Pola Hidup Konsumtif Pengaruhi Kebutuhan Branding di Indonesia
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, serta efek globalisasi budaya melalui beragam media ke seluruh dunia termasuk Indonesia, maka peningkatan gaya hidup juga semakin berkembang sehingga memicu timbulnya sikap konsumerisme di kehidupan masyarakat Indonesia saat ini. Konsumerisme atau perilaku konsumtif ini merupakan peluang yang baik untuk para pebisnis dan pemilik usaha untuk mengembangkan brand. Tapi dengan cepatnya peningkatan gaya hidup ini didampingi dengan berkembangnya dunia digital, tantangan yang ada juga semakin banyak.
Cepatnya perputaran trend dan banyaknya pilihan menjadikan para pebisnis atau pemilik usaha dituntut untuk terus berinovasi melalui produk-produknya dan memperluas jangkauan bisnis mereka dengan branding dan komunikasi yang kuat agar mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat.
Melalui branding, setiap bisnis usaha memiliki kesempatan untuk dikenal baik oleh masyarakat dan target pasar mereka. Branding yang baik dan tepat sasaran tentunya akan memiliki dampak yang baik bagi citra bisnis usaha tersebut dan meningkatkan penjualan yang mereka inginkan. Hal ini sejalan dengan konsumerisme masyarakat yang terus berkembang sehingga saling melengkapi satu sama lain antara pebisnis usaha dan kebutuhan masyarakat yang tidak ada habisnya.
Sehingga bisa dibilang, kedua hal tersebut merupakan pola timbal balik yang saling memberikan dampak hingga saat ini. Bagaimana setiap bisnis usaha berusaha untuk memperoleh ‘nama’ di benak masyarakat yang kemudian direspon oleh masyarakat melalui konsumerisme mereka terhadap produk-produk yang tersedia. Sebaliknya, sikap konsumtif yang timbul di kalangan masyarakat memicu para pebisnis untuk terus bersaing di antara banyaknya pesaing usaha yang juga memperebutkan target pasar yang sama. Pola hidup konsumerisme dapat menjadi celah atau kabar buruk untuk bisnis tergantung strategi yang kita terapkan.