Aku Si Raja Burnout? Waktunya Tobat
Dikit-dikit burnout, dikit-dikit bukan jobdescku, dikit-dikit hitung-hitungan KPI. Capek gak sih kalau harus bekerja dengan tim perhitungan. Yang ada bukannya focus pada hasil, tetapi focus menghitung pengorbanan yang berujung pada kesia-siaan. Tapi gimana dong? Emang cape banget, dan kerjaan di branding agency itu rasanya ga ada habisnya. Ingat bestie, banyak pekerjaan itu wajar, karna selayaknya pekerja profesional di multinational company, seorang creative worker menerima upah / gaji di creative agency / branding agency untuk BEKERJA, bukan untuk having fun lhooo… Jadi alih-alih kamu focus menghitung apa yang sudah kamu kerjakan, yuk kita mulai menghitung hasil / awareness / engagement yang berhasil kita berikan dari social media management yang baik. Sudahkah kita bermanfaat bagi brand yang kita tangani?
Sebelum kita self judging tentang burnout di tempat kerja yang disebabkan oleh toxic environment ada baiknya kita cari tau penyebab burnout yang kita hadapi di dunia kreatif yang kita jalani. Apakah memang gejolak asam lambung ini hal yang wajar? Berikut beberapa tips supaya tetap keep on running happily ala FULLSTOP Branding Agency Indonesia.
Tetapkan motivasi
Yes, tidak semua orang bisa beruntung mendapatkan pekerjaan yang mereka impikan dari kecil. Tidak semua orang bisa beruntung memiliki pekerjaan yang juga hobi mereka. Dan meski beruntung pun, semua orang rentan terkena burnout ketika sudah terlalu lelah. So, supaya bisa tetap do everything with love, you have to remember what you’re here for. Tetapkan motivasi utama selain uang yang membuat kalian bisa bahagia dan sustain di pekerjaan itu. Mungkin saran ini terdengar klise, tapi beneran deh, motivasi ini penting banget untuk menjaga kesehatan mental kita supaya nggak gampang burnout.
Contohnya nih, kita ambil permisalan fresh graduate di creative agency ya. Motivasinya bisa jadi untuk tambah pengalaman, untuk belajar dari expert di branding industry, dan lain sebagainya. Nanti ketika sudah mendapatkan cukup pengalaman, motivasinya sebagai pekerja kreatif bisa jadi ganti. Bukan lagi untuk tambah pengalaman, tapi untuk berkarya. Karena hasil kesuksesan brand development membuat dirinya bangga, puas, fulfilled, and content. Jadi itulah yang memotivasi dia untuk tetap keep on going bekerja di creative agency. Tidak peduli seberapa berat tugas brand development itu, karena at the end of the day, kepuasan hati itu mengalahkan lelahnya pekerjaan.
Sebagai tambahan tips, founder kami, Felicia Arista pernah menjabarkan, “ sebagai #SUPERSKWAD di FULLSTOP setiap hari kita bekerja 9 jam per hari, dengan hati gembira ataupun bersungut-sungut kamu tetap harus ngantor kan? Why don't we make it happily productive?” Nah, kamu pun juga harus begitu. Temukan apa yang membuatmu bahagia di pekerjaan itu di luar kewajiban mencari uang dan melengkapi kebutuhan primer hidup. That’s your motivation.
SUCCESS IS A SERIES OF EVERYDAY TINY DECISION
Hidup itu perlu tujuan dan steps yang jelas. Karna Seperti brand development yang terdiri dari rangkaian pekerjaan kecil, sukses kehidupan itu merupakan gabungan dari banyak keputusan dan langkah-langkah kecil yang kita buat setiap harinya. Kalau kita terus menggerutu, maka apapun keputusan yang kita ambil dalam menempuh karir di branding agency / dunia kreatif akan berujung tidak menyenangkan yang menyebabkan burnout.
Coba kamu pikirkan sekarang.
1-2 tahun kedepan, kamu berharap kamu akan menjadi orang seperti apa?
Bagaimana dengan 5 tahun kedepan?
Misalnya nih, kamu baru saja merintis sebuah family business di bidang fnb. Kamu pasti membayangkan brand akan dikenal dalam 1-2 tahun kedepan, dan dalam 5 tahun berikutnya akan sukses. Well, that’s a good start. Nah sekarang, buat perincian standard seperti apa yang tergolong “brand akan dikenal” dan “brand sukses”. Ibarat kalau dalam setiap project, social media management, ataupun brand development, pasti ada yang namanya KPI alias Key Performance Indicator. Set your KPI right and you’ll be heading to the right destination. Nggak usah muluk-muluk kok, buat KPI yang kamu yakin bisa dikerjakan dalam jangka waktu tersebut. Contohnya, untuk membuat family business resto dikenal dalam 1 tahun awal, KPI-nya adalah followers social media mencapai 10,000, sold out di event bazaar, dan resto harus selalu ramai di hari Jumat, Sabtu, Minggu, dan hari libur. Setelah di-breakdown seperti ini, short-term goal brand awareness tidak terasa susah digapai, kan? Dan kamu pun tahu apa yang harus kamu lakukan untuk mencapai hal tersebut! Okay next, long-term goal family business restomu 5 tahun kedepan adalah brand menjadi sukses. Untuk sukses, diperlukan KPI misalnya harus bisa buka 1 cabang tiap tahun, omset tiap bulan harus mencapai minimal 2 kali lipat pengeluaran, dan lain sebagainya.
Broad goal >> Set KPI >> To-do list.
Lakukan proses ini terus baik untuk short-term goal maupun long-term goal untuk meraih mimpi di dunia kreatif yang kamu inginkan.
Psst.. hal ini berlaku juga untuk pekerja kantoran, freelancer, business owner, dan semuanya ya!
Priority is key
Burnout kadang terjadi karena kita, khususnya kita yang terus melabeli diri dengan istilah “budak korporat”, terbebani dengan banyaknya tugas dan tanggung jawab. Nah, untuk memudahkan hidupmu, alangkah baiknya mulai dari sekarang biasakan membuat matriks prioritas.
Pernah dengan Eisenhower Matrix? Matriks ini mengukur derajat prioritas dan urgensi dari sebuah tugas, dan apa yang harus kita lakukan di masing-masing skenario.
(Cassie, 2022)
Coba deh aplikasikan Eisenhower Matrix ini ke dalam kehidupanmu. Yakin deh, pasti lebih mudah, terasa lebih lega, dan kamu pun bisa menghindari burnout karena otak nggak terus-terusan mengeluh banyak pekerjaan!
Posisikan diri di lingkungan yang tepat
Bayangkan aja deh, kalau kamu berteman dengan teman-teman kantor yang setiap hari kerjanya mengeluh mulu. Lama-lama kamu akan kebawa vibes ingin mengeluh setiap saat juga. Nggak usah malu-malu, memang begitu kenyataannya. Tapiii.. kalau kamu dikelilingi dengan teman-teman yang sama-sama semangat bekerja dari hati, kamu akan terprogram untuk menjadi sosok yang seperti itu juga. That’s just human nature yang mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Bertemanlah dengan pekerja yang berfokus pada pekerjaan dan karir di branding agency atau dunia kreatif yang kamu jalani. Lingkungan yang tepat akan membantu karirmu melejit pada waktunya. Jangan pernah melabeli diri dengan istilah BUDAK KORPORAT, bestie! Ingat, tidak ada budak yang menerima gaji lho :-p hehehe.
“Kalau bos-nya yang toxic gimana? :(“
Kamu mungkin pernah di posisi seperti ini. Hm, sebenarnya ada beberapa alternatif jalan keluar yang bisa kamu tempuh, tergantung situasi dan kondisi. Kalau atasanmu memang bukanlah orang yang baik, tapi paling tidak lingkungan lainnya mendukung dan pekerjaan itu sudah kamu jalani dengan hati, well tidak ada salahnya untuk keep on going. Tapi, kalau sampai ke-toxic-an bos itu membuat kamu super stres sampai tidak bisa melakukan pekerjaan dengan tulus lagi, sepertinya sudah saatnya kamu mulai mencari-cari alternatif pekerjaan lain. Ingat, semua tergantung situasi dan kondisi ya! Tapi sebelumnya, pelajari HOW TO QUIT YOUR JOB yang tepat di artikel berikut
Selain lingkungan dalam artian circle pertemanan, lingkungan di sini juga memiliki arti tempat secara fisik. Harus kita akui bahwa visual dan kenyamanan sangat mempengaruhi kinerja dan produktivitas kita. Di FULLSTOP Branding Agency HQ yang baru beroperasi di Maret 2022 misalnya, kantor FULLSTOP sengaja di design dengan nuansa putih estetik agar Tim kreatif pun jadi lebih semangat dalam proses shooting karena output yang dihasilkan memuaskan. Sejauh mata memandang, kantor terlihat bersih dan nyaman. Fasilitas juga memadai. Jadi, bekerja seharian di kantor pun terasa nyaman! Makanya kalau kamu melihat kantor-kantor di luar negeri yang sampai ada ruangan khusus massage, baca buku, pantry dengan free-flow snack, semua ini adalah cara perusahaan untuk membangun lingkungan yang nyaman bagi karyawannya supaya bisa merelaksasikan diri agar tidak burnout dalam memberikan performa kerja branding agency terbaik.
Bersyukur
Achievement is addictive! Yes, di FULLSTOP kita percaya banget kalau pencapaian itu membuat kita kecanduan. Walaupun term ini terdengar positif, sebagai pekerja kreatif kita tidak boleh lupa bersyukur. Terlepas dari apapun kepercayaan yang kita pegang, bersyukur akan keadaan membuat kita lebih siap dalam menghadapi masalah-masalah yang ada. Tentunya tetap harus memberikan yang terbaik ya!
Lakukan 5 hal di atas dan kamu akan merasakan betapa enaknya ketika kita bekerja dengan hati. Dijamin kamu gak akan mudah burnout lagi, dan bisa memberikan performa terbaik di bidang kreatif yang kamu jalani.
Okay, sampai disini dulu pertemuan kita hari ini. Semoga tips-tips di atas bermanfaat untuk teman-teman sekalian. Ingat! Solusinya bukanlah healing, bukanlah quitting, tapi do everything with love.
See you di artikel berikutnya ya!