Tetap Jawaranya Sabun Cuci Piring. Kenali Yuk Business Strategy Dari Sunlight!

Tetap Jawaranya Sabun Cuci Piring. Kenali Yuk Business Strategy Dari Sunlight!

Posted by Fullstop Indonesia on 15 July 2023

“Bersih bersinar, Sunlight!”

Hayoooo siapa sih yang nggak kenal dengan tagline sabun cuci piring cair di bawah naungan Unilever ini? Yap, Sunlight dan aktivitas “mencuci piring” di Indonesia sendiri seperti layaknya teman dekat atau bahkan seperti “bestie ter- THE BEST”. Tak peduli berapa banyak brand lain yang menyaingi Sunlight, Sunlight berhasil menjadi ‘top of mind’ di benak masyarakat Indonesia sejak tahun 1930-an.

Hitung saja kira-kira berapa tahun usia Sunlight telah merajai produk-produk rumah tangga ya? Yup, hampir 100 tahun usia Sunlight telah menjadi brand yang tetap dicari-cari oleh ibu rumah tangga saat selesai makan dan akan mencuci piring. Menakjubkan, kan? Hal inilah yang memberangkatkan FULLSTOP Branding Agency Indonesia untuk penasaran mengupas lebih dalam, bagaimana sih sebuah brand dapat bertahan selama hampir 100 tahun dan tetap menjadi ‘top of mind’ di tengah persaingan sabun cuci piring yang juga semakin ketat?

Sebelum jauh menyelami branding strategy dan marketing strategy Sunlight, sebaiknya kita kulik sejenak yuk, bagaimana sih perjalanan karir Sunlight dimulai dari beredar di Indonesia sampai hari ini!

Sejarah Sunlight

Dimulai dari ide duo Lever Brothers (William Hesketh Lever & James Darcy Lever) untuk memulai usahanya memproduksi sabun cuci, lahirlah Sunlight di tahun 1882 dan hanya beredar di sekitar Inggris saja. Sunlight saat itu berbentuk batangan dan dapat digunakan untuk mencuci pakaian dan alat-alat rumah tangga.

Source: Tirto

Melansir dari Tirto, sejak saat itu dari tahun ke tahun Sunlight semakin berkembang dan dipasarkan mulai dari Belanda dan Eropa. Di tahun 1929, Lever Brothers akhirnya memutuskan untuk merger dengan perusahaan asal Belanda bernama Margarine Unie. Merger inilah yang membentuk perusahaan baru bernama Unilever yang kita kenali hingga hari ini.

Sebenarnya sejak tahun 1928 sudah ada itikad dari Lever Brothers untuk mengekspor Sunlight di kawasan Hindia Belanda. Namun berangkat dari merger inilah baru pada tahun 1933, Unilever bertandang ke Istana Bogor untuk menyampaikan niatnya membangun pabrik sabun di Batavia. Hayo, masih ingat nggak nih Batavia itu nama lain dari kota apa? Yap, Jakarta! Hal ini menjadi pertimbangan karena pajak di Batavia saat itu lebih rendah daripada pajak di Surabaya. Maka pada tahun 1934, resmilah pabrik Sunlight dibangun di kawasan Angke, Jakarta. Pada masa itu, Sunlight dikenal dengan sabun Tjap Tangan karena terdapat gambar tangan pada kemasannya.

Sabun yang dibuat dengan bahan minyak nabati ini pada tahun 1973 mengalami perubahan dalam bentuk kemasan botol dan berbentuk sabun cuci piring cair pertama kalinya. Dari tahun ke tahun, Sunlight tetap menjadi pilihan Ibu Rumah Tangga dengan perkembangan kemasannya yang juga tidak membuat pelanggannya mudah pindah ke lain hati.

Okay, setelah FULLSTOP Creative Agency Surabaya ajak untuk napak tilas sejarah perjalanan Sunlight, sekarang saatnya kita mengulik tentang branding strategy dan marketing strategy yang Sunlight terapkan dan aplikasikan hingga menjadi ‘top of mind’ hingga hari ini.

Konsisten dengan Core Business

Terbukti melalui Top Brand Awards, Sunlight tetap menjadi market leader sejak tahun 2015-2023 (tahun berjalan) dibandingkan dengan brand kompetitor lain yang juga memproduksi produk serupa.

Source: Top Brand Awards

So, apa sih sebenarnya branding strategy Sunlight tetap awet dan lengket dengan para konsumennya hingga hari ini?

Menurut FULLSTOP Branding Agency Indonesia sendiri, secara packaging dan pengembangan produknya, Sunlight sangat konsisten untuk tetap mempertahankan core business-nya, yakni bermain di ranah ‘peralatan rumah tangga’. Bermula dari sabun cuci dan sabun untuk alat-alat rumah tangga, kemudian lebih spesifik digunakan untuk mencuci piring, Sunlight tidak tergoda untuk mengubah core business-nya. Sampai hampir berumur 100 tahun pun, Sunlight tetap mempertahankan brand value agar dapat lebih multifungsi di ranah rumah tangga.

Tetap fokus menjadi brand andalan dalam mencuci piring, dari tahun ke tahun Sunlight juga tidak banyak membuat diferensiasi ataupun variasi jenis produk dalam jumlah banyak. Dengan konsistensinya melakukan branding strategy ini, sabun dengan packaging hijau disertai gambar jeruk nipis satu ini berhasil menjadi ‘top of mind’ di tengah persaingan yang juga ketat.

Soft Selling dengan ‘Word of Mouth’ yang Epic!

Pernah dengar program Agen 1000 Sunlight?

Pernahkah anda mengikutinya?

Atau mungkin mengajak ibu anda untuk join dan memenangkannya?

Yap, program Sunlight yang cukup populer ini ternyata sudah digaungkan sejak tahun 2006, lho! Bagaimana sih program ini bekerja?

Program yang sempat mendapatkan penghargaan dari Majalah SWA dengan ajang Word of Mouth Marketing (WOMM) ini ternyata sukses menggaet ibu rumah tangga untuk bercerita tentang betapa bermanfaatnya menggunakan Sunlight. Semakin banyak seorang ibu rumah tangga mengajak ibu-ibu lainnya, maka kemungkinan besar peserta tersebut juga dapat memenangkan program keluaran Sunlight ini.

Menurut FULLSTOP Creative Agency Surabaya, secara tidak langsung marketing strategy yang sangat soft selling ini berhasil membuat Sunlight semakin dikenal. Awareness seseorang terhadap Sunlight tentunya semakin meningkat saat terdapat seorang ibu rumah tangga yang bercerita tentang fungsi dari Sunlight itu sendiri. Anggap saja kalau ada teman dekatmu atau keluargamu yang memberitahu kamu langsung kalau ada produk bagus. Daripada iklan di televisi, tentu saja testimoni dari orang kenalan kita sendiri pasti lebih kamu percayai kan? Nah, itulah kunci sukses dari branding strategy dan marketing activation Sunlight. Program ini, menurut FULLSTOP Branding Indonesia, juga membuat Sunlight tetap ‘connected’ dengan para pelanggannya dengan membangun komunitas yang LOYAL. Dan kalau sudah loyal… percaya deh, loyal audience yang dimiliki brand satu ini pasti bakal melakukan apa saja, termasuk membantu produkmu laku lebih banyak lagi bahkan bela brand-mu ketika ada yang julid ke brand kesayangan. Sama seperti brand nasional beras porang FUKUMI yang dibangun oleh FULLSTOP Branding Agency Indonesia. Karena memiliki brand identity dan branding strategy yang tepat sasaran sejak awal, FUKUMI kini memiliki pengguna yang sangat setia terhadap brand yang baru saja berumur hampir 2 tahun ini.

Program Agen 1000 Sunlight ini sayangnya tidak berlanjut hingga hari ini. Sepertinya Sunlight mengubah strateginya semenjak pandemi Covid-19 mulai hadir di antara kita semua. Namun, Sunlight tetap melibatkan pelanggannya melalui program #IbuBersinar dan beberapa kompetisi yang tetap Sunlight galakkan hingga hari ini. Sunlight memang selalu konsisten dengan marketing strategy yang dijalankannya.

Apakah Harus Melegenda Dulu, Agar Bisa Seperti Sunlight?

Tentu jawabannya NGGAK, ya!

Seperti yang FULLSTOP Creative Agency Surabaya sering sampaikan, karena setiap brand / business memiliki niche yang berbeda-beda, maka setiap branding strategy / marketing strategy / social media activation berbeda juga. Semua ide yang FULLSTOP Branding Indonesia share perlu di-customise sesuai dengan brand value dan target audience dari brand / business anda.

Contoh saja FUKUMI. Belum sampai 2 tahun, tapi dengan branding strategy dan social media activation yang efektif, FUKUMI mampu bertanding di pasar dan bahkan menjadi pilihan nomor 1 di hati generasi MZ (Millennial & Generasi Z) Indonesia.

Begitu pula dengan WIZZMIE. Tidak mudah lho, membangun bisnis mie pedas ketika ada banyak banget kompetitor di pasar pada kala itu. Tapi dengan brand development yang unik dan menonjolkan USP, dengan core business yang jelas dan ada value-nya, serta social media activation yang tepat, WIZZMIE mampu melebarkan sayapnya hingga memiliki lebih dari 10 outlet bahkan ketika usianya belum mencapai 1 tahun.

Intinya hanya satu.

Yang paling penting, jangan patah semangat dan harus terus konsisten rajin melakukan branding strategy yang paling TEPAT untuk brand / business anda. Sunlight yang usianya hampir 100 tahun, tentunya juga mengalami pasang surut yang dijadikan pelajaran berharga hingga dapat menjadi market leader sabun cuci piring cair hingga hari ini. FULLSTOP Branding Indonesia berani bilang, sebagai creative agency yang sudah berdiri lebih dari 11 tahun, kalau branding strategy-nya BENAR dan KONSISTEN, bisnis teman-teman pun pasti akan dikenal dan diingat sepanjang masa kok!

So, are you ready to be a LEGENDARY BRAND too?

Back To List Blog