstop Indonesia on 18 May 2024

Siapa yang expect kalau brand sepatu satu ini brand asli Indonesia?

Yap, FULLSTOP Creative Agency Indonesia aja mengira jika brand satu ini memang brand local yang terkenal dan legend.

Ternyata melansir dari Ekonomi Bisnis, BATA didirikan di Indonesia bahkan sebelum Indonesia merdeka, tepatnya pada tahun 1931. Brand asli Ceko, Eropa ini pertama kali didirikan oleh Tomas Anna dan Antonin Beta pada 1894. Seiring berkembang bisnisnya, Bata akhirnya melakukan ekspansi di Eropa, Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Amerika Utara.

Sedangkan di Indonesia sendiri yang awalnya mengimpor, pada tahun 1940 mulai diproduksi secara lokal di Kalibata, Jakarta Selatan. Dari tahun ke tahun, PT Sepatu Bata alas kaki yang diproduksi juga semakin beragam. Nggak hanya sepatu kulit, tapi Bata juga memproduksi sepatu olahraga kasual, sandal kanvas built up, sandal, dan sandal cetakan injeksi.

Masuk di tahun 1984, PT Sepatu Bata mulai mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia. Mulai dari sini, akhirnya pabrik Bata di Purwakarta dibangun pada tahun 1994. Dari sini juga dimulainya PT Sepatu Bata mendapatkan izin distribusi dan impor.

Meskipun namanya mudah dieja dalam bahasa Indonesia, ternyata Bata bukanlah brand asli Indonesia. Namun justru karena authenticnya Bata yang menjadi brand legend, sehingga berhasil menciptakan framing seperti ini terhadap brand imagenya. Tentunya menurut FULLSTOP Branding Agency Indonesia sebuah brand berhasil LEGEND juga karena beberapa faktor.

Sama seperti keberhasilan Minyak Kayu Putih, Sarden Bantan, dan Khong Guan yang pernah FULLSTOP Creative Agency bahas di artikel-artikel sebelumnya. Kira-kira, bagaimana dengan Sepatu BATA ya? Bagaimana analisa branding strategy menurut FULLSTOP kali ini? Sini-sini FULLSTOP jelasin! 

Konsistensi Logo

Banyak TOP BRAND yang melakukan strategi branding serupa, pada brand identity mereka dengan tujuan agar mudah dikenali.

Baik itu logo, tagline, nama brand, sampai warna.

Kesemuanya menjadi bagian dari brand identity yang jika teman-teman UMKM dan family business owner lakukan untuk pengembangan bisnis Anda, maka cukup efektif untuk tujuan agar mudah dikenali dan mudah ditemukan di antara brand-brand lainnya.

Sama halnya saat membahas Bata dengan sedikit observasi dari FULLSTOP Branding Agency Indonesia terhadap logonya. Melansir dari Tribun News, terdapat foto logo Bata pada zaman dulu vs signage Bata di offline storenya sekarang.

Source: Tribun News

Foto dokumentasi berikut menunjukkan bahwa logo Bata cukup konsisten sejak dulu sampai hari ini. Berbeda dengan brand legend pada umumnya yang terkadang mengganti logo, Bata konsisten menggunakan logo yang sama dengan warna merahnya juga yang cukup konsisten sampai hari ini.

Konsistensi brand identity inilah yang menurut FULLSTOP Branding Agency Indonesia membuat branding strategy Bata cukup kuat.

Awareness dengan Menyebarkan Offline Store

Nggak hanya berdiri dengan gerainya sendiri, toko sepatu Bata cukup banyak tersebar di Indonesia.

Kalau FULLSTOP Creative Agency Indonesia perhatikan, Bata juga boost awarenessnya dengan cara menyebarkan outletnya di pusat perbelanjaan seluruh Indonesia. Hal ini tentunya menjadi kuncian Bata lebih dikenal juga, dan lebih mudah dijangkau target marketnya.

Saking banyaknya offline store Sepatu Bata, banyak berita yang mengabarkan bahwa hal inilah yang membuat Bata mengalami kerugian besar saat pandemi Covid-19 lalu berlangsung. Melansir dari Tempo, secara global Bata telah mengoperasikan 27 fasilitas produksi di 20 negara dengan penjualan di 5.000 toko retail di lebih dari 90 negara. Di Indonesia, selama masa pandemi sepatu Bata telah mengalami kerugian.

Sebanyak 50 retail storenya ditutup karena sepi pengunjung.

Saat itu juga dikabarkan Sepatu Bata telah melakukan PHK Massal untuk menutupi kerugiannya. Meskipun begitu, menurut FULLSTOP Branding Agency Indonesia Sepatu Bata tetap BERHASIL pada konteks boost awareness melalui banyaknya retail store yang dibuka. Apalagi dengan usia berdirinya yang jauh lebih tua dibandingkan banyaknya local brand dan brand-brand sepatu lainnya hari ini, tentu sebelum orang tua dan generasi orang tua kita terdahulu, sepatu BATA telah dikenal lebih dulu dari brand-brand yang baru menjadi pesaing Bata hari ini.

Tetap Menawarkan USP: Simple & Old Fashion

Source: Official Instagram Bata Indonesia

Dari sekian banyak sepatu dan sandal Bata yang dijajakan, brand ini tetap konsisten dengan model-modelnya yang simple dan terkesan ‘old-fashion’. Eits, tapi bukan berarti Bata ini jadi brand yang ketinggalan zaman ya, teman-teman.

Kalau teman-teman UMKM dan bisnis keluarga Indonesia perhatikan, varian produk Bata juga termasuk ‘up-to-date’ kok. Namun, sama seperti core business yang konsisten dipertahankan, maka model simple dan ‘old-fashion’ tidak dihapus dari list produk brand legend satu ini.

Menurut FULLSTOP Creative Agency Indonesia, branding strategy satu ini juga menunjukkan bahwa sepatu BATA dengan tegas memiliki target audience spesifik yang memang menjadi fokus utama mereka untuk tetap nyaman menggunakan sepatu atau sandal Bata.

Apa Pelajaran dari Perjalanan BATA?

Diisukan resmi DITUTUP setelah pabrik di Purwakarta tutup, membuat FULLSTOP Branding Agency Indonesia menyayangkan kebijakan ini jika memang terjadi.

Well, bagaimanapun sebuah keputusan dalam bisnis terkadang harus diambil untuk menemukan win-win solution bagi keberlanjutan bisnis itu sendiri. Pelajaran yang dapat dipetik dari Sepatu Bata berikut ada pada highlight USP dan branding strategy-nya saat pandemi sampai mengalami kerugian besar di bulan April lalu.

Manajemen risiko ini sepertinya perlu menjadi perhatian nggak hanya Bata, tapi juga teman-teman UMKM dan bisnis keluarga Indonesia untuk jeli melihat peluang dan ancaman di dalamnya. Boleh punya USP yang otentik, tapi juga jika tidak lagi menguntungkan sebuah bisnis, lebih baik melakukan inovasi dan mengikuti perkembangan teknologi agar awareness yang dilakukan juga tetap bisa achieved.

Bukan berarti FULLSTOP Creative Agency Indonesia menyalahkan langkah yang sudah dilakukan Sepatu Bata, namun hanya ingin menanggapi isu yang sedang membahas faktor ditutupnya Pabrik Bata di Purwakarta. Kalau memang benar karena Bata menjalankan brand activation yang kudet, maka gambaran solusi dari FULLSTOP sama seperti yang sudah disampaikan di baris sebelumnya.

Semoga Sepatu Bata masih terus melanjutkan pengembangan bisnisnya yang melegenda ya! Next artikel FULLSTOP akan bahas apa lagi ya? Stay tune di Blognya FULLSTOP ya!

Back To List Blog