Brand Battle: Instagram Threads vs Twitter

Brand Battle: Instagram Threads vs Twitter

Posted by Fullstop Indonesia on 29 July 2023

Twitter atau Instagram Threads?

Kalau teman-teman diminta untuk harus pilih salah satu, aplikasi apa nih yang teman-teman bakal pilih?

Kalau FULLSTOP Branding Indonesia sih, sebagai anak creative agency ya, pastinya bakal pilih dua-duanya dong~ nggak bisa banget kalau harus disuruh pilih satu aja! Platform social media mana saja pasti langsung jadi aplikasi favorit anak-anak creative agency FULLSTOP Branding Indonesia, hehehe…

Tapi, meskipun begitu, FULLSTOP sebagai branding agency Surabaya yang sudah berdiri sejak tahun 2012 tetap bisa melihat dan menganalisa brand battle sengit antara Threads dan Twitter kok. Melihat dari kacamata yang objektif, tentunya nggak adil ya kalau kita membandingkan kedua platform ini tanpa brand analysis terlebih dahulu. Apalagi, Instagram Threads munculnya juga barusan banget – masih sangat fresh. Jadi masih ada waktu untuk dievaluasi apakah platform terbaru ini bisa bersanding dengan Twitter nantinya.

Soo… kali ini FULLSTOP Creative Agency Surabaya mengajak teman-teman untuk membredel marketing strategy dan branding strategy di balik munculnya Instagram Threads sebagai pesaing Twitter. Seperti yang FULLSTOP Branding Indonesia pernah share saat menganalisa Twitter, microblogging yang sudah melewati masa satu dekadenya ini memang punya brand recognition yang cukup kuat. Warga Twitter sendiri sudah candu banget nih kayaknya sama aplikasi satu ini. Pernah kan, lihat postingan Instagram yang cukup ramai dengan hasil screenshot sebuah quote atau sudut pandang dari Twitter? Sebegitu kuatnya trending topic di Twitter hingga menjadi konten juga di Instagram! Namun, sejak kehadiran Elon Musk yang ‘katanya’ banyak memberikan rules yang kontradiktif – bahkan sampai membatasi jumlah Tweet yang bisa dibaca per akun – maka hal ini menjadi peluang bagi Mark Zuckerberg untuk membangun microblogging juga yakni Instagram Threads. Memberikan publik ruang tersendiri untuk berbagi cerita dan berbagi sudut pandang memanglah kekuatan dari Twitter. Namun jika Elon Musk membatasi jumlah explore tweets, mengubah persyaratan akun centang biru (dengan harus berlangganan), tidak menutup kemungkinan mereka yang telah berlangganan Twitter secara GRATIS bisa saja beralih ke platform lain!

Jadi, sebelum FULLSTOP Branding Agency Indonesia keceplosan membredel keduanya di intro artikel kali ini, langsung saja yuk beralih untuk menyelami lebih dalam strategi keduanya.

Instagram Threads

Launching pada 6 Juli 2023 lalu, aplikasi ide Mark Zuckerberg yang mirip Twitter ini selama kurang dari 24 jam ternyata berhasil memiliki user sebanyak 44 juta! The power of FOMO or marketing strategy yah ini?

Yap, meski alasan Mark Zuckerberg secara terang-terangan memang menyaingi Twitter, namun di awal peluncurannya ia membuktikan bagaimana keberhasilannya mendapatkan user aktif ini dalam jumlah langsung puluhan juta. Eits, tapi jangan cepat takjub dulu, bagaimana jika FULLSTOP Creative Agency Surabaya mengukur probabilitas (kemungkinan) ini dari sudut pandang yang berbeda?

Lagi-Lagi The Power of Viral Marketing

Beberapa penelitian menyatakan bahwa memang ada pengaruh yang signifikan antara viral marketing dengan keputusan pembelian. Menurut Kotler dan Amstrong, viral marketing merupakan word-of-mouth marketing dengan media internet. Oleh karena itu, saat sebuah campaign menggunakan marketing strategy ini, percepatannya juga sama halnya saat seseorang diceritakan sebuah menariknya sebuah produk / brand.

Source: Instagram Mark Zuckerberg

Kesimpulan yang FULLSTOP Branding Agency Indonesia baru saja sampaikan sepertinya relate dengan apa yang disampaikan Mark Zuckerberg di sini. User interface dari Instagram Threads yang mirip dengan Twitter, fitur-fitur interaksinya juga mirip, namun beberapa tema warna tampilannya yang cukup membedakan keduanya. Semakin sering dibahas, maka keuntungan justru juga datang pada Mark Zuckerberg dan tim sendiri.

Even mungkin bagi para penggemar Twitter, kehadiran platform baru satu ini tidak dapat menyaingi kenyamanannya untuk ber-microblogging di Twitter, namun jika kita mengukur berdasarkan growth usernya yang cepat, FULLSTOP akui Mark Zuckerberg berhasil mencuri perhatian banyak pihak.

Coba ukur dari segi user-friendly. Secara mengaksesnya saja lebih ribet daripada Twitter karena anda harus install terlebih dahulu, dan daftar kembali dari awal. Namun sudah paham kan bagaimana jika viral marketing yang bekerja? Secara nggak langsung, viral marketing selalu memainkan branding strategy juga di dalamnya. Setuju nggak? Coba ingat-ingat, anda dengan rela untuk mendownloadnya dari awal di Apps Store atau PlayStore (bahkan mungkin demi melunasi rasa penasaran, anda rela untuk hapus beberapa apps lain supaya memori handphone anda cukup), daftar kembali dan memutuskan untuk synchronize followers Instagram anda dan coba untuk berbagi cerita di Threads! Itulah the power of viral marketing based on a good branding & marketing strategy. Dibahas, dibahas, dibahas, diingat, penasaran, closing!

Kuatnya ‘Thread’ dan Personal Relevance

Seperti yang pernah dibahas oleh FULLSTOP Creative Agency Surabaya di sini, brand recognition Twitter yang melibatkan audience dan melakukan interaksi memang sangat kuat. Siapa yang nggak kenal dengan ‘Thread’ yang bertumpuk-tumpuk dan viral di social media platform satu ini?

Nah karena fitur Thread ini sendiri sudah sering meresahkan warga Twitter, Mark Zuckerberg dengan cermat mengambil USP yang kuat ini untuk menyaingi aplikasi besutan Elon Musk ini. Menjadikan satu istilah yang umum digunakan saat seseorang menulis dan menyampaikan sudut pandangnya, tentunya membuat Threads lebih cepat mendekati audiencenya secara soft-selling banget. Momentum yang Mark gunakan saat Elon Musk juga terlalu banyak merombak Twitter akhir-akhir ini menjadi peluang emas yang nggak dilewatkan.

Rasa penasaran audience terhadap penawaran Mark dalam sebuah platform ‘berbagi cerita’ seperti Threads benar-benar membangun personal relevance yang relatable. Resah dengan Twitter yang banyak berubah, membuat seseorang semakin tertarik mencoba media baru untuk membagikan sudut pandang dan keresahannya. Apalagi yang tadinya belum punya Twitter atau tidak aktif di Twitter, melihat platform ini viral, siapa sih yang nggak penasaran untuk mencobanya?

Twitter

Melewati satu dekadenya dengan konsisten dan menjadi tempat keluh kesah banyak orang membuat Twitter memang salah satu platform yang pantas mendapat julukan ‘top of mind’. Menjadi media sosial yang sebenarnya hanya untuk microblogging lantas dapat berevolusi selayaknya Bapak Trending Topic, membuat Twitter tetap digandrungi oleh siapapun. So, bagaimana ya menurut FULLSTOP Creative Agency Surabaya saat Twitter disandingkan dengan Instagram Threads?

Apa yang masih menjadi keunggulan yang patut kita semua akui sebagai strength of Twitter?

Brand Positioning yang Kuat

Dimana lagi kita bisa menemukan ‘Trending Topic’ dan kemudian berhasil dibahas bahkan di seluruh dunia? Di Instagram, Facebook, dan media pemberitaan lainnya? Sayangnya, berdasarkan penelitian Data Indonesia pengguna Twitter menurun sejak April 2023 lalu. Namun menurut FULLSTOP Branding Agency Indonesia, branding strategy di Twitter ketika awal launching sudah sangat bagus hingga masih bisa mempertahankan brand position yang kuat sampai 10 tahun berikutnya. Bahkan jika Mark memutuskan untuk memberi nama ‘Threads’ pada platform keluaran terbarunya, justru kata yang dipilihnya ini lahir dari Twitter. Thread bertumpuk-tumpuk, dibahas sangat sering, berhasil melakukan viral marketing berkali-kali sampai warga Instagram sendiri membuatnya sebagai sebuah konten. Secara nggak langsung seharusnya Mark angkat topi untuk Twitter karena menginspirasi inovasinya pada Instagram.

Kecenderungan perilaku konsumen jika mengikuti viral marketing memang akan berpengaruh terhadap pemberitaan yang ada. Elon Musk yang cukup kuat berperan dalam banyaknya perubahan kebijakan Twitter akhir-akhir ini tentunya mempengaruhi perilaku konsumen Twitter. Dan hal ini menurut FULLSTOP bukanlah sebuah kelemahan. Wajar jika Twitter melakukan perubahan di usianya yang sudah lebih dari 10 tahun menjadi microblogging terpopuler di seluruh dunia.

Dari Awal Selalu Membangun Interaksi

Platform microblogging satu ini tetap konsisten membangun interaksi yang intens dari user-interfacenya. Jadi, menurut FULLSTOP Branding Agency Indonesia meskipun terdapat pro-kontra terhadap persaingan yang sedang dibangun Mark, namun Twitter tetaplah Twitter.

Twitter masih dengan brand identity-nya yang menyediakan wadah bagi seseorang untuk mengeluarkan emosi-emosi negatif maupun berbagi cerita yang sangat dekat dengan audiencenya. Apalagi jika target market Twitter yang sudah terbiasa bercerita di Twitter. Sepertinya kehadiran pesaing masih perlu validasi dan pertimbangan-pertimbangan yang panjang untuk menyaingi Twitter sendiri.

Dari segi brand positioning kuat dan ‘top of mind’, kita lihat saja kira-kira bagaimana nasib Twitter dengan inovasinya nanti?

Mana yang Lebih Kuat Brand Positioningnya?

Seperti yang FULLSTOP Creative Agency Surabaya sampaikan di paragraf sebelumnya, brand positioning Twitter saat ini masih lebih kuat daripada Instagram Threads.

Membandingkan brand yang sudah legend dengan brand baru rasa-rasanya nggak bisa memakai sudut pandang subjektif yah, teman-teman. Keduanya sama-sama OKE, namun masih tidak bisa diprediksi bagaimana outcome kedepannya – karena Instagram Threads sendiri masih belum berumur 1 bulan dan Twitter sedang mengalami perombakan.

Who knows apakah minat audience terhadap Threads akan tetap bertahan?

Who knows bagaimana hasil perombakan Twitter oleh Elon Musk?

Jujur saja, FULLSTOP Branding Indonesia masih belum bisa memberikan prediksi yang akurat.

Ya… semoga saja keduanya bisa sama-sama tetap tumbuh dan berkembang bersama-sama, tidak perlu ada yang dijatuhkan. Karena prinsip dari FULLSTOP Branding Agency Indonesia sendiri juga begitu. Tiap brand, walaupun produk yang diberikan serupa, tapi pasti memiliki audience-nya masing-masing. Tinggal bagaimana kita pintar-pintar mengolah brand value tersebut dengan branding strategy dan marketing strategy yang tepat untuk menggaet target audience yang sesuai. Jadi nggak perlu sikut-sikutan deh, karena ada audience-nya masing-masing kok!

Dan begitu pula dengan brand family business atau UMKM  yang sedang teman-teman bangun. Kompetitor memang banyak, tapi jangan berkecil hati. Dengan brand development, brand activation, marketing strategy, dan social media activation yang tepat, kamu pasti bisa menjaring target audience yang bakal loyal banget sama brand-mu kok. The market is big enough for all kinds of businesses to thrive :)

Back To List Blog