Pentingnya Prinsip Cincai di Dunia Family Business

Pentingnya Prinsip Cincai di Dunia Family Business

Posted by Fullstop Indonesia on 10 December 2022

“Cincai lah…..”

Sering banget nggak sih denger celotehan satu ini?

Dipopulerkan oleh orang-orang Indonesia keturunan Tionghoa, kini rasanya hampir semua orang pernah mengatakan “Cincai” paling tidak sekali saja. Kalau bicara soal bahasa bakunya, Cincai (千猜 - qiāncāi) itu artinya terserah. Bisa dalam artian terserah mau apa, tidak apa-apa, atau dalam artian tidak perlu terlalu dipikirkan. Dalam konteks kata gaul “Cincai” yang sering kita dengar, cincai memiliki arti “bisa diatur”. Dan kata satu ini kerap kali dilontarkan oleh para business owner ketika sedang bertransaksi dengan client.

Menjadi creative agency yang ahli dalam hal branding strategy untuk family business Surabaya, FULLSTOP Indonesia pun sudah akrab dengan prinsip 3C ini – Cengli, cuan, cincai.

Lantas, apa sih pentingnya 3C ini khususnya ketika bekerja dengan bisnis keluarga?

Yuk simak!

  1. Win-win solution

Kita adalah makhluk sosial. Begitu pula bisnis kita. Tidak dapat dipungkiri, semua bisnis di dunia ini saling menopang satu sama lain dalam 1 rantai ekonomi. Ketika sebuah bisnis tumbang, pasti usaha-usaha yang berdekatan akan mengalami gejolak juga. Nah, oleh karena itu, supaya tetap bisa thriving di dunia bisnis, kita nggak bisa egois hanya memikirkan benefit maksimal untuk bisnis sendiri. Big NO. Ada kalanya, kita harus mencari win-win solution yang bisa menyenangkan pihak lain, meski itu berarti profit yang kita terima sedikit berkurang.

Disadari atau tidak, sebenarnya kita sudah sering banget mengaplikasikan prinsip ini dari kecil, lho! Yap – Negosiasi. Bahkan sejak belia pun, sebenarnya kita sudah jago negosiasi. Hayo, bener nggak?

Untuk mencapai mutual understanding dan win-win solution ini, family business pun juga kerap melakukan negosiasi. Entah dengan customer, business partner, atau creative agency seperti FULLSTOP Indonesia ini. Contoh simple-nya, ketika sebuah branding agency dan calon client bisnis keluarga menegosiasikan harga paket brand development atau social media marketing. Negosiasi dilakukan, mulai dari harga, jumlah post, jumlah jadwal photoshoot, jumlah budget iklan, dan lain sebagainya. Pokoknya harus ada mutual agreement yang menyenangkan kedua belah pihak.

  1. Tetap menjaga kesuburan bisnis

Meski menerapkan prinsip win-win solution, tentunya sebagai family business owner juga harus tetap berhati-hati supaya bisnis tetap subur, berprofit, dan berkembang. Buat apa berbisnis kalau nggak menghasilkan cuan, ya kan? Jadi, harus pintar-pintar mencari cara supaya tetap bisa mendapatkan profit.

Dalam dunia bisnis, salah satu cara untuk menghasilkan profit adalah membership program. Skema marketing ini sudah sering banget dilakukan oleh pelaku-pelaku bisnis supaya mendorong angka transaksi sekaligus menaikkan angka repeating customer. Starbucks Reward adalah salah satu contoh membership program yang sukses. Meski harus memberi skema-skema diskon, tapi jumlah transaksi meningkat karena customer berlomba-lomba untuk redeem promo tersebut. And it has become a habit for some! Kalau butuh tempat untuk kerja tugas, ketika lagi jalan-jalan, Starbucks is their go-to place. Tidak heran hampir semua gerai Starbucks selalu ramai.

Selain perusahaan besar, bisnis UMKM pun juga sebenarnya sudah menggunakan metode marketing ini kok. Kartu stempel adalah salah satu caranya. Jujur deh, pasti kita ngebet banget pingin stempel-nya terpenuhi semua, kan?

Nah, itulah beberapa penerapan prinsip 3C supaya tetap menghasilkan cuan tapi memberikan win-win solution untuk semua.

  1. Membina hubungan yang langgeng

Inilah yang sering kali terlewatkan oleh pemain bisnis muda. Karena terlalu sibuk mencari cuan, karena nggak mau kalah, karena terlalu “pakem”, eh jadinya loyalitas itu lama-lama sirna. Makanya, kadang menjawab “cincai lah” sebenarnya bermanfaat juga.

Contohnya…

Ada client nih, family business owner yang bergerak di dunia F&B, yang akan mengadakan event promo di gerai restorannya. Tentunya, dibutuhkan design collateral seperti banner, spanduk, dan lain sebagainya. Ketika sebuah creative agency hanya dikontrak sebagai social media marketing strategist, sebenarnya agency tersebut tidak memiliki kewajiban untuk membuat design collateral. Fokus utama creative agency adalah menggiatkan digital activation di social media saja. Tapi, yang namanya berbisnis dengan bisnis keluarga, terkadang kita harus bisa bilang “cincai” untuk request seperti ini. FULLSTOP Branding Agency Indonesia pun demikian. Kalau memang diperlukan, kita nggak segan-segan mengiyakan request dari client. Design promo misalnya, kan kita butuh design itu juga untuk digaungkan di social media. Jadi “cincai” aja kita buat design collateral-nya pula dengan konsep yang sama. Apalagi… integrasi seperti inilah yang membuat branding dan marketing strategy efektif sampai ke sales. So why not kita “cincai”, ya kan?

Nah, hal-hal ini yang harus dipelajari, khususnya untuk teman-teman yang bermain di dunia bisnis keluarga. Nggak boleh terlalu “pakem” dengan kontrak, nggak boleh terlalu perhitungan. Karena fleksibilitas seperti inilah yang bisa membuat hubungan kita dengan client, customer, atau business partner bisa terus langgeng. Ibarat ketika kita beli jajan, kalau diberi freebies dari penjualnya, maka kita jadi happy dan bakal jadi customer loyal, kan?

Tapi, pastinya kita tetap harus tahu batasan “cincai” ya. Kalau cincai terus-terusan, ya itu namanya kita dibodohi dan dimanfaatkan. Jadi harus tetap pintar baca situasi!

Itulah kira-kira manfaat yang dirasakan oleh tim #SuperSkwad FULLSTOP Branding Agency Indonesia dengan menerapkan prinsip cincai ketika kerjasama dengan bisnis keluarga.

Apakah kamu sering menggunakan jurus Cengli Cuan Cincai juga?

Bagaimana perkembangan bisnismu sekarang setelah menerapkan prinsip 3C ini?

Back To List Blog