Rebahan di Depan Prambanan Langsung VIRAL! KAWS Kini Kolaborasi dengan Uniqlo

Rebahan di Depan Prambanan Langsung VIRAL! KAWS Kini Kolaborasi dengan Uniqlo

Posted by Fullstop Indonesia on 02 September 2023

PINK dan REBAHAN!

Kayaknya dua kata ini cukup mewakili keberhasilan brand awareness KAWS Holiday di Candi Prambanan sejak awal Agustus lalu. Yaps, nama panggung atau nama seni dari Brian Donnelly ini jadi perbincangan hangat karena muncul di salah satu situs yang juga merupakan warisan dunia UNESCO, Candi Prambanan.

Nggak hanya FULLSTOP Branding Agency yang penasaran. Beragam topik yang mendukung viral marketing tur pameran seni ini pun bermunculan, seperti: 

“Kenapa figure ACCOMPLICE-nya harus rebahan?” 

“Kenapa sih warnanya PINK?”

“Kenapa juga memilih Candi Prambanan?”

“Mengapa baru memunculkan ACCOMPLICE di Indonesia dan bukan di negara-negara sebelumnya?”

Menurut FULLSTOP Creative Agency Surabaya, jawaban dari pertanyaan berikut memang cukup menggambarkan secara tersirat branding strategy dan marketing strategy dari KAWS: Holiday Indonesia sendiri. Tur pameran seni yang dipelopori Brian Donnelly sejak 2018 ini bukan pertama kalinya mengonsep figure raksasa sebagai marketing strategy sekaligus branding strategy yang sedang dijalankannya. Indonesia jadi negara ke-10 yang telah terpilih setelah 9 negara sebelumnya.

Walaupun beberapa media mengatakan bentuk collaborative marketing ini cenderung merusak nilai budaya bersejarah yang ada di Candi Prambanan, justru hal seperti inilah yang justru menarik untuk dianalisa – at least menurut pandangan FULLSTOP Branding Agency ya. Menyatukan seni kontemporer dengan warisan dunia versi UNESCO, wajar jika nggak selalu mendapatkan feedback positif. Hal ini karena estetika seni dan budaya sendiri menurut FULLSTOP Branding Indonesia juga termasuk subjektif. Intinya, apapun pembahasan dari boneka raksasa pink di depan Candi Prambanan ini telah sukses mencuri perhatian.

Melansir dari ReJogja Republika, menurut Budayawan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Tulus Warsito, “Pameran seni KAWS: Holiday Indonesia ini bisa jadi daya tarik Candi Prambanan dari segi pariwisata. Apalagi ini sangat spektakuler!”

Menurut teman-teman bagaimana?

Setuju atau tidak?

Well, kalau FULLSTOP Branding Agency sendiri sih setuju dengan analisa beliau. Mengapa? Karena collaborative marketing dalam sebuah event seperti ini tentunya akan mengundang banyak perhatian audience.

Didukung ukuran boneka Accomplice sebesar 45 meter dengan tinggi 15 meter ini, siapa sih yang nggak penasaran melihatnya secara langsung di Candi Prambanan? Ukuran patung atau figure raksasa saja sudah mencuri perhatian apalagi dengan pemilihan-pemilihan unsur lain. Nggak puas dengan kesuksesannya menghadirkan seni kontemporer pada warisan dunia UNESCO, KAWS mengumumkan kolaborasinya yang kedua bersama UNIQLO!

Baru saja merilis countdown launching-nya 23 Agustus 2023 lalu, KAWS memang begitu cermat menyusun branding strategy dan marketing strategy untuk karya-karyanya. Apa sih alasan KAWS memilih Uniqlo? Dan apakah sebuah kesengajaan merilis kolaborasi beruntun dengan Candi Prambanan dan UNIQLO? Saatnya menganalisa bersama FULLSTOP!

Kenalan Dulu dengan KAWS

Sebelum membahas kolaborasi KAWS x UNIQLO, ada baiknya FULLSTOP Branding Indonesia mengenalkan dulu tentang KAWS. Nama seni atau nama panggung dari Brian Donnelly ini, dikenal sejak ia melakukan subvertising atau merusak papan iklan dan halte bus dengan gambar karakter buatannya (The Companion, Bendy dan The Accomplice). Hal ini ia lakukan di New York, dan kemudian KAWS mulai melebarkan sayap di Paris, London, Berlin dan Tokyo.

Sejak saat itu nama KAWS semakin populer. Dimulai dari kesempatannya untuk merancang mainan kecil dengan perusahaan pakaian Jepang, KAWS mulai berani juga untuk membuat patung 3 dimensi setinggi 5 meter. Mulai tahun 2004, KAWS telah berkolaborasi dengan berbagai artis seperti Kanye West, Nike, Marc Jacobs, Comme Des Garcons dan Vans.

Ternyata nama panggung Brian Donnelly ini telah populer sejak dulu yaah, teman-teman.  Marketing strategy berupa collaborative marketing ini ternyata bukan yang pertama kali. Kolaborasi dengan Uniqlo sendiri melansir dari Kompas, pertama kali dilakukan pada tahun 2019 dan hasilnya langsung ludes setelah dirilis. So, dari sini FULLSTOP sebagai sesama creative agency dapat menyimpulkan bahwa kolaborasi kedua ini dilakukan karena yang pertama kali telah sukses. Tapi apakah dilaunching setelah momen KAWS: Holiday Indonesia dirilis memanglah sebuah kesengajaan?

Perhatikan Momentum dalam Marketing Strategy

Launching kolaborasi keduanya setelah mengumumkan keberadaannya untuk tur pameran seni KAWS: Holiday Indonesia, menurut FULLSTOP Branding Agency Indonesia adalah keputusan tepat, pastinya dengan deliberate consideration untuk mendapatkan momentum yang paling massive.

Mengapa demikian?

Menentukan marketing strategy dan branding strategy memang perlu memainkan peluang dalam sebuah momen terbaik. Jika teman-teman ingat di setiap penutup artikel brand analysis FULLSTOP selalu sampaikan untuk jangan menyerah melalui proses research, development, & growth dalam mengembangkan bisnis. Hal inilah juga yang dilakukan KAWS untuk terus meningkatkan awareness target marketingnya. Membangun kembali ingatan audience terhadap keberadaan brand kita, menurut FULLSTOP juga termasuk brand activation yang cukup jitu. Apalagi jika marketing strategy atau branding strategy yang dilakukan berhasil mencuri perhatian audience seperti yang dilakukan KAWS di tahun-tahun sebelumnya.

Bukan berarti KAWS mendapatkan offer brand collaboration dengan UNIQLO berkat viral marketing KAWS di Prambanan lho yaaa~~

Momentum di sini juga berlaku untuk strategi scheduling kalender marketing brand atau business.

Bagaimana cara brand owner mengatur kalender yang rapi dan cantik supaya momentum brand awareness, branding strategy, dan social media activation bisa dipertahankan di peak position.

Nah, dalam konteks marketing strategy KAWS kali ini, mereka secara cerdas membuat schedule marketing dimulai dari munculnya instalasi raksasa di candi yang dikagumi masyarakat Indonesia hingga mancanegara, yaitu Candi Prambanan. Tidak hanya membiarkan instalasi diam begitu saja, tapi tim KAWS juga menggiatkan social media activation dengan mengundang artis-artis terpandang Indonesia untuk mengunjungi instalasi spektakuler satu ini. Melihat fenomena seperti ini, influencer-influencer juga pada nggak mau kalah dong… memanfaatkan momentum FOMO dari para influencer, social media activation KAWS tetap berada di puncak. Dan untuk mempertahankan posisi brand awareness dari marketing strategy satu ini, KAWS pun telah mempersiapkan kejutan spesial berupa brand collaboration dengan UNIQLO – brand apparel yang merupakan outfit andalan Gen Z dan Millennial. Social media activation pun kembali memanas. Meski beberapa waktu sudah lewat, tapi nama KAWS kian terdengar di telinga masyarakat (khususnya target audience) berkat scheduling marketing strategy yang cerdas sehingga MOMENTUM MARKETING tidak pernah padam.

Belajar dari KAWS

Hebat banget kan marketing strategy KAWS?

Nggak harus jadi owner branding agency / creative agency kok, teman-teman family business pun asal memiliki tim marketing atau social media activation team who understand & go the extra miles to do their job, pasti bisa banget kok bikin branding strategy atau marketing strategy yang tidak hanya keren, tapi juga efektif untuk mencapai marketing goal dari brand.

“Kalau modalku nggak sebesar KAWS? Masak iya brand-ku harus bangun instalasi dulu baru bisa viral & sukses?”

Eits.. tidak kok!

Poin pembelajaran kita hari ini bukan dari angle itu, tapi dari bagaimana KAWS memanfaatkan momentum marketing strategy supaya seluruh campaign brand awareness-nya terintegrasi untuk mencapai marketing goal.

Nah, teman-teman family business owner kan pasti punya marketing goal masing-masing – entah itu brand awareness, menaikkan angka sales, mendapatkan inquiry, store traffic, dan lain sebagainya – nah, coba dari goal tersebut, mulai di-break down dengan bertanya:

  1. Seberapa besar brand awareness yang diinginkan? Kota mana saja? Audience-nya siapa?
  2. Ingin meningkatkan angka sales hingga berapa persen dalam kurun waktu berapa lama?
  3. Berapa budget, berapa orang, dan seberapa besar resource yang bisa dialokasikan untuk mencapai goal tersebut?

Dengan melihat adanya angka yang tangible, barulah teman-teman family business owner (dengan team atau bantuan marketing agency seperti FULLSTOP Branding Indonesia) merumuskan step-step yang tepat. Antara social media activation dan marketing campaign juga harus berjalan beriringan lho! Inilah yang disebut dengan integrasi, sama seperti yang dilakukan oleh KAWS.

Selain dari sisi momentum dan integrasi marketing campaign, kira-kira aspek apalagi yang bisa kita petik dari viral marketing & brand collaboration KAWS kali ini ya?

Back To List Blog