Perbedaan Customer Behavior Gen-Z vs Milenial yang Perlu Dipelajari!

Perbedaan Customer Behavior Gen-Z vs Milenial yang Perlu Dipelajari!

Posted by Fullstop Indonesia on 03 January 2024

Tahun Baru, Ilmu Baru!

Yap, di awal 2024 ini FULLSTOP Branding Agency Indonesia ingin mengajak teman-teman untuk mempelajari customer behavior (perilaku konsumen) dari Gen-Z dan Milenial. Biar insight yang FULLSTOP Creative Agency Surabaya nggak bosenin bahas brand analysis, kali ini coba kita pakai perspektif target market yuk!

Melansir dari Slice, data pengguna media sosial di 2023 dari Gen-Z dan Milenial hanya selisih kisaran 10% saja. Dari tahun ke tahun data berikut juga menunjukkan semakin banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan social media. Dari data tersebut, FULLSTOP Branding Agency Indonesia jadi penasaran bagaimana ya perilaku konsumen (customer behavior) yang cukup berpengaruh terhadap marketing strategy dan branding strategy teman-teman? Coba kita kenali yuk keduanya!

Customer Behavior Milenial

Generasi yang lahir di tahun 1981 - 1996 ini, merupakan generasi yang lahir dan tumbuh bersamaan dengan perkembangan teknologi. Maka, karakter generasi ini tentunya juga perlu teman-teman UMKM dan family business owner pelajari karena melansir dari Bisnis Lifestyle, populasi generasi milenial per tahun 2020 mencapai 25,87%.

Dengan jumlah populasi tersebut, teman-teman tentunya perlu mengenali karakter milenial yang juga cukup memperhatikan sebuah produk sebelum mereka membeli. Generasi yang cukup percaya diri, ‘Me Me Me Generation’, dan melek teknologi ini akan memperhatikan betul kualitas produk dengan riset terlebih dahulu.

Tentunya mereka akan lebih sering riset produk melalui berbagai macam informasi yang ada di internet. Baik social media maupun artikel dan video review, generasi ini akan memperhatikan kualitas produk dan menguatkan persepsinya terhadap sebuah brand melalui informasi yang bisa diaksesnya.

So, dengan adanya informasi customer behavior tersebut marketing strategy dan branding strategy apa sih yang dapat dilakukan teman-teman?

User Generated Content (Gunakan KOL)

Karena generasi ini lebih tertarik dengan kekuatan brand setelah adanya ‘review’, so penting untuk teman-teman membuat konten yang otentik beserta testimoni yang juga jujur dan apa adanya. Bagi Milenial, marketing konvensional memang tidak menarik. Namun adanya KOL/Influencer ataupun review yang memberikan keterangan jelas terhadap sebuah brand, maka saat itu pula generasi ini akan dapat memutuskan sebuah pembelian. Generasi ini lebih tertarik dan ter-trigger setelah menemukan review dari orang lain (sekilas seperti word-of-mouth marketing), baru memutuskan untuk percaya atau skip pada brand-brand tertentu.

So, jika produk teman-teman bertarget market Milenial, anggarkan budget marketing untuk KOL karena generasi ini membutuhkannya.

Boost Promosi di Offline Store

Meskipun generasi Milenial suka untuk riset produk secara online, namun dalam hal belanja, mereka lebih suka melakukannya secara offline. Melansir dari Daya, hal ini dilakukan generasi Milenial karena mereka merasa lebih leluasa saat belanja offline. Mereka dapat memilih berdasarkan user-experience saat memegang dan melihat produknya secara langsung.

Jadi, jika teman-teman UMKM dan family business owner menargetkan sales pada generasi ini, buat marketing strategy yang mengarahkan pembelian secara offline. Contohnya seperti yang dilakukan FULLSTOP Creative Agency Surabaya untuk My Yellow Duckling sampai hari ini. Support kebutuhan brand activation melalui event-event yang diikuti My Yellow Duckling dengan menyusun marketing strategy Buy 2 Only 100k.

Berikan offering menarik seperti ini hanya pada offline store teman-teman.

Perbanyak Review untuk Meningkatkan TRUST

Selain kedua poin sebelumnya, generasi Milenial lebih fokus pada mereka yang pernah memakai dan memberikan reviewnya. So, untuk meningkatkan TRUST generasi ini, gunakan marketing strategy agar jumlah review brand teman-teman semakin bertambah.

Hal ini dilakukan agar generasi Milenial juga lebih ‘aware’ terhadap brand teman-teman. Nggak hanya mengenal dari product knowledge saja, bagi mereka mengenal melalui review dan testimoni juga penting dalam keputusan pembelian.

Gimana caranya?

Contoh, teman-teman bisa membuat challenge bagi loyal customer untuk bantu boost review dan berikan hadiah menarik bagi mereka. Hasilnya, tentu dapat menarik generasi Milenial untuk lebih mengenal produk anda.

Customer Behavior Gen-Z

Generasi yang melek teknologi sejak dini ini, tentunya punya customer behavior berbeda dari generasi lainnya. Dibandingkan generasi Milenial, Gen-Z juga lebih banyak menghabiskan waktu untuk browsing dan scrolling selama sehari. Dengan adanya perbedaan ini, tentu keduanya juga memiliki customer behavior yang juga berbeda.

Gen-Z lebih senang jika sebuah brand berinteraksi dengan mereka di berbagai platform online. Selain itu, Gen-Z juga sangat mempertimbangkan sebuah brand berdasarkan tingkat ‘relate’ dengan identitas mereka. Dari habit mereka ini melansir dari Daya, Gen-Z lebih suka juga berbelanja offline bersama teman-temannya lho!

Jadi jika produk teman-teman ingin lebih ‘menarik’, maka kemas marketing strategy dan branding strategy-nya menjadi lebih ‘personal’. Selain itu, sama halnya dengan generasi Milenial, buat promo untuk Offline Store karena mereka lebih suka berkumpul dan bertemu teman-temannya sambil berbelanja. Contohnya gimana?

Hubungkan Pain Point Gen-Z dengan Fungsi Brand

Contoh, semisal produk teman-teman berupa alat tulis kantor. Gen-Z yang ‘personalized’ ini tentunya juga punya dongg hobi journaling atau koleksi alat tulis kesukaannya. Maka sajikan konten-konten yang menonjolkan fungsi produk untuk kebutuhan mereka.

Selain itu, tonjolkan juga permasalahan yang sering dialami Gen-Z dan selipkan secara soft-selling produk teman-teman sebagai solusinya. Marketing strategy sejenis ini akan lebih ‘relate’ bagi mereka.

Optimalkan Social Media Activation

Karena social media sangat ‘user-friendly’ bagi Gen-Z, maka gunakan peluang ini untuk boost marketing strategy dan branding strategy. Lebih aktif di social media dapat meningkatkan jangkauan brand teman-teman di benak generasi ini. Apalagi jika teman-teman tidak melakukannya hanya untuk awareness.

Melainkan juga untuk lebih interaktif dan ‘relate’, hal-hal seperti inilah yang membuat Gen-Z tertarik dan melirik brand teman-teman.

Jadi gimana nih, masih bingung atau udah lebih siap menyongsong 2024 achieved goal lebih banyak? Kalau masih bingung FULLSTOP Branding Agency Indonesia siap menemani dan support pengembangan bisnis teman-teman ya!

Back To List Blog