Kebakaran di Bromo Gara-Gara Pre-Wedding. Salah Siapa?
Bromo merupakan salah satu gunung berapi yang masih aktif dengan keindahannya yang juga digandrungi seluruh masyarakat Indonesia. Nggak heran kalau pemberitaan kemarin membuat orang seantero Indonesia jadi berargumen dengan pendapatnya masing-masing. Begitupun saat FULLSTOP Branding Agency Indonesia perhatikan banyaknya yang menyalahkan Wedding Organizer dan calon pengantin yang sedang melangsungkan photoshoot pre-weddingnya di Gunung Bromo saat itu.
Menurut FULLSTOP Creative Agency Surabaya, kejadian seperti ini memanglah force majeure yang wajar terjadi saat kita menjalani bisnis ya, teman-teman. Jika ditarik ke manajerial, sebenarnya hal ini akan masuk dalam manajemen risiko sebuah bisnis akan kejadian di luar kendali business owner ataupun UMKM saat sedang melayani kliennya.
Tapi, apakah kejadian seperti ini bisa menjadi sudut pandang yang cukup subjektif untuk langsung menyalahkan Wedding Organizer saja? Bagaimana FULLSTOP Branding Agency Indonesia menganalisa risiko bisnis yang seharusnya dijalankan Wedding Organizer ini? Sebelum membahas lebih dalam, simak dulu kronologi peristiwa kebakaran di Gunung Bromo awal September lalu berikut, yuk!
Kronologi Peristiwa
Melansir dari Merdeka, kebakaran di kawasan Bromo Tengger sebenarnya sudah terjadi sejak 31 Agustus lalu. Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, “Musim kemarau yang berkepanjangan telah membuat vegetasi di kawasan TNBTS (Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru) mengering. Ditambah adanya fenomena frost (embun upas). Kondisi ini rawan menimbulkan kebakaran hutan atau lahan (Karhutla).
Kebakaran kedua, terjadi lagi pada 1 September 2023 pukul 21.00 WIB. Pada saat itu, lokasinya tepat berada di sabana Kaldera Tengger yang jadi lokasi destinasi wisata Bromo Tengger Semeru. Dua kejadian ini sempat membuat akses destinasi wisata Bromo Tengger Semeru ditutup sementara waktu. Pemadaman Karhutla saat itu cukup menantang tim gabungan karena posisinya berada di kawasan curam dan memiliki kemiringan tertentu.
Kemudian, baru pada tanggal 6 September 2023 lalu terjadi insiden flare prewedding yang mengakibatkan karhutla kembali di kawasan Bromo Tengger Semeru. Sejak kejadian ini, Balai Besar TNBTS menutup total semua aktivitas dari semua pintu masuk menuju kawasan Gunung Bromo. Penutupan ini bertujuan untuk kelancaran proses pemadaman dan keamanan pengunjung.
Akibat Flare yang Digunakan
Dari pemberitaan yang ada, FULLSTOP Branding Agency Indonesia menyayangkan penggunaan flare dalam membuat efek photoshoot prewedding ini. Mengapa? Karena flare sendiri melansir dari Liputan 6, akan menimbulkan kebakaran jika digunakan dengan cara yang salah.
Jika kita menghubungkan dengan kejadian kebakaran sebelumnya, memang masih memungkinkan kok untuk jadi pemicu kejadian kebakaran hutan dan lahan untuk yang ketiga kalinya. Namun jika boleh berumpama, semisal pihak Wedding Organizer dan calon pengantin nggak memilih flare sebagai properti photoshoot, akankah kebakaran ini tetap terjadi?
Who knows, tapi coba kita pelajari tentang kebakaran hutan itu sendiri. Melansir dari Detik News, kebakaran hutan memang bisa terjadi karena beberapa hal. Di antaranya, adanya puntung rokok yang dibuang sembarangan, membuka lahan dengan cara membakar hutan, tidak pernah melakukan reboisasi (penghijauan kembali) dan adanya bara api unggun yang masih menyala. Flare sendiri, berisi bahan bakar yang mudah terbakar. So, nggak salah juga jika kita menyalahkan flare menjadi pemicu kebakaran ketiga, bukan?
Konsep foto pre-wedding di kawasan Bromo Tengger Semeru, menurut FULLSTOP Creative Agency Surabaya, juga sepertinya nggak terbatas dengan pemandangan indah yang ada. Bahkan nggak perlu pakai flare juga sepertinya momen epic yang memorable bisa tertangkap saat melakukan photoshoot di sana.
Manajemen Risiko dalam Bisnis
Seperti yang sudah FULLSTOP Creative Agency Surabaya sebutkan di awal intro artikel kali ini, kejadian yang ada memang merupakan force majeure. Namun jika kita menariknya dari sudut pandang manajemen risiko sebuah bisnis, apa sih yang seharusnya dilakukan Wedding Organizer?
Menurut FULLSTOP Branding Agency Indonesia, BMKG telah mengimbau adanya El Nino yang dapat memicu karhutla di sekitar bulan Juni lalu. Terlepas dari tahu atau nggaknya sebuah Wedding Organizer, sepertinya mempelajari risiko yang terjadi dari area yang sedang dipakai juga termasuk dalam manajemen risiko bisnis yang perlu dilakukan. Baik Wedding Organizer, Event Organizer apa pun bidang bisnis teman-teman, manajemen seperti ini tetap perlu dilakukan agar kejadian seperti Wedding Organizer dalam kasus ini nggak kejadian lagi.
Melansir dari Mekari Jurnal, risiko bisnis merupakan situasi yang nggak diinginkan para business owner, namun risiko bisnis berpotensi terjadi kapan pun dan di mana pun. Hal inilah yang perlu diperhatikan teman-teman UMKM dan family business owner sebelum akhirnya dapat menimbulkan kerugian seperti yang dialami Wedding Organizer satu ini.
Masih melansir dari Mekari Jurnal, terdapat 3 faktor yang dapat berisiko terhadap bisnis teman-teman:
- Ketidakpastian ekonomi
- Ketidakpastian karena alam
- Ketidakpastian karena manusia
Faktor-faktor ini bisa datang kapan pun dan dimana pun, oleh karena itu tetap harus menjadi manajemen sebuah bisnis agar saat terjadi, setidaknya teman-teman sudah menyiapkan solusi atau pun opsinya terlebih dahulu.
Jadi, bahkan kalau cerita sebenarnya adalah si client alias pasangan calon pengantin yang request untuk menyalakan flare meski tahu hal tersebut berbahaya, sebagai business owner atau siapa pun itu, kita bisa memberikan arahan dan memberikan alasan yang SOLID mengapa flare tidak memungkinkan di situasi pada saat itu. Bahkan kalau bisa, mengingat kejadian kebakaran sudah terjadi beberapa hari bahkan beberapa minggu sebelum keberangkatan tim Wedding Organizer dan calon pengantin ke Gunung Bromo, pihak wedding organizer sudah meminimalisir risiko dengan memberi peringatan kalau flare tidak bisa dilakukan.
Sedih kan jika teman-teman mengalami hal yang sama seperti Wedding Organizer ini. Hasil jepretan yang seharusnya bisa jadi promosi hasil portfolionya dari project ini, justru malah viral gara-gara kebakaran yang ada.
Benar-benar jadi pelajaran berharga ya untuk teman-teman UMKM dan family business owner agar lebih hati-hati dalam memutuskan venue, property atau apapun yang berisiko.
Buat teman-teman family business owner dan pegiat UMKM yang tidak hanya butuh insight mengenai branding strategy dan social media marketing activation, tapi juga BUSINESS INSIGHT seperti RISK MANAGEMENT di artikel Bromo satu ini, stay tuned terus di blog FULLSTOP Branding Indonesia ya!