Tips Hadapi Resesi Untuk Branding Agency / Creative Worker
Maraknya konten 2023 resesi di platform media social mulai dari facebook, instagram hingga Tiktok tentunya membuat kita bertanya-tanya. Percaya / tidak percaya dengan hal ini, tidak ada salahnya sebagai pekerja kreatif di branding agency ataupun business owner untuk mempersiapkan brand kita hadapi keadaan yang serba tidak menentu ini.
Kira-kira apa saja yang perlu disiapkan untuk menghadapi perubahan / resesi yang mungkin terjadi di tahun 2023? Sebelum kita bahas lebih detail tentang jurus-jurus branding jitu yang FULLSTOP terapkan sepanjang 10 tahun perjalanan berkecimpung di dunia kreatif, ada baiknya kita tanyakan terlebih dahulu kepada masing- masing brand, Apa Value yang kamu bawa? Why did you started the brand;
1. Strong core value
Apa pondasi brand-mu?
Apa yang brand-mu percayai dengan segenap hati?
Apa yang sama sekali tidak boleh terkompromi di brand-mu?
That’s your core value.
Untuk mendapatkan hasil / growth yang baik, brand activation yang optimal, brand harus memiliki value yang jelas dan kuat. REMEMBER WHY YOU STARTED the brand. Value yang dimaksud bukanlah unique selling point ya, teman-teman. Produkmu bisa saja mirip dengan kompetitor, tapi apabila value dari brand itu jelas dan dipercaya oleh target audience, branding strategy-mu jauh lebih kuat daripada brand sebelah. Dan ini akan memudahkan brand untuk mengerucutkan awareness menjadi consideration dan conversion.
Salah satu contoh brand dengan strong core value adalah Apple. Dari dulu sampai sekarang, Apple konsisten dengan value-nya yaitu smart and minimalist. Mulai dari product development sampai marketing activation, Apple selalu meninggalkan kesan ini. Dan branding strategy ini sukses. Sukses menggaet kepercayaan audience. Sukses membuat audience tidak berpaling ke brand lain. Sukses membuktikan bahwa apa yang mereka lakukan adalah refleksi dari value tersebut.
Sama seperti Wizzmie. Brand development dari #superskwad by FULLSTOP Indonesia ini juga sejauh ini masih konsisten dengan core value-nya, yaitu murah dan gaul ala disko 80an. Mau buka Wizzmie di Jemursari, atau di Lidah Kulon, menu-menunya, atau cara komunikasi di media sosial, Wizzmie konsisten dengan value ini. Sebuah brand yang baik memiliki core value yang jelas, dan dilengkapi dengan strategi marketing yang sesuai di jamannya. Di sinilah peranan branding agency, social media management, dan creative agency lainnya memegang andil penting atas kesuksesan sebuah brand.
Jikalau kamu belum memiliki privilege untuk bekerja dengan branding agency yang tepat, membangun tim inhouse bisa jadi solusi yang baik, namun harus diingat, apapun aktivitas marketing yang dijalankan wajib dijalankan dengan rajin dan konsisten untuk memperkuat core value brandmu.
2. 4P – Back to marketing basics
Product, Pricing, Placing, Promotion.
Memiliki core value saja tidaklah cukup, 4P ini wajib kamu terapkan!
Bukan hanya sekedar identifikasi product dari brand, tapi kamu harus benar-benar memahami apa yang menjadi keunggulan dari product tersebut, termasuk benefit bagaimana product bisa bermanfaat bagi kehidupan target audience.
Kedua, pricing / harga. Bukan sekedar identifikasi harga dari product, tapi sungguh-sungguh memahami apakah harga tersebut sudah sesuai. Apakah harga sesuai dengan kualitas yang diberikan? Apakah harga sesuai dengan kantong target audience? Apakah harga sesuai dengan value yang ingin kamu tanamkan? Ini semua harus selaras. Kita ambil contoh layanan branding / creative agency. Jikalau sebuah agency membandrol layanannya dengan tarif yang tinggi, pekerja kreatif wajib siap untuk bekerja extra miles, mengikuti perkembangan brand tersebut, misalnya saja saat kita menangani sebuah resto yang ramai di weekend. Sebagai creative agency bisnis fnb, sudah sewajarnya kita aktif merespon di weekend - primetime bisnis yang kita tangani.
Lanjut nomor tiga, Placing. Bukan sekedar identifikasi tempat operasional bisnis saja. Tapi gali lebih dalam lagi. Apakah kamu mengeksplor tempat penjualan yang tepat? Apakah di tempat tersebut kamu bisa connect dengan target audience yang tepat? Apakah tempat tersebut masih sesuai dengan value atau identitas brand? Tanyakan hal-hal kritis seperti ini ketika meninjau marketing mix “Place”. Di era digital ini tidak hanya offline placing yang harus diperhatikan, online placing memegang peranan penting dari produk / layanan yang kamu berikan. Bahwasanya seluruh pola bisnis termasuk creative agency dan customer behaviour telah berubah sejak terjadinya pandemi di tahun 2020 - baca selengkapnya di sini
Dan yang terakhir yaitu Promotion. Jika kamu masih berpikir bahwa promosi = diskon, maka masih banyak tips marketing yang perlu kamu pelajari untuk brand yang kamu tangani, terlepas dari brand tersebut adalah family business, small brand / brand yang baru berdiri, ataupun brand yang sudah berusia puluhan tahun. Di FULLSTOP, founder kami Felicia Arista sedikit anti dengan term DISKON yang berlebih hampir di seluruh brand yang kami tangani. Kenapa? Baca selengkapnya di artikel kami minggu depan - DISKON BUKANLAH RAJA
Jangan hanya bilang “okay, aku akan pasang iklan untuk mempromosikan product” atau “promosinya berbentuk diskon”. Big NO. Cari tahu lebih detail lagi, apakah diskon yang diberikan bisa dengan mudah diterima oleh target audience? Apakah metode komunikasi sudah sesuai dengan brand value dan juga style bahasa target audience? Bagaimana user experience dari awal iklan tayang hingga mencapai conversion yang diinginkan? Apakah promosi menargetkan target audience yang tepat ataukah justru menjangkau audience terlalu luas sehingga tidak kelihatan efektivitasnya? Dan yang terpenting apakah diskon yang kamu adakan memberikan pengaruh positif bagi brand growth / perkembangan brandmu ataukah hanya injeksi sesaat untuk peningkatan sales yang berdampak buruk bagi awareness jangka panjang dari brandmu?
Itulah beberapa tips dari FULLSTOP as a creative agency. Terkadang, family business owner atau bahkan branding agency yang lain kerap kali lupa bahwa 4P bukan hanya sekedar menjawab apa produk, harga, tempat, dan promosinya. Tapi ada banyak layer yang harus digali agar branding strategy dan marketing activation bisa dijalankan dengan setepat dan seefektif mungkin. Nah, sementara waktu ini, sambil kamu sebagai pemilik brand memperkuat brand position dan value, alangkah baiknya apabila kamu juga mengevaluasi kembali apakah 4 marketing mix sudah tepat sasaran juga. Family business owner, brand owner, pegiat UMKM, creative agency, everyone… ini PR teman-teman semua yaa!
3. Prepare to adapt
Ya, memang harapannya adalah supaya resesi tidak terjadi tahun depan. Tapi kalaupun sampai terjadi, paling tidak kita sudah “alert” dan siap menerjang apapun yang terjadi. And if that happens, kuncinya satu. Brand harus bisa beradaptasi. Brand harus berani mengambil keputusan bisnis (setelah mempertimbangkan pro dan kontra tentunya), dengan tetap mempertahankan brand value-nya. Apapun itu peluangnya, selama tidak bertentangan dengan value dan goal-mu, then go for it. Take the risk and leap. Hanya dengan menjadi fleksibel dan bisa beradaptasi terhadap market shift inilah senjatamu untuk melalui resesi 2023.
Tidak ada yang bisa menjamin apakah brand bisa auto super kaya setelah resesi.
Tidak ada yang bisa menjamin apakah target audience bisa mempertahankan buying power pada brand-mu selama resesi.
Mohon maaf FULLSTOP hanyalah branding agency, bukan dukun peramal masa depan.
But at least, strong core value bisa membantu brand-mu memiliki pondasi brand yang kuat. Marketing mix 4P bisa membantu brand menargetkan market yang tepat, even during recession – karena di FULLSTOP, kami percaya bahwa semua brand memiliki segmen masing-masing, tidak peduli seberapa besar atau kecil segmen tersebut. Dan dengan mempersiapkan diri untuk beradaptasi, paling tidak brand teringatkan untuk melihat kesempatan di dalam kesempitan.
Okay, sampai disini dulu pembahasan kita hari ini.
Semoga analisa dan reminder dari FULLSTOP hari ini bisa membantu teman-teman sekalian.