Tutorial & Tips Iklan CPAS / Collaborative Ads untuk Business Owner Baru

Tutorial & Tips Iklan CPAS / Collaborative Ads untuk Business Owner Baru

Posted by Fullstop Indonesia on 15 November 2023

Pernahkah teman-teman menggunakan salah satu fitur ini pada Meta Ads Manager?

Yap, fitur Collaborative Ads yang Meta sediakan untuk teman-teman UMKM dan family business owner akan memudahkan kalian dalam hal membaca data / traffic yang ada di Official Store Marketplace.

Melansir dari Louis Andreas, terdapat 5 marketplace yang bekerjasama dengan Meta Ads dalam Collaborative Ads (CPAS) ini. Di antaranya, Lazada, Blibli, Tokopedia, Shopee, Bukalapak, dan Zalora. Perbedaan Meta Ads non CPAS dan Meta Ads menggunakan CPAS ada pada potensial penjualan dan hasil data analisa traffic pada marketplace. Jadi, setiap E-Commerce yang bekerjasama dengan Meta akan menyediakan data customer potential yang pernah interest dengan produk teman-teman maupun sampai pada tingkat ‘membeli’ produk yang ditawarkan.

Sebagai creative agency yang juga menyediakan jasa digital marketing atau digital advertising, FULLSTOP Branding Agency Indonesia juga setuju bahwa CPAS ini cukup membantu family business owner atau UMKM yah dalam hal promosi melalui ads!

So, analisa apa yang akan FULLSTOP Creative Agency Surabaya bagikan pada marketing strategy analysis kali ini?

Sebelum mempelajari strategi ini lebih dalam, ada baiknya sama-sama belajar tentang CPAS terlebih dahulu, yuk!

Apa Itu CPAS?

Collaborative Performance Advertising Solutions (CPAS) ini merupakan salah satu fitur Meta Ads Manager yang bertujuan untuk meningkatkan potensi penjualan sebuah brand melalui traffic pada Marketplace (E-Commerce). Fitur ini sebenarnya memudahkan teman-teman agar penjualan juga dapat dioptimalkan melalui ads yang berhubungan langsung dengan Official Store business anda di E-Commerce.

Seperti lansiran FULLSTOP Branding Agency Indonesia dari Kominfo, pertumbuhan penggunaan E-Commerce di Indonesia meningkat sebanyak 78% sejauh ini. So, nggak ada salahnya untuk teman-teman UMKM dan family business owner mempelajari fitur CPAS. Memperhatikan perilaku konsumen yang cenderung berbelanja melalui e-commerce pun dapat menjadi peluang emas untuk melakukan marketing strategy pada medium seperti ini.

Pertanyaannya, “Apakah CPAS hanya dapat digunakan untuk bisnis yang potensial penjualannya ada pada e-commerce?”

Sebenarnya menurut FULLSTOP Creative Agency Surabaya nggak terbatas hanya pada bisnis yang sudah ‘mature’, ya. Tapi CPAS juga bisa kok digunakan untuk teman-teman UMKM dan family business owner yang masih merintis bisnisnya.

Gimana ya, caranya?

Penasaran dengan penyusunan marketing strategy pada CPAS ala FULLSTOP?

Simak penjelasan artikel ini sampai akhir, yuk!  

Tutorial Analisa Marketing Strategy pada CPAS

Menjadi salah satu fitur yang cukup membantu beberapa brand yang dihandle FULLSTOP Branding Agency Indonesia, CPAS Ads memang perlu perhatian khusus sebelum teman-teman menjalankannya. Mengapa?

Karena dari Tim Ads Management FULLSTOP Creative Agency Surabaya sendiri membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mempelajari fitur satu ini. Mulai dari platformnya yang berbeda, audience juga tentu berbeda sampai kecenderungan usernya pun sudah pasti berbeda. Sehingga marketing strategy yang perlu dijalankan Meta Ads tanpa CPAS dan Meta Ads CPAS tentu jelas berbeda. Berikut step-by-step yang FULLSTOP Branding Agency Indonesia sarankan untuk teman-teman sebelum mengaplikasikan marketing strategy menggunakan CPAS.

Campaign dan Content yang Relatable & Clickbait

Campaign akan dideskripsikan pada sebuah content, sedangkan content akan membantu mendeliver campaign agar dapat diterima target market bisnis anda. So, keduanya memang perlu juga monitoring dan evaluasi bersama dengan Content Creator bisnis teman-teman.

Teman-teman bisa memulai menganalisa perilaku pembelian konsumen dengan mengelompokkannya pada 2 kategori: impulsive buying atau compulsive buying. Melansir dari Liputan 6, impulsive buying dan compulsive buying merupakan sebuah sebutan secara psikologi pembeli saat melakukan sebuah keputusan pembelian. Keduanya sama-sama mengkategorikan jenis pembeli yang GILA BELANJA. Namun jika ditarik pada sebuah campaign dan content yang teman-teman sajikan, kira-kira mana yang lebih cocok?

Impulsive buying merupakan perilaku konsumen saat mereka sama sekali tidak memiliki dorongan untuk ‘membeli’ sesuatu, hanya tiba-tiba saja tertarik dan membeli. Berbeda dengan compulsive buying, perilaku konsumen ini lebih fokus berbelanja karena terdapat dorongan dan paksaan di dalamnya. Berangkat dari 2 jenis kelompok konsumen ini, maka teman-teman dapat mengaitkannya melalui content dan campaign sebelum dijalankan melalui CPAS.

Dari adanya pengelompokan tersebut, teman-teman baru bisa masuk pada planning content ads yang relate dengan keputusan pembelian target market anda. Dari planning content ini, FULLSTOP Creative Agency Surabaya sarankan untuk tetap highlight USP ya, teman-teman. USP ini berfungsi agar brand recognition dari brand teman-teman tetap kuat.

Selain itu, memperhatikan dua jenis perilaku keputusan pembelian yang disebutkan sebelumnya, teman-teman juga perlu mentrigger mereka dengan copywriting yang tepat.

Pancing mereka dengan PENAWARAN TERBATAS baik secara KUOTA maupun PERIODE. Pancing juga dengan strategi harga yang cukup MIRING jika dibandingkan dengan HARGA CORET yang tertera.

Strategi konten seperti ini ternyata juga penting diperhatikan lho sebelum teman-teman memasang ads CPAS. Karena jika hanya membuat konten dengan alasan ‘sedang hype’ saja, sepertinya target market anda akan tergeser oleh kompetitor yang cukup kuat dengan brand recognition dan special offer-nya.

Analisa Kebutuhan Retargeting

Pada setting Meta Ads menggunakan CPAS ini, teman-teman dapat retargeting audience yang sebelumnya telah interest dengan produk atau halaman produk yang ada di e-commerce bisnis teman-teman.

Retargeting bertujuan untuk recall audience dengan produk atau promosi yang teman-teman tawarkan. Cara kerja filtering audience ini juga memudahkan Meta Ads Manager untuk mentrigger kembali tipe audience serupa, sehingga ads yang dirunningkan dapat dengan efektif dilihat oleh target marketnya. Namun menurut FULLSTOP Branding Agency Indonesia, teman-teman tidak wajib menggunakan retargeting saat hasil ads CPAS-nya memang tidak begitu berpengaruh.

Research kembali jika hasilnya masih kurang berpengaruh terhadap goals campaign. Ditelaah kembali apa yang menjadi kekurangan dan apa kekuatan pada ads yang dapat diulangi kembali. Jika perlu, coba teman-teman UMKM dan family business owner bandingkan sebuah konten yang running tanpa CPAS dan menggunakan CPAS. Biasanya tim Ads Management juga belajar banyak dari hasil keduanya sebagai bahan evaluasi kok. 

So, kapan retargeting perlu dilakukan?

Jika ads CPAS teman-teman sudah cukup nampol, why not? Lakukan kembali dengan strategi yang sama.

Pelajari Analisa dari Meta Ads Manager

Selain berkaca dari jenis konten dan hasil ads CPAS, teman-teman juga harus menganalisa hasil ads CPAS dari kacamata Meta Ads Manager. Maksudnya gimana tuh?

Pelajari jenis ads yang mendapatkan CPR dan CTR optimal dengan memperhatikan juga setting audience yang ada. Jika ads tersebut optimal, berarti ads dengan strategi serupa akan diboost oleh Meta Ads Manager dan bisa dilakukan kembali.

Tidak hanya dari CPR dan CTR, Tim Ads Management FULLSTOP Creative Agency Surabaya juga sering memperhatikan jenis konten yang diadskan. Konten-konten seperti reels lebih sering mendapatkan hasil yang optimal daripada konten yang berbentuk graphics. Konten reels ini juga lebih diboost Meta Ads Manager saat teman-teman memperhatikan ke-otentik-annya. Maksudnya, sering sekali FULLSTOP Branding Agency Indonesia perhatikan, konten yang produksinya shoot sendiri sampai menyertakan voice over, biasanya lebih diboost juga oleh Meta Ads Manager.

Eits, tapi jangan mengabaikan juga poin-poin tutorial sebelumnya ya, teman-teman.

Bisakah Business Owner Baru Menggunakan CPAS?

Jawabannya, BISA!

Meskipun kegiatan memasang ads secara rutin sama dengan kegiatan bakar duit, tapi menurut FULLSTOP Creative Agency Surabaya jika teman-teman paham cara menganalisa hasil adsnya, maka dengan budget yang CUKUP, ads akan berjalan dengan optimal.

Teman-teman bisa juga coba melakukan tutorial marketing strategy yang FULLSTOP Branding Agency Indonesia share di artikel ini dan tidak perlu memasang budget terlalu besar. Perhatikan juga range lokasi audiencenya. Namanya juga percobaan, jangan berani pasang budget besar dulu. Lakukan evaluasi secara berkala agar teman-teman juga lebih memahami ritme Meta Ads Manager untuk mendukung jenis-jenis konten CPAS yang hasilnya optimal.

Masih bingung dengan cara kerja Meta Ads Manager?

Tim Ads Management FULLSTOP Creative Agency Surabaya siap membantu teman-teman! Selamat mencoba, ya!

Back To List Blog