57 Tahun Berkarya dan Menjadi TOP BUMN di Indonesia. Apa Sih Strategi Bisnis Telkom?
Masih inget nggak sih, temen-temen family business owner dengan pembahasan Business Life Cycle yang pernah FULLSTOP bahas di artikel ini?
So today, let's learn from the biggest company in Indonesia – PT. Telkom. Dengan perjalanan panjangnya sejak tahun 1965, tentunya Telkom punya Business Life Cycle yang beragam, yah. Namun hebatnya, dengan perjalanannya tersebut Telkom masih berdiri tegak hingga hari ini untuk menjadi salah satu perusahaan pelayanan fasilitas masyarakat terbaik di Indonesia.
Melayani masyarakat dengan menawarkan produk telekomunikasi, membuat PT. Telkom tetap mawas diri untuk terus mengembangkan bisnis, produk bahkan siklus yang dimanage sedemikian rupa hingga menjadi perusahaan yang long-lasting until today. Bayangkan saja, sudah berapa kali Telkom mengalami perubahan perkembangan teknologi dan harus cepat tanggap menyesuaikannya?
Dan gimana sih Business Life Cycle sebuah company yang long-lasting itu?
Yuk kita kupas satu-satu di artikel ini.
Model Bisnis yang Adaptable
‘Adaptable’ atau menyesuaikan dalam pembahasan kali ini tentunya punya makna yang konotatif yah, teman-teman. Alias punya makna lebih dari 1 penafsiran.
Pertama-tama, model bisnis yang adaptable biasanya ditandai dengan kepandaian menyesuaikan kemauan pasar, kebutuhan target market, dan pandai juga menyesuaikan trending yang sedang viral. Makna kedua, model bisnis yang adaptable biasanya akan cepat eksekusi back-up plan mereka saat terjadi suatu hal di luar ekspektasi.
Dan kedua makna adaptable ini telah Telkom lakukan hampir 58 tahun terakhir.
Siapa sih yang nggak kenal IndiHome dan Telkomsel? Telkom menjanjikan layanan terbaik dari kedua sub company-nya berikut. Nah, tapi apakah teman-teman tahu bahwa tower di sekitaran teman-teman merupakan sub-company milik Telkom juga? Sub-company infrastruktur telekomunikasi satu ini bernama, Mitratel.
Selain fokus dengan pelayanan dalam B2C, Telkom ternyata juga mengutamakan B2Bnya melalui Mitratel. B2B dan B2C yang sama-sama jalan, tentunya membuka pintu kesempatan yang sangat luas untuk perkembangan bisnis Telkom. Nah, model bisnis adaptable inilah yang diterapkan Telkom. Selain itu, Telkom sepertinya juga mampu menganalisa jauh ke depan dan visioner meskipun zamannya belum membutuhkan. Bayangkan saja, seberapa besar pertumbuhan bisnis Telkom di masa pandemi Covid-19 lalu yang mana semua orang memerlukan akses internet lebih banyak? Tentunya bisnis PT. Telkom berkembang sangat pesat, bermodal pandai beradaptasi dan visionary. Hmm, lantas, apakah berarti untuk bisa sukses harus bisa meramal masa depan? Hehehe, tentu tidak yah. Sini FULLSTOP breakdown pelan-pelan prosesnya.
Untuk mampu membangun model bisnis yang adaptable, teman-teman perlu melakukan research and development disertai dengan planning dan back-up plan (rencana cadangan). Research and development tentunya selalu menjadi poin utama yang penting di setiap perjalanan bisnis. Bagaimana bisa marketing strategy dan branding strategy berhasil jika dilakukan tanpa research and development? Nah oleh karena itu, jangan abaikan R&D (Research and Development) ya, teman-teman. Untuk setiap eksekusi dengan akurasi yang tepat maka memang harus datang dari sebuah penelitian mendalam dan data yang juga akurat.
Kemudian mengenai planning. Dalam manajemen teman-teman tentu sudah kenal dengan POAC (Planning, Organizing, Actuating dan Controlling), kan? Nah disinilah pentingnya untuk melakukan manajerial. Melakukan sebuah penyesuaian, dalam perjalanannya akan membutuhkan sebuah sistem berjalan bernama, management. Setiap bulan lakukan manajemen dengan meeting evaluasi, meeting bulanan dan membuat keputusan bersama untuk menghadapi bulan berikutnya. Begitulah sekilas cara kerja planning dan back-up plan yang penting dalam memanage perusahaan. Tanpa adanya POAC yang baik, bagaimana bisa merumuskan branding strategy dan marketing strategy yang efektif? Benar atau tidak?
Dan so pasti bagi PT. Telkom, hal ini sudah dilakukan sejak lama untuk mempertahankan kredibilitasnya hingga hari ini sehingga mampu menyesuaikan diri di tengah persaingan yang tinggi dan perkembangan teknologi.
Eksekusi Cepat Demi Profitabilitas
Para family business owner dan UMKM sudah tahu belum, apa sih yang dimaksud dengan Profitabilitas?
Profitabilitas merupakan skala yang mengukur laba (profit) melalui penjualan, asset dan modal saham tertentu dengan periode tertentu juga. Nah, inilah faktor yang menjadikan Telkom selalu gercep dalam hal inovasi dan pengembangan bisnisnya. Dilansir dari website resmi BUMN, Telkom masih menjadi badan pemerintahan yang stabil dalam hal profitabilitas hingga September 2022 lalu. Di awal 2022, Telkom membukukan pendapatan yang tumbuh sebesar 3,6% dibanding tahun 2021. Selain itu, Telkom mencatat terdapat laba sebelum pajak, bunga, depresiasi dan amortisasi sebesar Rp 39,4 triliun dan Rp 13,3 triliun.
Hal inilah yang selalu menjadi patokan Telkom agar perusahaannya memilih growth yang stabil. Membuka peluang profit dari mana saja sumbernya merupakan target utama Telkom agar dapat menjadi badan pemerintahan yang trustednya nggak kaleng-kaleng. Apalagi dalam investasi, profitabilitas berpengaruh terhadap daya jual loh, teman-teman. Itulah mengapa seorang investor juga tidak ragu untuk menanamkan sahamnya di Telkom. Karena setiap tahun sudah terbukti selalu menghasilkan profitabilitas yang baik dan cenderung stabil.
Tentunya, profitabilitas yang baik ini didukung dengan brand image yang trustworthy di mata para investor dan end-user Telkom. Untuk itu, diperlukan yang namanya branding strategy, yang kemudian di-support oleh marketing strategy ke target audience yang tepat. Barulah semua strategi ini bisa lengkap dan mencapai goal lebih optimal.
Berani untuk Trial and Error di Pasar Internasional
Nah, strategi bisnis terakhir dari Telkom sama halnya dengan mindset yang harus dimiliki seorang pengusaha yaitu, Risk-Taker. Dilihat dari perjalanannya yang sudah menjadi badan pemerintahan legend, Telkom memang pantas untuk dijuluki risk-taker di tengah-tengah persaingan yang juga tinggi.
Bagaimana tidak, per September 2022 lalu PT. Telekomunikasi Indonesia International (Telin) sub-company dari PT. Telkom mengumumkan penandatanganan MoU di World Trade Center Australia dalam rangka kolaborasi untuk mengembangkan strategi go-to-market dalam hal penyediaan konektivitas internet dan layanan akselerasi serta optimalisasi cloud SD-WAN.
Dilansir dari website resmi Telkom, Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah menuturkan, “Eropa merupakan salah satu fokus perusahaan untuk mengembangkan bisnis ke depan. Bisnis Telin di Belanda berkembang sangat baik dengan pertumbuhan lebih dari 32%. Selain layanan kepada wholesaler dan global carrier operators, Telin juga memberikan layanan dan solusi kepada segmen Enterprise, di antaranya perusahaan Indonesia yang memiliki cabang di luar negeri serta kantor pemerintahan Indonesia seperti Kedutaan Besar. Penandatanganan MoU antara Telin dan Expereo ini merupakan momentum yang baik dalam rangka meningkatkan kapabilitas kedua belah pihak sehingga dapat memberikan layanan terbaik kepada customer serta munculnya peluang lain ke depan.”
Begitulah kekuatan yang dibangun Telkom sehingga menjadi top BUMN hingga hari ini. Berani memperluas jangkauan hingga luar negeri, sampai mengenal kebutuhan target marketnya sehingga berinovasi secara berkala.
The Ultimate Business Strategy
Gimana nih temen-temen, oke kan business strategy hack dari FULLSTOP yang sedikit mengulas strategi bisnis dari Telkom? Semoga bisnis anda bisa sama berkembangnya dengan Telkom, yah.
Eits sebelum ke conclusion, FULLSTOP ingin menyampaikan bahwa yang menjadi pelajaran dan perjalanan Telkom bukan berarti akan sama hasilnya saat diaplikasikan ke bisnis teman-teman, yah. Filter saja soal mindset, character dan problem solving Telkom dalam berbisnis. Karena mental pebisnis yang kuat juga penting untuk diperhatikan.
Sudah paham inti pesan yang kami sampaikan disini kan, teman-teman?
Yuk pelan-pelan kita pelajari dan terapkan strategi bisnis dari perusahaan-perusahaan sukses di dunia. Mari kita aplikasikan ke family business atau UMKM yang kita bangun dari 0. Dan terakhir, jangan pantang menyerah, selalu semangat untuk membangun masa depan bisnis yang lebih cerah ya!