Tips Resign Dari Kantor Baik-Baik: Millennial & Gen Z Wajib Baca Ini
Ada jutaan artikel, konten, dan referensi yang kamu pelajari ketika mempersiapkan diri untuk wawancara kerja. Tapi seberapa banyak informasi yang kamu ketahui tentang tata cara resign dari pekerjaan dengan baik? Seberapa tahukah kamu tentang bagaimana cara menjunjung integritas dan profesionalisme ketika berhenti dari sebuah pekerjaan?
Nah, disinilah letak kesusahannya.
Percaya nggak percaya, ada banyak lho yang menomorduakan integritas dan kejujuran ketika sudah under pressure – entah karena rasa ketidaksukaan kita dengan lingkungan kantor, stres berat, atau lainnya.
Hayo, buat kalian-kalian yang udah pernah resign dari kantor. Ketika ditanya alasan kenapa berhenti, jawaban apa yang kamu berikan?
Jawaban jujur?
Semi-jujur?
Atau nggak jujur sama sekali?
Berdasarkan pengalaman nih ya, dimanapun kantornya, mau itu branding agency, perusahaan retail yang sudah sampai nasional, family business, kalau orangnya sendiri sudah bener-bener nggak nyaman dengan lingkungan kantor, pasti alasan yang diberikan 100% nggak jujur. Pindah ke luar kota, sanak saudara sakit, dan masih banyak banget alasan-alasan klise lain yang sering dijadikan sebagai alasan resign. Bayangin aja deh, alasan pindah keluar kota, tapi beberapa bulan kemudian, kamu ketemu dengan mantan boss-mu masih di kota yang sama. Malunya sampai ke bulan nggak sih?
So, lesson 1. DON’T LIE.
Berbohong itu nggak akan pernah selesai guys. Sekali berbohong, pasti akan ada banyak kebohongan-kebohongan lain berikutnya. Dan kita harus keep track kebohongan sebegitu banyaknya! Dimana-mana, entah ketika resign, interview kerja, komunikasi dengan client, yang namanya berbohong itu nggak akan ada untungnya deh.
Katakan saja mengapa kamu ingin keluar. Kalau nggak suka dengan boss atau kantornya, bilang saja kalau sepertinya belum ada kecocokan dan kamu ingin eksplor potensi di tempat kerja lain. Kalau ditanya apakah sudah dapat kerja di tempat lain dan memang betul begitu adanya, so be it. Jujur saja katakan apa adanya tanpa perlu over explain atau menutup-nutupi. Se-simple itu kan sebenarnya. Tinggal bagaimana kita mengkomunikasikan dengan baik dan profesional saja. Justru… dengan berbicara jujur, ada peluang mantan perusahaan-mu bakal merekomendasikan kamu ke kenalan atau partner yang lagi hiring lho!
Psst… apalagi kalau kamu kerja di Surabaya yang family business owner saling mengenal satu sama lain. Sebagai creative agency yang juga berbasis di Surabaya, nggak jarang lho FULLSTOP Indonesia merekomendasikan mantan tim FULLSTOP ke family business client yang lagi hiring. Eits, tentunya ada S&K berlaku. Asalkan mantan tim FULLSTOP itu berpisahnya baik-baik lho ya… jujur apa adanya dan memang bagus kinerjanya.
So, poin pertama ini diingat-ingat ya teman-teman…
Never. Ever. Lie.
Okay next. Lesson 2.
FINISH YOUR JOB WELL.
Seperti idiom bahasa Inggris “end it with a bang”, kamu juga harus mengakhiri periode kerjamu dengan bagus. Nggak ada ya yang namanya kerja asal-asalan mentang-mentang bentar lagi akan resign. Big NO. Seseorang yang profesional dan berintegritas tidak akan meninggalkan pekerjaannya begitu saja, tapi justru menyelesaikannya dengan amat sangat baik.
Selain menyelesaikan sisa tugas seperti biasa, ada tambahan tugas juga ketika masa transisi resignation. Yap, tugas handover! Sudah menjadi tanggung jawabmu untuk memastikan pengganti bisa melakukan pekerjaanmu dengan baik juga. Di tempat kerja manapun – bisnis keluarga kecil, branding agency, advertising agency, nationwide retail company – handover pasti ada. Biasanya, proses ini dilakukan selama masa notice period (2 minggu hingga 1 bulan). Bonus point kalau kamu bisa melakukan handover serapi mungkin hingga siapapun penggantinya bisa dengan mudah menyelesaikan tugas-tugasmu ketika kamu sudah tidak ada. Intinya, jangan sampai handover ini terlewatkan dan bikin perusahaan kacau balau ketika kamu resign. The smoother the ship sails without you, the better it is for your reputation.
Tidak peduli se-toxic apapun lingkungan kerjamu, semua tanggung jawab WAJIB dilakukan semaksimal mungkin. Dan dari situlah, kamu bisa menjaga hubungan yang baik dan profesional meski resign dari kantor.
Last but not least, Lesson 3.
QUIT GRACEFULLY.
- Pastikan keputusanmu untuk resign sudah mantap dan memang merupakan pilihan terbaik. Kalau sudah ada pekerjaan lain menantimu, good for you. Kalau belum, pikirkan matang-matang strategi finansial paling tidak 6 bulan kedepan, just in case masih belum juga menemukan pekerjaan yang cocok.
- Jangan resign melalui WA atau email atau telepon atau apapun itu media komunikasinya. Lakukan secara tatap muka dan bicarakan langsung dengan baik-baik.
- Boss-mu atau HRD harus menjadi orang pertama yang tahu soal rencana resignation-mu. Jangan sebar-sebar rencanamu ke kolega kerja dulu, tidak peduli sedekat apa hubungan kalian. Ini penting banget untuk menghindari gosip yang tidak-tidak, karena berita burung justru malah bikin hubunganmu nggak enakan sama bos nantinya.
- Jangan mundur mendadak! Kalau di kontrak tidak tertulis berapa jangka waktu yang tepat untuk mengajukan surat pengunduran diri, paling tidak berikan notice 2 minggu hingga 1 bulan agar kantor bisa mencari alternatif delegasi tugas atau orang baru untuk menggantikan posisimu.
- Dan…. 1 hal yang tidak boleh kamu lupakan. Show your gratitude. Entah kamu sadari atau tidak, pasti ada saja hal-hal baru yang kamu pelajari selama masa kerja. Misalnya nih, kalau di konteks branding agency, bisa saja kamu belajar banyak hard skill seperti design, photography, project management, copywriting, dan skill lainnya yang kamu asah selama bekerja di creative agency. Pelajaran dari tempat kerja juga bisa datang dalam bentuk soft skill yang intangible, seperti kemampuan komunikasi dengan client, negosiasi, menjadi lebih problem solving, dan lain sebagainya. Perkembangan-perkembangan kecil inilah yang membentuk dirimu menjadi lebih baik lagi kedepannya. Oleh karena itu, jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada kolega-kolega di kantor.
And that’s it!
Percaya deh, kalau kamu melakukan tips-tips di atas ketika mengajukan pengunduran diri, yang namanya perasaan “nggak enakan” sama bos atau kantor pasti hilang. Buat apa nggak enakan kalau memang berpisah baik-baik dan saling mendoakan yang terbaik untuk satu sama lain, bukankah begitu?
Okay, sampai sini dulu artikel dari FULLSTOP Branding Agency Indonesia hari ini. Semoga tips-tips resign dari creative agency kami bermanfaat untuk teman-teman sekalian.
P.S: Kalau kamu seseorang yang profesional, bertanggung jawab, dan kebetulan sedang mencari pekerjaan, you are more than welcome in our creative agency. FULLSTOP Branding Agency Surabaya masih hiring kok, klik disini untuk cari tahu lebih lanjut ya.