TikTok Rilis TikTok Notes. Benarkah Akan Menyaingi Instagram?

TikTok Rilis TikTok Notes. Benarkah Akan Menyaingi Instagram?

Posted by Fullstop Indonesia on 27 April 2024

FULLSTOP Branding Agency Indonesia rasa, marketing strategy TikTok satu ini telah dilakukan sejak beberapa periode terakhir di platformnya sendiri. Kok bisa?

Coba teman-teman perhatikan konten carousel yang dibubuhi audio pada TikTok.

Bukankah konten sejenis ini mirip dengan konten carousel di Instagram? Seperti yang pernah FULLSTOP Creative Agency share di sini, sebenarnya core idea platform TikTok terletak pada short-video nya yang justru dapat menyaingi social media platform lainnya.

Aplikasi yang awalnya bernama ByteDance ini, jika FULLSTOP Branding Agency Indonesia observasi dan ditarik pada jenis-jenis marketing strategy, sepertinya TikTok telah menerapkan marketing strategy bernama Red Ocean Strategy.

Melansir dari Prasetya Mulya Learning Institute, Red Ocean Strategy merupakan marketing strategy pada existing market dengan “pemain besar” yang sudah lama terjun di industri mereka. Marketing strategy seperti ini sebenarnya pernah dilakukan juga oleh social media platform yang populer di Indonesia. Apa ya perbedaan antar marketing strategy yang dilakukan top social media platform tersebut? Simak penjelasan FULLSTOP Creative Agency, yuk!

Alasan Red Ocean Strategy Sering Digunakan Social Media Platform

Seperti penjelasan sebelumnya, jika sama-sama napak tilas pada evolusi platform media sosial, maka Red Ocean Strategy ini cukup sering digunakan. Yang bikin FULLSTOP Branding Agency Indonesia tertarik untuk mengulasnya adalah, mengapa ya persaingan sengit di antara social media sering menggunakan marketing strategy ini? Ingatkah kalian dengan diferensiasi social media berikut?

  1. Instagram Reels vs TikTok vs YouTube Shorts
  2. Snapchat vs Instagram Story
  3. Instagram Threads vs Twitter (X)
  4. TikTok Notes vs Instagram

Keempatnya sama-sama menyerang “pemain besar” yang sudah punya marketnya masing-masing. Jika melansir dari Prasetya Mulya Learning Institute, Red Ocean Strategy sebenarnya dilakukan karena ingin menggoyahkan demand yang sudah ada dengan persaingan harga.

Para “pemain besar” seperti platform yang disebutkan di atas tersebut dengan USP masing-masing tentunya punya loyal customer tersendiri dan potential market tersendiri. Dilihat secara harga, kesemuanya sebenarnya justru nggak bermain pada persaingan harga, namun bermain pada fitur dan keunggulan masing-masing platform.

Melansir dari From Brand to Venus, karakteristik marketing strategy ini sebenarnya nggak hanya pada persaingan harga lho teman-teman. Tapi saat persaingan antar social media platform ini ada pada perubahan incremental (perbaikan pada layanan / fitur), maka marketing strategy ini juga dapat dikategorikan sebagai Red Ocean Strategy. Poin inilah yang dilakukan top social media platform untuk menambah demand dari existing market yang ada.

Pertanyaan berikutnya, apakah marketing strategy ini cukup efektif?

Menurut FULLSTOP Creative Agency, jika goals utamanya untuk mendapatkan jangkauan audience yang lebih luas, marketing strategy ini cukup efektif. Namun catatan penting lainnya ada pada, USP “pemain besar” yang menjadi pesaing besar.

Beberapa social media platform BERHASIL menggunakan strategi ini, beberapa di antaranya cukup mencuri perhatian di awal saja. Seperti yang kita ketahui pada Instagram Threads yang berusaha menyaingi Twitter (X). Di awal cukup mencuri perhatian, namun untuk menyaingi brand positioning Twitter (X) sepertinya bukan perkara mudah.

Akankah TikTok Notes BERHASIL Menyaingi Instagram?

FULLSTOP Branding Agency Indonesia sendiri nggak berani memperkirakan. Karena belum tahu pasti tentang fitur / perbedaan dari TikTok Notes dan Instagram.

Meskipun diisukan hampir menyamainya, namun FULLSTOP Creative Agency sendiri yakin bahwa tentunya TikTok Notes akan memiliki fitur tersendiri yang membuatnya berbeda dari Instagram. Karena belum rilis secara resmi di Indonesia, maka pertanyaan ini masih belum dapat dijadikan kesimpulan final.

Bolehkah UMKM dan Family Business Owner Menjalankan Red Ocean Strategy?

Karena goals dari marketing strategy ini berbeda-beda, sepertinya menurut FULLSTOP Branding Agency Indonesia sah-sah saja saat teman-teman UMKM dan family business owner ingin mengaplikasikannya pada bisnis masing-masing.

Yang terpenting, di dalam menentukan marketing strategy dan branding strategy, ada pada bahasa marketing yang tidak menimbulkan HOAX atau overclaim. Pastikan lagi apakah Red Ocean Strategy benar-benar diperlukan?

Kira-kira trending news apalagi ya yang akan dishare FULLSTOP berikutnya?

Stay tune di Blog FULLSTOP ya!

Back To List Blog