Kunci Marketing Strategy Film AGAK LAEN Hingga Tembus 9 Juta Penonton
Seperti judulnya, film ini memang cukup unik dan menarik untuk dikupas menurut FULLSTOP Branding Agency Surabaya.
Mengapa?
Rilis tanggal 1 Februari 2024. Dalam penayangannya selama 53 hari merilis dari Kompas, film yang disutradarai oleh Muhadkly Acho ini berhasil ditonton oleh 9 juta penonton. Sepanjang sejarah di Indonesia, film dengan penonton paling banyak hingga 10 juta penonton adalah, Film KKN di Desa Penari. Meskipun ada di posisi ke-2 saat artikel ini FULLSTOP Creative Agency Surabaya tulis, namun fakta dari berita ini bikin semakin yakin untuk membredel bagaimana film Agak Laen cukup menarik perhatian untuk dibredel.
Mulai dari judul yang punya denotasi (makna sebenarnya) “agak berbeda”, kemudian beberapa hal spesifik lainnya juga “cukup berbeda” pada film ini pun menurut FULLSTOP Branding Agency Surabaya terlihat. Seperti fakta bahwa film ini dibintangi 4 pemeran utama yang berprofesi sebagai seorang komika (yang juga sama-sama asal Sumatera Utara), lagi-lagi semakin menonjolkan diri bahwa film ini memang “agak laen”.
Seperti yang pernah FULLSTOP Creative Agency Surabaya sampaikan di sini, sebuah film akan kuat dengan branding strategy yang disuguhkannya. Petualangan Sherina saat itu juga cukup populer dengan original soundtrack dan alur cerita di saat Sherina Munaf masih kecil. Nggak jauh beda dengan pembawaan Muhadkly Acho menyampaikan “agak laen” mulai dari pemilihan judul sampai pemerannya.
Kira-kira sebagai intro artikel ini, apa lagi sih unique selling proposition pada film Agak Laen yang bisa teman-teman pelajari? Yuk sini, FULLSTOP jelasin!
Top-Rated Film Horor-Comedy Asli Indonesia
Film yang diproduksi oleh Production House Imajinari (milik Ernest Prakasa dan Dipa Andika) ini, termasuk dalam film dengan genre Horor-Comedy. Awalnya rencana produksi film ini hanya bercandaan antara Ernest Prakasa dengan 4 pemeran utamanya. Namun berangkat dari bercandaan ini, ternyata projectnya berjalan ke aplikasi yang serius.
Bercerita tentang pertemanan yang cukup baik, meskipun ber-genre horror dan comedy namun alur cerita dari film ini cukup deep juga loh, teman-teman. Empat petugas rumah hantu yang dibintangi oleh Boris Bokir, Indra Jegel, Bene Dion, dan Oki Rengga ini berlokasi di sebuah pasar malam. Keempatnya bertugas menjadi “hantu buatan” untuk menakut-nakuti pengunjung.
Melansir dari Detik, sampai di satu titik pengelola rumah hantu tersebut menyadari bahwa ambience yang tercipta di dalam wahana ini kurang menyeramkan. Tadinya ingin menakut-nakuti dan membuat kesan yang cukup menarik dari dalam, ternyata beberapa part perlu diperbaiki agar rumah hantu ini berhasil bikin “jump scare”. Alih-alih telah berhasil melakukannya, ternyata terdapat seorang pengidap gagal jantung setelah mengunjungi rumah hantu ini.
Keempat petugas ini lantas panik dan mencoba untuk menguburkan mayatnya. Setelah kejadian ini, wahana rumah hantu menjadi viral karena banyak pengunjung yang mengaku mengalami kejadian mistis saat berada di wahana rumah hantu ini. Sembari melihat respon pengunjung yang merasa mengalami kejadian aneh, ternyata mayat yang dikuburkan tersebut merupakan orang penting. Hal ini membuat pihak kepolisian ikut menyelidiki, serta meninggalkan rasa bersalah pada keempat petugas rumah hantu ini. Lantas, siapa sebenarnya dalang dari terbunuhnya orang penting ini?
Dari sinopsis singkat ini menurut FULLSTOP Branding Agency Surabaya film ini mengenalkan diri sebagai film yang memang sesuai dengan judulnya. Meskipun dikenal dengan genre horror-comedy, namun film ini ternyata di satu sisi juga sedikit memunculkan thriller-nya saat terdapat seseorang terbunuh misterius. Nggak heran dari sinopsis yang tersaji, film ini cukup bikin penasaran.
Rahasia & Kunci Marketing Strategy “Agak Laen”
Dilansir dari StudentsxCEOs Jakarta, ternyata teknik marketing mereka yang pertama adalah strategi e-Word of Mouth. Jadi e-WOM merupakan marketing strategy konvensional dengan menyebarkan produk/jasa dari mulut ke mulut. Namun karena saat ini sudah berbeda zaman, akhirnya diubah menjadi electronic Word of Mouth karena mereka menyebarkannya melalui platform online ya teman-teman.
Dari awal film ini dirilis pada bulan Februari 2024, film ini langsung diulas, ditonton banyak orang, dan dihujani oleh komentar yang positif. Dari hal inilah, banyak orang ikut tertarik untuk menonton film ini. Karena hal ini juga, banyak orang-orang ikutan menonton karena nggak mau ketinggalan atau FOMO (Fear of Missing Out).
Selain itu, menurut Stories Briefer teknik marketing yang kedua merupakan social media activation yang diboost oleh sang produser, yaitu Ernest Prakasa. Nggak hanya produser, para cast lainnya juga ikutan memposting juga ya di sosial media mereka, sehingga bisa semakin menyebar ke lebih banyak account. Nggak berhenti disitu, mereka juga pinter banget dalam membangun sebuah conversation dengan para netizen yang membuat mereka jadi ikutan kepo.
Awareness masif yang dilakukan oleh kekompakan tim produksi film ini, juga didukung dengan adanya Official Account Instagram Film Agak Laen yang juga turut mempromosikan potongan-potongan scene dan info ter-update mengenai film ini.
Apakah Judul yang Clickbait Paling Berpengaruh Terhadap Viral Marketing Film Ini?
Well, pengembangan copywriting headline clickbait seperti ini nggak bisa disamaratakan pada lini bisnis sebuah company ya, teman-teman.
Film mengandung alur cerita, penokohan serta setting yang terurai rapi dan dapat menarik perhatian hanya dari sebuah judul. Sama halnya jika kita compare dengan film KKN di Desa Penari yang berhasil mendapatkan 10 JUTA Penonton sepanjang sejarah perfilman. Mengandung konotasi yang bukan kalimat tanya, namun karena banyak faktor dalam mengemas sebuah judul film, maka kedua film ini menurut FULLSTOP Creative Agency Surabaya memang benar dapat mengundang rasa penasaran.
Namun jika FULLSTOP Branding Agency Surabaya mempelajari film ini, nggak hanya dari sisi judul (yang secara langsung memang membangun awareness yang cukup baik), tapi juga pemilihan tokoh, genre yang dihighlight juga berpengaruh terhadap bagaimana film ini berhasil tenar. Nggak heran juga jika 9 JUTA penonton rela merogoh koceknya untuk menonton film ini di bioskop. Apalagi target market film ini menurut FULLSTOP Creative Agency Surabaya cukup luas dari segi demografinya. Dari orang dewasa sampai remaja, semua bisa menikmati bagaimana Imajinari Production House mengemas film ini jadi enjoy untuk ditonton.
Gimana nih teman-teman?
Sudahkah kalian menonton film ini?