Digital Imaging di Indonesia
Dunia branding sangat erat hubungannya dan tidak bisa lepas dengan industri kreatif. Visual design memiliki peranan yang sangat penting dalam branding dan marketing dan untuk menghasilkan visual yang baik, kamera yang mumpuni saja seringkali tidak cukup. Digital Imaging adalah salah satu bidang yang berjasa dalam memoles visual yang nantinya digunakan untuk promosi sehingga sebuah karya tadi menjadi sebuah produk selesai dan memiliki nilai komersil. Bidang ini memiliki peran yang sangat penting tapi seringkali tidak disadari. Kali ini kita berkesempatan untuk ngobrol langsung dengan salah satu tokoh Digital Imaging yang karyanya pasti sering kita temui di kehidupan sehari-hari. Yuk, kita sama-sama tengok dunia Digital Imaging dari sudut pandang Adrianka, pendiri Tanda Seru DI.
Let’s start from the very beginning, apa sih sebenarnya digital imaging itu?
Digital imaging menurut saya adalah terjemahan dari ide yang ada di dalam pikiran, bukan kejadian yang benar-benar terlihat. Prosesnya bisa langsung dari kamera digital/ analog, bisa juga melalui software/apps.
Boleh cerita secara singkat tentang dunia digital imaging di Indonesia?
Digital imaging di Indonesia ini diperkenalkan oleh fotografer Sam Nugroho di tahun 2002.
Sampai tahun 2006 digital imaging ini masih awam, terutama di kampus-kampus. Setelah tahun 2009 mulai meluas, diikuti oleh perkembangan teknologi yang ada di telepon genggam.
Tahun 2014 beberapa kampus mulai mengenalkan digital imaging. Hingga saat ini digital imaging mulai digemari dan bisa menjadi profesi.
Suka duka jadi seorang digital image artist di Indonesia apa sih?
Digital imaging artist ini sebenarnya banyak bidang, ada yang pure artist, commercial, retouching, ato hanya sekedar hobby.
Kalo saya di bidang commercial, di saat saya mulai jadi digital imaging artist (tahun 2009), kondisi ekonomi Indonesia masih stabil, banyak brand yang beriklan di media cetak. Dan juga profesi digital imaging artist masih sedikit. Di waktu sosmed mulai melejit, banyak brand mencari bakat-bakat digital imaging dengan harga terjangkau. Dibarengin dengan kebutuhan beriklan di sosmed lebih gede dan langsung ke target audience.
Memasuki dunia komersil, seberapa besar peran digital imaging dalam proses branding?
Peranannya masih besar, karena ide yang ada dipikiran belum bisa dilakukan langsung dengan kamera digital. Yang menjadi tantangannya adalah, bagaimana image ini sudah melalui proses digital imaging tapi semua orang tidak “ngeh”.
Kalau Tanda Seru sendiri lingkup kerjanya seperti apa? Sekaligus, tantangannya apa saja yang sering dihadapi kalau boleh tahu?
Lingkup kerjanya hanya di brand commercial seperti pengerjaan digital imaging untuk Honda, Pocari Sweat, McDonald’s, Bank Permata, dsb.
Tantangannya adalah bagaimana memenuhi kebutuhan client secara timeline tapi tetap bisa menyelesaikan banyak layout dan kualitas tetap terjaga. Dulu 1 minggu bisa menyelesaikan hanya 1 layout composing. Tapi sekarang kebutuhan beriklan semakin banyak. 1 minggu harus selesai 4-5 layout composing. Dari 4 tahun lalu saya sudah kebayang apa yang terjadi sekarang. Karena itu sistem kerja di Tanda Seru harus rapih, karena akan bekerja dengan banyak orang. Tidak mungkin kita selesaikan semua pekerjaan dalam 1 minggu itu sendiri.
Apa Kak Anka ada pesan buat digital image artist yang berkecimpung atau ingin terjun ke dalam dunia creative branding?
Pesannya adalah, kita harus tahu posisi profesi kita di sebuah industry itu di mana. Jadi kita tahu harus bersikap seperti apa. Mental yang harus kita punya adalah mental pejuang. Siap memerangin apapun masalah di depan dan siap menyerang.