Kenalan dengan Strategi City Branding Jakarta Indonesia, Yuk!
Ibukota Indonesia satu ini memang mencuri perhatian.
Menurut FULLSTOP Branding Agency Surabaya, Jakarta merupakan salah satu kota yang selain disebutnya megapolitan, kota ini sesuai dengan observasi melalui jurnal ilmiah ternyata juga digandrungi oleh Warga Negara Asing (WNA) untuk mata pencaharian mereka.
Namun, apakah hal ini satu-satunya alasan FULLSTOP Creative Agency Surabaya memilih Jakarta untuk dibredel detail city brandingnya? Tentu nggak.
Secara teman-teman UMKM dan family business owner lebih familiar dengan marketing strategy dan branding strategy pada sebuah bisnis, maka bagaimana jika branding strategy kota atau negara seperti pembahasan kali ini?
Apakah posisi branding strategy dan marketing strategy pada City Branding juga masih memiliki kelinieran dengan aplikasi pada bisnis teman-teman?
Penasaran juga nggak sih bagaimana sudut pandang FULLSTOP Creative Agency Surabaya mengenai salah satu branding strategy ini? Sini-sini FULLSTOP ceritain!
Apa Sih City Branding Itu?
Masih dari observasi sebuah jurnal ilmiah temuan FULLSTOP Branding Agency Surabaya, City Branding merupakan proses evaluasi baik secara internal maupun eksternal untuk menentukan nggak hanya sekadar positioning, tapi tagline dan juga penggunaan channel sebagai komunikasi dari pemerintahan kota terhadap masyarakat di dalamnya.
Terdapat 4 Strategi City Branding menurut Andrea Insch:
- Identity, yakni proses mengidentifikasi identitas suatu daerah (kota, kabupaten, wilayah).
- Objective, yakni menentukan tujuan utama penentuan merk kota
- Communication, yakni bentuk komunikasi yang dilakukan untuk mempromosikancity branding
- Coherence, merupakan keselarasan komunikasi yang dilakukan oleh semua pihak yang terkait dalam mempromosikan city brandingyang telah dibangun.
So, apa sih strategi city branding yang digunakan Jakarta? Pelajari, yuk!
Ibu Kota Indonesia yang Bersaing Secara Internasional
Salah satu provinsi yang populer dengan tagline "Enjoy Jakarta" ini, memiliki strategi City Branding yang cakupannya cukup luas untuk dipelajari. Nggak hanya dari segi tempat wisata yang menarik sesuai dengan tagline-nya, namun Jakarta juga menyimpan City Branding sebagai kota Multikultural di Indonesia.
Di tahun 2021, Jakarta mendapatkan gelar kota paling kreatif keempat dari UNESCO di Indonesia. Prestasi ini tentunya juga menambah poin City Branding Jakarta meningkat. Dilihat dari segi kreativitas, mengapa Jakarta bisa dipilih?
Banyak sastrawan muda hebat lahir di Jakarta.
Dari karya-karyanya, maka akan muncul indikator sebuah inovasi dan kreatifitas yang cukup unggul dan berpeluang akan mengembangkan Jakarta menjadi ibukota penuh ide yang menginspirasi kota-kota lainnya.
Ibukota yang cukup populer dengan kepadatan penduduknya ini seperti pembahasan di awal juga terkenal karena menjadi kota multikultural dari warga domestik yang merantau maupun warga negara asing yang memutuskan untuk menetap di Jakarta.
Hal ini juga menjadi poin penting karena Jakarta seolah sangat kredibel untuk menjadi pesaing negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand. Menurut Data Statistik Jakarta yang diupdate tahun 2019, jumlah WNA di Jakarta mencapai 4.380 jiwa. Yang meskipun masih jauh dari perbandingan jumlah penduduk secara keseluruhan, jumlah survei WNA ini cukup menunjukkan bahwa Jakarta juga kuat baik secara ibukota Indonesia dari segi wisatanya, maupun strategis sebagai tempat tinggal warga negara asing.
Populer Sebagai Kota Tempat Mata Pencaharian
Saking banyaknya perantau di Jakarta, pernahkah teman-teman melihat berita kota Jakarta sangat sepi di momen lebaran?
Hal ini cukup menjadi fakta bahwa banyaknya warga domestik luar kota Jakarta yang menjadikan kota ini merupakan kota tempat bekerja. Mereka rela merantau jauh dari keluarga hanya untuk bekerja di Jakarta.
Sebagai ibukota Indonesia yang juga berperan sebagai pusat informasi, pusat pengembangan bahasa dan bisnis, tentunya Jakarta sering menjadi acuan perkembangan zaman. Hal ini juga ditandai padat penduduknya Jakarta yang makin meningkat setiap tahunnya. Secara skala perekonomian, kehidupan Jakarta juga membranding dirinya sendiri agar sangat diminati siapapun yang belum pernah kesana.
Jika Tidak Ada City Branding, Bisakah Jakarta Disebut Berhasil?
Contoh dari keberhasilan dan stagnannya sebuah kota sehingga tidak mengaplikasikan city branding dapat dengan mudah dilihat dari kota-kota yang juga tidak begitu boost awareness ke masyarakat Indonesia.
Teman-teman bisa perhatikan saat Sidoarjo punya Lumpur Lapindo, Pekalongan punya kain batik, Yogyakarta punya pemerintahan kesultanannya. Kesemuanya nggak jauh-jauh dari viral marketing dan USP yang sedang menjadi City Branding sebuah kota. Sebenarnya City Branding sama saja dengan branding strategy yang biasanya teman-teman lakukan pada bisnis.
Kota yang tidak menonjolkan diri, maka akan tertutupi oleh kota lain yang lebih berani mengenalkan identitasnya, keunikannya ataupun tempat wisatanya yang menarik. Meskipun Jakarta cukup populer dengan gelar Ibukota Indonesia, namun bayangkan saja jika Jakarta tidak punya cerita bersejarah bagaimana ondel-ondel berkembang di sana, atau bagaimana Monas bisa ada di Jakarta. Sepertinya City Branding cukup penting sebagai sebuah positioning kota di benak kita semua.
Kira-kira next artikel FULLSTOP bakal bahas City Branding kota lainnya atau contoh branding strategy sebuah brand ya? Hayo coba tebak!