Bermula dari Mini Blog Hingga Berhasil Jadi Acuan Trending Topic. Pelajari Kisah Sukses Twitter, Yuk!
Siapa sih yang nggak kenal dengan salah satu social media platform satu ini? Twitter yang didirikan oleh Jack Dorsey pada tahun 2007 ini selalu menjadi sumber Trending Topic dan digunakan bahkan oleh para pemimpin di Indonesia untuk berbagi cerita dan aktivitasnya. Memiliki konsep sebagai mikro blog dan bermula membatasi karakter tweetsnya berjumlah 140, Twitter ternyata menjadi kebutuhan banyak orang dari waktu ke waktu. Berbagi pengalaman, sudut pandang, keresahan merupakan kegemaran hampir seluruh kelompok masyarakat Indonesia.
Meskipun dalam perjalanannya Twitter juga mengalami pasang surut popularitas, namun karena Dorsey konsisten dan disiplin justru hal ini yang membuat Twitter tetap memiliki ruang tersendiri bagi penggunanya. Layaknya Business Life Cycle seperti yang pernah FULLSTOP sharing di artikel sebelumnya, ya memang beginilah perjalanan bisnis teman-teman.
So, apa sih lesson-learned yang bisa kita pelajari dari Twitter?
Yuk simak penjelasannya melalui artikel berikut!
USP yang Kuat
Masih ingat tentang USP (Unique Selling Proposition) kan, teman-teman UMKM dan Family Business Owner? Yap, dalam membangun brand, USP menjadi faktor utama bisnismu mampu bersaing di tengah kompetitor lainnya. Seperti yang disampaikan Dorsey saat pertama kali membangun Twitter, “Memang bentuknya mikro blog, hanya 140 karakter. Memang begitulah Twitter.”
Di tengah persaingan ketat company lain membangun social media platform dan menyaingi Twitter, Twitter tetap memiliki USP yang sama. Seiring berjalannya waktu, Twitter pernah mencoba menambahkan fitur mirip dengan Instagram Stories bernama Fleets. Namun ternyata marketing strategy yang coba dibangun ini kalah dengan USPnya sendiri. Di pertengahan tahun 2021 lalu akhirnya Twitter menghilangkan fitur ini karena tidak mendapat respon positif dari penggunanya.
Twitter juga pernah membangun fitur baru yang mirip dengan Clubhouse bernama Spaces yang mengutamakan audio penggunanya selama digunakan. Selain itu, Twitter juga mulai membangun fitur lainnya untuk mulai menggaet para content creator agar dapat menjual “konten”nya. Bagaimanapun bentuk pengembangannya, audience Twitter tetap menggemari USP pertama Twitter sebagai mikro blog dan sumber Trending Topic.
Mengapa hal ini bisa terjadi?
PERTAMA, tentunya karena Dorsey pandai membaca perilaku konsumennya di masa yang akan datang. Kebutuhan seseorang untuk berbagi cerita, pengalaman dan keresahan ternyata bukanlah hal yang akan surut hingga 16 tahun kemudian setelah Twitter berdiri dan berkembang. Dorsey juga membangun Twitter sebagai platform yang cukup otentik dan unik tanpa melihat tetangga lain dan merasa tertinggal dari lainnya. Twitter terbangun dengan USP yang social media platform lain tidak punya. Itulah mengapa orang masih kembali lagi ke Twitter dan tetap menggunakan platform ini.
KEDUA, konsisten. Dorsey yang memulai Twitter hingga pamit mengundurkan diri menjadi CEO Twitter tidak pernah meminta the next CEO untuk mengganti Core Idea dari Twitter sendiri. Meskipun eranya berubah, kecenderungan seseorang juga berubah dalam bermedia sosial, Twitter tetap konsisten dengan brand valuenya. Alhasil, Twitter berhasil mempengaruhi alam bawah sadar target market-nya untuk tetap ingat dengan fitur-fitur Twitter, keunggulannya dan manfaat setelahnya. Twitter telah membuktikan bahwa dengan karakter kuat sebuah brand, brand tersebut mampu berdiri dan bertahan lama.
Source: Finansialku
Twitter sendiri tidak hanya digunakan oleh masyarakat Indonesia, namun juga digunakan oleh Orang No. 1 di Indonesia. Selain Presiden Indonesia, dengan ketenarannya, Twitter juga digunakan oleh orang nomer 1 di AS pada masanya, Donald Trump. Meskipun pernah memiliki kasus dengan Donald Trump hingga diancam, namun polemik politik ini ternyata tidak menggoyahkan posisi Twitter sebagai platform yang jujur dan apa adanya selayaknya karakter yang dikenalkan sejak awal.
Masih ingat dengan Bjorka? Seorang pengguna Twitter yang menyebarkan beberapa isu yang katanya merupakan “rahasia Negara”. Uniknya, sesuatu yang viral di Twitter, justru mampu menjadi screenshot postingan yang perlu disebar di Instagram dan Facebook dan menjadi semakin viral. Whoaa, the power of Twitter bahkan bisa demikian, yah.
Selain tweets yang digemari banyak orang, Trending Topic List yang Twitter tawarkan ternyata juga mendukung kepopuleran Twitter sebagai acuan orang-orang membahas suatu hal yang sedang hype di Twitter. Begitulah viral marketing yang bekerja dan menjadi sistem pada Twitter. Semakin kontroversi dan semakin populer yang menyebarkannya, maka disitulah Twitter juga menjadi platform yang digandrungi banyak orang.
KETIGA, melibatkan audiencenya. Penggunaan tagar yang Twitter gunakan di Trending Topic List, dan untuk membangun komunikasi dengan sesama pengguna, membuat Twitter menjadi idola penggunanya. Mengapa demikian? Keterlibatan sebuah brand terhadap target marketnya juga menjadi poin penting dalam membangun branding strategy dan marketing strategy. Interaction dari satu Tweets atau satu Threads pada Twitter justru yang membuat nilai jualnya juga semakin tinggi. Satu topik yang dibahas seseorang dan mendapat a bunch of attention and interaction, maka saat itulah Twitter semakin populer.
Dilansir dari Mojok, branding yang menempel pada masyarakat Indonesia saat menggunakan Twitter memang sangatlah berbeda dengan Instagram. Diteliti dari penggunanya, Instagram memang terkenal “borjuis” dengan kolom-kolom fotografinya yang menawan. Menampilkan gambar-gambar estetik merupakan ciri khas Instagram. Sedangkan, Twitter terkenal menjadi platform yang digandrungi untuk berpenampilan apa adanya, membahas sebuah topik yang juga akan menjadi isu dan wacana kontroversial bagi para pembacanya. Branding strategy ini digaungkan terus-menerus secara konsisten dari awal launching hingga sekarang. Di Indonesia, Twitter merupakan rumah bagi mereka yang ingin berbagi cerita secara jujur dari berbagai akun. Sama halnya saat teman-teman menerima sebuah cerita “KKN di Desa Penari” yang bahkan diangkat menjadi sebuah film. Cerita ini dimulai dari sebuah akun Twitter bernama @SimpleM81378523 yang membagikan sebuah cerita horor saat KKN di sebuah desa. Ia membagikan ceritanya menjadi sebuah thread panjang (tweets yang menyambung) dan hingga akhirnya viral. Saking menariknya, akhirnya salah satu sutradara Indonesia bernama Awi Suryadi menjadikannya sebuah film yang ternyata juga mendapatkan penghargaan sebagai Pemecah Rekor dengan Penonton Terbanyak Sepanjang Masa oleh Festival Film Wartawan Indonesia.
Seperti yang FULLSTOP pernah mention untuk mementingkan Interaction terlebih dahulu sebelum mengharapkan Conversion, maka hal inilah yang dibangun dengan konsisten pada sistem Twitter. Twitter tidak pernah jauh, bahkan terus membangun ikatannya dengan penggunanya.
“Kuncinya Disiplin, Meskipun Terdapat Gangguan”
Jack Dorsey sebagai pendiri Twitter pernah menjawab, “Kuncinya disiplin, meskipun terdapat gangguan.” Di sinilah teman-teman UMKM dan Family Business Owner dapat belajar dari pendiri Twitter. Jack Dorsey mengungkapkan meskipun pekerjaannya mendapatkan gangguan, namun ia berusaha untuk tetap disiplin bekerja selama 16 jam. Hal inilah yang juga menyebabkan Twitter dikembangkan menjadi social media platform yang cukup otentik di tengah berubahnya zaman dan perkembangan teknologi.
Beginilah teman-teman UMKM dan Family Business Owner, kisah sukses Twitter yang konsisten dengan USPnya dan terus membangun interaksi dengan penggunanya sebagai marketing strategy dan branding strategy.
So, siapkah anda untuk memperkuat USP dan interaksi pada bisnis anda seperti yang Twitter lakukan?