True or False: Impulsive Buying Meningkat di Bulan Puasa?
Akhirnya sudah memasuki waktunya puasa Ramadan. Bagaimana puasa hari ini? Masih kuat kan? Semoga puasa hari ini dilancarkan ya!
Kira-kira apa aja sih perubahan habit yang dialami teman-teman selama bulan puasa?
Tentunya jam aktivitas dari mulai sahur sampai tarawih berpengaruh terhadap consumer behavior teman-teman dan target market bisnis kalian juga ya!
Melansir dari tSurvey.id, rutinitas baru yang hanya dilakukan umat muslim saat Ramadan adalah berpuasa, ngabuburit, buka bersama, mudik, hingga menyiapkan perayaan hari raya Idul Fitri. Aktivitas tersebut mendorong terjadinya perubahan dalam kebiasaan sehari-hari masyarakat, termasuk dalam hal jadwal kerja, aktivitas fisik, dan pola belanja.
Selain consumer behavior, tSurvey.id juga menyatakan bahwa bidang bisnis yang melejit saat Ramadan diduduki oleh F&B. Peringkat kedua terdapat Fashion, disusul elektronik, beauty health, dan peralatan rumah tangga. Hal ini menarik perhatian bagi UMKM dan family business owner karena ternyata bulan puasa menjadi momen penting perlunya penyesuaian marketing strategy dengan consumer behavior yang ada.
Menurut analisa FULLSTOP Branding Agency Indonesia juga, adanya perubahan consumer behavior ini tentunya akan menimbulkan salah satu kecenderungan perilaku konsumen tersendiri. Nah, dari banyaknya jenis consumer behavior, kali ini FULLSTOP Creative Agency Surabaya mengajak teman-teman untuk mempelajari. Apakah benar jika Impulsive Buying meningkat saat bulan puasa seperti ini?
Seperti yang dijelaskan Prudential Indonesia, impulsive buying sendiri merupakan dorongan yang menginginkan untuk membeli sesuatu tanpa direncanakan (impulsif) dalam jumlah banyak. Berdasarkan temuan FULLSTOP Branding Agency Indonesia pada jurnal ilmiah, impulsive buying dapat dilakukan karena beberapa sebab. Di antaranya dengan mengenali kebutuhan. Kebutuhan teman-teman saat bulan puasa dan bulan-bulan biasanya tentu berbeda, kan?
Yang tadinya nggak butuh takjil, sekarang jadi perlu.
Yang tadinya nggak butuh persiapan acara buka bersama, sekarang jadi pengen mengadakan bareng bestie atau keluarga.
So, dari salah satu pengaruh Impulsive Buying ini, kira-kira bagaimana ya aplikasi yang dilakukan sebuah brand untuk menyesuaikannya? Apakah memang benar Impulsive Buying meningkat di bulan puasa? Sini-sini coba analisa marketing strategy 3 brand ini bareng FULLSTOP dan lihat bagaimana reaksi audiencenya melalui social media activation!
Campaign Janji Jiwa Sertakan Nastar & Pisang Ijo
Source: Janji Jiwa Instagram
Nggak beda jauh dengan campaign Kopi Kenangan yang kemarin FULLSTOP Creative Agency bahas, Janji Jiwa juga launching menu Non-Coffee dengan menyertakan nuansa Ramadan atau Lebaran sebagai campaignnya di Ramadan kali ini.
Membuat menu baru dengan rasa Nastar dan Pisang Ijo, terlihat bahwa Head of Marketing Janji Jiwa seperti ingin menghadirkan aneka pilihan minuman yang mengundang perhatian target marketnya di bulan suci tahun ini. Apakah benar, Impulsive Buying hadir pada campaign Janji Jiwa satu ini? Yuk cek pada hasil engagement postingan campaign ini berikut!
Source: Janji Jiwa Instagram
Dari deretan komentar yang ada, terbukti beberapa audience Janji Jiwa penasaran dengan menu spesial di bulan Ramadan ini. Beberapa ada yang memberikan komentar karena sudah mencobanya, beberapa juga ada yang menanggapi karena penasaran dengan rasa baru special menu Janji Jiwa satu ini.
Ied With Klamby 2024
Source: KLAMBY
Local brand satu ini juga mendapatkan atensi banyak dari audiencenya setelah launching SERIES 1 SET Baju Lebaran untuk keluarga. Nggak salah saat FULLSTOP Creative Agency menemukan riset dari tSurvey.id bahwa produk Fashion mendapatkan urutan kedua paling diminati oleh umat muslim di bulan suci ini. Hal ini dibuktikan dari engagement yang didapatkan oleh Klamby saat post salah satu Idul Fitri Series keluarannya berikut.
Source: Official Instagram Klamby
Mendapatkan banyak pertanyaan melalui kolom komentar, menandakan bahwa campaign Klamby pada Idul Fitri Series ini cukup berhasil mengundang perhatian. Social media activation yang dilakukan Klamby pada content marketingnya ini juga menunjukkan bahwa jika sebuah brand memberikan solusi pada permasalahan atau menawarkan opsi dari beragam pilihan kebutuhan, maka impulsive buying pun dapat hadir menjadi salah satu pemicu keputusan pembelian seseorang.
Bebas Bakteri Sambut Bulan Suci SoKlin Antisep
Source: SoKlin Instagram
Brand ketiga yang dianalisa FULLSTOP Branding Agency Indonesia adalah, SoKlin. Yap, salah satu brand kebutuhan ibu rumah tangga satu ini memang cukup menarik karena dapat mengemas content strategynya menjadi cukup relate dengan consumer behavior ibu-ibu di bulan puasa.
Hal ini terlihat dari social media activation pada konten-konten berikut. Salah satu produk dari brand FMCG Wings ini cukup jeli melihat peluang marketing strategynya dapat mencuri perhatian. Campaign "#BebasBakteri Tarawih Tanpa Worry" menjadi bagian dari marketing strategy mereka yang menurut FULLSTOP Creative Agency Surabaya cukup efektif. Dengan menekankan keamanan dan kebersihan, SoKlin berhasil menciptakan citra produk yang relevan dan menarik bagi konsumen selama bulan puasa. Campaign ini tentunya juga dapat memperluas jangkauan audience baru yang baru mengenal SoKlin Antisep, untuk tertarik menggunakannya di momen Ramadan.
So, kesimpulannya apakah Impulsive Buying meningkat di bulan puasa?
Sesuai dengan analisa dari campaign strategy ketiga brand di atas, FULLSTOP berani menyatakan IYA, ya! Ikut serta dalam euforia bulan Ramadan ternyata juga termasuk pengenalan pain point audience teman-teman di momen tertentu. Nggak ada salahnya kok menawarkan promo atau diskon yang dibutuhkan oleh target market Anda.
Benarkah Hanya Marketing Strategy Pemicu Impulsive Buying yang Optimal di Bulan Puasa?
Menurut FULLSTOP Creative Agency TIDAK ya, teman-teman.
Dilihat dari pengaruh Impulsive Buying saja, teman-teman bisa kok menggunakan faktor-faktor ini sebagai konseptor dari marketing strategy pada bisnis yang sedang dijalankan dalam berbagai momen.
Namun, seperti yang dilakukan ketiga brand di atas. Kesemuanya punya konsep campaign yang RELATE, DEKAT, dan tetap INTIM menyesuaikan dengan kebutuhan target market masing-masing di momen bulan Ramadan. Pelajaran berharga yang dapat FULLSTOP terima dari marketing strategy analysis kali ini adalah pentingnya memperhatikan kebutuhan target market teman-teman. Maka hal ini juga berlaku di berbagai momen entah itu Payday, Nataru, dan Imlek kemarin, untuk mengenali kebutuhan audience teman-teman.
Poin penting inilah yang jika diperhatikan, telah dilakukan oleh SoKlin, Janji Jiwa, dan Klamby dalam boost marketing strategy-nya di bulan puasa kali ini.
So, siapkah teman-teman membuat target market semakin impulsif membeli produk Anda?
Biar makin siap, cek insight marketing strategy dan branding strategy di Blog FULLSTOP Branding Agency Indonesia lainnya yuk!