Resmi Rilis iPhone 15! Ini Rahasia Apple Menjadi Top of Mind & No.1 Brand
Siapa sih yang nggak kenal iPhone?
Siapa juga yang nggak kenal dengan Steve Jobs sebagai the man behind Apple satu ini?
Yap, seperti yang pernah FULLSTOP Branding Agency Surabaya mention di sini, Apple memang cukup spesial di mata target marketnya. Apple juga selalu mendatangkan pembelian ke-2, ketiga, keempat dan seterusnya saat meluncurkan seri terbarunya dari para loyal customer.
Apakah bisnis sejenis Apple dapat dikatakan gagal karena hanya mendatangkan pembelian dari loyal customer? Gimana sih brand analysis FULLSTOP Creative Agency Surabaya untuk case seperti ini?
Yuk kita kupas di artikel kali ini!
Bercermin dengan Produk Versi Lawasnya
Cara Apple untuk menarik perhatian pelanggannya, menurut FULLSTOP Branding Agency Surabaya, bisa dibilang cukup unik. Nggak sama seperti brand gadget lainnya yang rutin membandingkan diri dengan kompetitor, Apple lebih sering highlight perbandingan versi lawas dengan versi terbaru yang akan dirilisnya.
Melansir dari Investabook, seolah ingin memiliki ring tinju sendirian, Apple justru highlight fitur iPhone versi lama dengan iPhone versi terbarunya. Secara sangat soft-selling, justru branding strategy inilah yang membuat iPhone memiliki banyak loyal customer.
Pertanyaan yang lahir dari branding strategy seperti ini bukan
“Handphone mana ya, yang aku pilih?”
Tapi, branding strategy iPhone ini akan melahirkan pertanyaan,
“iPhone mana ya yang bakal aku pilih?”
Terkesan nggak menyaingi lainnya, namun Head of Brand Development dan Marketing iPhone cukup cerdas untuk membuat target marketnya secara alam bawah sadar hanya fokus pada produk-produk keluarannya. Nggak heran kan kalau Apple selalu punya loyal customer yang repeat order produk-produknya?
Jika kita bandingkan, beberapa fitur iPhone ternyata juga masih lebih rendah daripada Android lho, teman-teman!
Source: Investabook
Sadar juga nggak sih, hal ini merupakan brand activation dari tagline andalannya ‘Think Different’? Wow, konsistensi Apple dengan taglinenya ini sepertinya nggak main-main ya, teman-teman.
Mulai dari branding strategy membandingkan varian produk sendiri sampai fitur yang nggak terlalu ‘canggih-canggih banget’ seperti Android, Apple tanamkan betul karena memang the main strategy Apple bukan pada fitur dan bersaing dengan kompetitornya. User-experience yang nggak tergantikan saat menggunakan Apple-lah yang menjadi fokus utamanya.
Dengan membangun branding strategy seperti ini yang seolah membangun inner circle sendiri, justru hal inilah yang menguatkan interaksi Apple dengan target marketnya, juga kan? Balik lagi ke ‘interaction then conversion’, menurut FULLSTOP Branding Agency Indonesia, inilah yang menjadi kekuatan brand recognition Apple langgeng sampai hari ini.
Mahal Tapi Tetap Punya Loyal Customer
Poin kedua yang bikin FULLSTOP Creative Agency Surabaya terheran-heran, Apple ini punya harga setinggi langit tapi loyal customernya tetep mau beli lho! Kenapa ya, kira-kira?
Beginilah jika sebuah brand berhasil ‘top of mind’, simplicity dan elegant yang juga dibangun konsisten oleh Apple membuatnya menjadi brand yang cukup digandrungi karena memang ‘nggak neko-neko’. Fokus pada keamanan, privasi dan kenyamanan penggunanya, Apple berhasil membangun branding recognition seperti ini pada benak target marketnya. Ekosistem yang Apple bangun agar customernya tetap berada pada jangkauannya seperti apps khusus untuk iOS (pengguna Apple) inilah juga yang membuatnya membangun sendiri pundi-pundi cuannya.
Membuat perputaran profit sendiri mulai dari App Store, Apple TV, Apple Music sampai Apple News, menurut FULLSTOP Branding Agency Indonesia hal ini jugalah yang membuat iPhone dan produk Apple lainnya lebih eksklusif.
‘Interaction then conversion’ yang sepertinya sengaja dibentuk dari awal, membuat Apple memang cenderung memiliki brand value yang private dan exclusive sehingga nggak masalah juga untuk merogoh kocek lebih dalam.
Jualan Service, Bukan Sekadar Jualan Produk
Yang dijual memang gadget, tapi lagi-lagi Apple memang ahlinya soft-selling dan secara alam bawah sadar selalu membuat customernya rela beli varian gadget yang ditawarkannya. Mengapa?
Balik lagi, perputaran varian apps dan service yang masih berada di ranah Apple sendiri, membuat penggunanya juga nyaman saat mendapatkan servis seperti ini. Kenyamanan yang diutamakan Apple membuat seseorang juga nggak meragukan kualitas produk-produk Apple.
Service center yang disiapkan Apple secara nggak langsung juga membangun TRUST yang lebih tinggi dibandingkan dengan gadget-gadget lain yang minim sekali untuk menyiapkan hal ini. Seolah menyiapkan interaksi dengan penggunanya di saat mereka sedang bermasalah, Apple memang cukup cermat memperhatikan pain point customernya.
Seperti yang sudah disebutkan FULLSTOP Creative Agency Surabaya di baris sebelumnya, Apple melayani usernya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Secara business strategy, wajar sekali jika perputaran profit Apple gunakan sendiri melalui software iOS yang diciptakannya. Namun sadarkah jika branding strategy ini juga termasuk servis yang Apple tawarkan?
Hardware dijual ☑️
Software dijual ☑️☑️
Servis juga tersedia! ☑️☑️☑️
Ibarat toko, sepertinya Apple sudah cocok disebut TOSERBA (Toko Serba Ada), kan? Apple menawarkan produk terbaik dengan servis yang juga terbaik. Apple secara alam bawah sadar membuat user-nya untuk melakukan repeat order dengan jenis produk yang berbeda-beda namun tetap saling support. Hal ini jugalah yang membuat Apple punya keuntungan berkali lipat karena loyal customernya nggak berlari kemana-mana, tetap berada di circle marketing strategy yang dilakukannya.
Gimana nih teman-teman?
Marketing strategy dan branding strategy Apple bikin kagum kan?
Stay tuned terus di blog FULLSTOP Branding Agency Indonesia untuk dapatkan brand analysis brand-brand terkemuka lainnya ya!