Baru Tayang Langsung Pecah Rekor! Apa Sih Rahasia One Piece Bisa Sesukses Ini?
Siapa nih di antara teman-teman UMKM dan family business owner yang juga termasuk fans One Piece? Sini-sini merapat, karena FULLSTOP Branding Agency Indonesia akan membahas anime Jepang yang populer satu ini. Bukan sekedar adaptasi live action dari sebuah anime, One Piece memberikan kita lesson-learned yang bisa dicomot teman-teman dalam hal branding strategy dan marketing strategy lho!
Yap, jangan salah, masih inget kan FULLSTOP Creative Agency Surabaya pernah membahas bagaimana strategy branding Barbie The Movie dan Oppenheimer bisa jadi se-viral itu?
Bukankah tayangnya hasil dari industri hiburan juga nggak bisa lepas dari marketing strategy dan branding strategy?
Semakin banyak yang nonton juga akan menjadi keuntungan bagi Production House film/ Stasiun TV dari anime yang menayangkannya kan?
Begitupun dengan branding strategy yang diperlukan untuk menarik perhatian target market / penonton anime seperti One Piece ini. Fansnya aja udah bejibun, jadi nggak salah juga jika anime Jepang ini melebarkan sayapnya menjadi TV Series agar cerita One Piece punya medium berbeda yang dapat diingat.
Sebelum membahas rahasia sukses One Piece dari sudut pandang marketing dan branding yang sudah terbangun, yuk ikut FULLSTOP mengenang rilisnya One Piece dari awal sampai hari ini, yuk!
Anime Sejak Tahun 1999
Melansir dari Kompas, Eiichiro Oda sebagai kreator (penulis cerita dan illustrator manga) dari One Piece mengawali karirnya menjadi kompetitor Dragon Ball, Sailor Moon dan Digimon sejak tahun 1997. Awalnya, One Piece merupakan sebuah seri manga Jepang. Seri manga One Piece telah dimuat di majalah Weekly Shonen Jump pada 22 Juli 1997.
Dari sinilah medium karya Eiichiro Oda mulai berkembang dan diproduksi menjadi anime oleh Production IG pada tahun 1998. Di tahun 1999, One Piece mulai tayang menjadi serial anime dan diproduksi oleh Toei Animation. Melansir dari STEKOM, Popularitas One Piece semakin meningkat saat Madman Entertainment ikut memproduksi karya Eiichiro Oda ini dalam terjemahan bahasa Inggris. Merchandise sampai video game juga mulai diproduksi oleh beberapa perusahaan. Dari tahun ke tahun, brand recognition One Piece semakin kuat.
Di sini pulalah FULLSTOP Branding Agency Indonesia ingin membahas dari sudut pandang branding analysis One Piece sendiri. Semakin luas jangkauan One Piece dan semakin spesifik medium karyanya (medium diferensiasi produknya), saat itulah branding activation One Piece mulai di titik ‘mature’. Brand awareness One Piece mulai melebar kemana-mana. Nggak hanya masuk di industri hiburan, tapi untuk memanjakan fansnya, hal ini digunakan lini bisnis lain sebagai peluang untuk melakukan marketing strategy.
“Apakah hal seperti ini, sah?”
Menurut FULLSTOP Branding Indonesia, hal ini sah-sah saja apalagi menghasilkan win-win solution untuk kedua belah pihak. Memang benar ide karyanya tetap ada pada Eiichiro Oda, namun untuk hal tingkat awarenessnya, One Piece justru semakin kuat dengan kehadiran lini bisnis lain yang menggunakan ide karyanya. Agak mirip dengan viral marketing memang, semakin banyak yang mengembangkan karya Eiichiro Oda satu ini, maka semakin naik daun juga One Piece besutannya.
Personal Branding Eiichiro Oda yang Cukup Kuat
Tidak seperti kebanyakan public figure lainnya, Eiichiro Oda jarang memunculkan diri di hadapan media. Awal popularitas One Piece, ia sempat menyebutkan bahwa perkiraannya terhadap jalan cerita One Piece kemungkinan hanya 5 tahun saja. Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa ia telah menentukan bagaimana ‘the end of the day’ dari tokoh-tokoh One Piece.
Nyatanya?
Sungguh meleset dari perkiraan.
Melihat animo penggemar One Piece, sepertinya menurut FULLSTOP sebagai pengamat dan branding agency Surabaya, wajar-wajar saja jika Eiichiro Oda mengubah ending One Piece menjadi jalan cerita yang lebih panjang hingga usia penayangan One Piece 24 tahun hari ini. Wow! Brand legend aja kuat secara brand recognition apalagi series anime yang tayang terus menerus seperti One Piece ini yah teman-teman.
Balik lagi membahas sosok Eiichiro Oda. Jalan cerita One Piece yang cukup seru, membuat euforia penggemarnya penasaran dengan pencipta One Piece ini. Sedangkan sembunyinya Eiichiro Oda dibalik karya populernya semakin mensukseskan brand recognition dari One Piece sendiri. Melansir dari Detik, penggemarnya penasaran dengan identitas ruang kerja Mangaka sukses satu ini. Disebut-sebut karena tidak ingin terlalu terekspos oleh media, Eiichiro Oda juga punya mesin ATM Pribadi yang ada di dalam rumahnya. Banyak juga yang menanyakan tentang kekayaan Eiichiro Oda beserta anak yang dimilikinya.
Menurut FULLSTOP Branding Indonesia, perpaduan antara kekuatan branding strategy One Piece dan personal branding Eiichiro Oda sendiri justru semakin menguatkan satu sama lain. Nggak heran kalau One Piece sendiri masih eksis di usianya ke-24 tahun ini.
Pengembangan Karya dari Seri Manga sampai Netflix Series
Pernah tahu juga kan teman-teman tentang karya sebuah buku yang kemudian difilmkan? Sama halnya dengan One Piece. Berasal dari manga (komik), tahun ini One Piece juga mengubah medium tontonan penggemarnya dalam sebuah Netflix Series.
Secara sadar atau nggak, pengembangan medium One Piece ini tentunya akan mengundang beberapa kontroversi. Nggak sedikit penggemarnya yang menyampaikan perkiraan terburuknya saat One Piece diubah ke dalam Netflix Series. Tapi banyak juga di antara mereka yang penasaran dengan One Piece Live Action ini.
Hal ini wajar karena medium sebuah manga terhadap ilustrasi yang dibuat Eiichiro Oda beserta timnya tentu akan selalu mengundang interpretasi yang mirip karena manga bersifat fiktif. Saat sebuah manga ditarik dalam medium TV Series, tentunya akan mengubah interpretasi audience terhadap One Piece. Apalagi di part-part yang sepertinya nggak mungkin bisa dilakukan secara nyata oleh tokoh-tokoh ‘real’ One Piece Live Action ini. Meskipun kontroversi, justru hal inilah yang mendukung social media activation One Piece semakin kuat. Selain itu, setelah seminggu pertama tayang, bagaimana hasilnya?
Melansir dari Kompas, One Piece Live Action berhasil mengungguli 2 serial populer Netflix (Stranger Things dan Wednesday). Dalam 1 minggu penayangannya, One Piece berhasil mendapatkan peringkat pertama di 84 negara berbeda. One Piece memang selalu mengagumkan!
Apa yang Bisa Dipelajari Dari One Piece?
Menurut FULLSTOP Branding Agency Indonesia, ada 2 hal yang bisa teman-teman pelajari dari segi branding strategy One Piece sendiri.
Pertama, konsistensi Eiichiro Oda membangun rasa penasaran penontonnya.
Kedua, audience atau target market One Piece dibiarkan oleh Eiichiro Oda berargumen sesuai sudut pandang masing-masing.
Dari poin pertama, tentunya sudah sering FULLSTOP Branding Indonesia mention ya, bahwa konsistensi itu PENTING dalam membangun brand. Sedangkan untuk poin kedua, secara sangat soft-selling Eiichiro Oda sebenarnya sedang membangun interaksi dengan penggemarnya, melalui cerita yang dia buat dan melihat tanggapan mereka.
Oleh karena itu, One Piece selalu mencapai keberhasilannya dengan mengundang argumen yang cukup subjektif. Hal inilah yang membuat One Piece selalu berhasil jadi HOT TOPIC atau Trending Topic.
Kalau menurut pendapat teman-teman bagaimana?
Sudahkah menonton One Piece Live Action di Netflix?