Belajar Konsep Ikigai Biar Hati Lebih Damai

Belajar Konsep Ikigai Biar Hati Lebih Damai

Posted by Fullstop Indonesia on 05 October 2022

Siapa nih yang akhir-akhir ini merasa lagi suntuk sama kerjaannya? Rutinitas berangkat kantor, kerja, istirahat, kerja lagi, pulang, lalu diulangi lagi menjadi hal yang terasa monoton dan melelahkan. Padahal kamu tidak sedang mengalami burnout gara-gara kelebihan beban kerja. Kamu juga tidak sedang berpikir untuk resign karena pekerjaanmu yang sekarang bisa dibilang menjanjikan. Terus perasaan bosan tadi asalnya dari mana dong? Mungkin kamu akan mendapatkan jawabannya setelah membahas ulasan FULLSTOP mengenai sebuah konsep bernama Ikigai di bawah ini.

Mengulik Makna Konsep Ikigai

Ikigai merupakan sebuah konsep yang berasal dari Jepang. Konsep ini memiliki makna 'reason for being' yang bisa diartikan 'makna hidup'. Orang Jepang percaya bahwa hidup akan terasa lebih ringan, menyenangkan, dan bermakna apabila kita melakukan hal yang kita yakini sebagai tujuan kita hidup di dunia ini.

Eh, tapi kali ini kita tidak akan fokus mengulas konsep Ikigai sebagaimana makna aslinya ya, melainkan konsep Ikigiai yang telah diinterpretasi oleh orang barat sebagai konsep dalam membangun karier impian. Yup, kamu tidak salah baca. Para westerners ini menjabarkan Ikigai menjadi 4 indikator yang bisa kamu pertimbangkan dalam memilih karir, yaitu sesuatu yang kamu suka, sesuatu yang kamu bisa, sesuatu yang memberimu bayaran setimpal, dan/atau sesuatu yang banyak orang butuhkan.

Apabila keempat indikator di atas terpenuhi semua, maka kamu dianggap telah menemukan pekerjaan yang bisa membuatmu merasa bermakna. Kamu melakukan apa yang kamu suka dan bisa, kamu tidak merasa takut karena telah merdeka secara finansial, dan kamu bisa merasa bahagia ketika memikirkan bahwa apa yang kamu kerjakan berguna bagi banyak orang. Ini adalah level ketika kamu telah berhasil menerapkan Ikigai dalam hidup.

Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa untuk mencapai kesempurnaan tersebut sangatlah sulit. Tidak usah jauh-jauh, faktanya ada banyak orang yang bertahan bekerja hanya karena faktor ekonomi, padahal sejujurnya dia tidak mencintai pekerjaannya. Atau sebaliknya, ada yang rela diupah dengan bayaran rendah, tetapi karena dia sangat mencintai pekerjaannya maka dia pun memilih bertahan. Dan sebenarnya tidak ada yang salah dengan keduanya.

Kamu bisa berusaha lebih keras agar dapat memenuhi keempat indikator tadi jika berencana untuk mengejar karier di posisi yang sempurna. Namun, sebagaimana Ikigai sebenarnya merupakan sebuah cara pandang dalam hidup, kamu juga bisa mengubah cara pandangmu supaya kekurangan yang ada tidak menghambat progress-mu. Jangan sampai kamu ogah-ogahan kerja karena merasa gajimu lebih kecil dibandingkan orang lain, atau kamu tidak memberikan performa maksimal karena merasa stidak menyukai pekerjaanmu. Untuk mengatasi perasaan-perasaan tersebut, kamu bisa menerapkan hal-hal berikut ini:

Buat Makna Ikigai Versimu Sendiri

Seperti yang sudah sempat disinggung di atas, tujuan hidup setiap orang akan berbeda-beda satu sama lainnya. Meskipun orang barat mendefinisikan Ikigai dalam hal pekerjaan menjadi 4 indikator utama tadi, tetapi kamu bisa memodifikasinya sesuai dengan dirimu sendiri. Untuk memulainya, kamu bisa mencoba melakukan brainstorming.

Kamu bisa membuat pertanyaan-pertanyaan sederhana yang bisa membantumu agar lebih mengenali diri. Contohnya: apakah kamu menyukai pekerjaanmu? Apakah kamu nyaman berada di kantor? Apakah kamu bisa hidup cukup dari penghasilan bulananmu? Apakah ada orang yang berterima kasih atas hasil kerjamu? Tuliskan pertanyaan beserta jawabannya dalam bentuk list. Jawaban dari pertanyaan di atas memang hanya ada dua versi: 'ya' atau 'tidak'. Namun, jangan salah, jawabannya bisa memberikanmu gambaran yang lebih jelas mengenai apa yang kamu suka atau tidak.

Buat Goal yang Realistis

Setelah membuat list pertanyaan beserta jawabannya, selanjutnya kamu bisa menyortirnya. Pertanyaan yang dijawab dengan 'ya' adalah hal-hal yang harus lebih kamu syukuri. Sementara pertanyaan yang dijawab dengan 'tidak' adalah hal-hal yang harus dicari tahu solusinya.

Misalkan kamu menjawab 'tidak' pada pertanyaan 'apakah kamu menyukai pekerjaanmu?', maka pertama-tama kamu harus mencari tahu apa akar permasalahannya. Bertindak gegabah dengan memutuskan berganti pekerjaan tidak selalu menjadi solusi yang bijaksana lho, karena itu tidak menjamin kamu akan terbebas dari masalah itu di pekerjaan barumu nanti, terlebih jika kamu belum menemukan asal muasal masalahnya ada di mana.

Setelah mengetahui akar permasalahannya, buatlah goal-goal yang bisa membantumu mengatasi masalah tersebut. Misalnya, kamu tidak menyukai posisimu sebagai social media executive karena tidak awam dengan tools-nya, maka solusinya adalah dengan meluangkan waktu lebih untuk belajar atau bertanya. So, goal kecilmu adalah paham mengenai tools social media dalam waktu seminggu. Jangan membuat goal yang terlalu muluk karena itu akan membuatmu frustasi sendiri.

Buat Tujuan Jangka Panjang

Setelah kamu terbiasa dengan habit mencari solusi dari setiap masalah sesuai dengan akar permasalahannya, maka kamu seharusnya sudah bisa membuat tujuan jangka panjangnya. Misalnya, tujuan jangka pendekmu tadi adalah untuk meng-upgrade ilmu dan wawasan terkait bidang pekerjaan yang kamu lakukan, sehingga dapat meningkatkan kompetensimu. Nah, selanjutnya tentukan apa tujuan jangka panjangnya. Setelah kamu mengetahui ilmunya, mungkin kamu ingin menjadi seorang expert supaya nantinya bisa naik menjadi manager. Dari situ kamu bisa mulai menyusul goal untuk setiap bulannya. Semisal meningkatkan angka followers sebanyak 10% tiap bulan. Membuat goal-goal yang sangat masuk akal untuk diraih akan membuatmu merasa masih punya misi penting yang harus dicapai.

Carilah Support System

Kadang terdapat momen-momen ketika kamu merasa lelah berjuang sendiri. Memilih berhenti dan menyerah bukanlah solusi yang bijaksana. Mungkin yang kamu butuhkan adalah dukungan moral dan semangat dari orang-orang yang memedulikanmu. Bisa jadi dari teman kantor, atasan, maupun circle terdekat. Atau apabila kamu sedang merasa jenuh dengan rutinitas kerja, kamu bisa menjadi mentor yang dapat mengingatkanmu pada apa tujuan awalmu melakukan ini semua. Percayalah, mendapatkan dukungan positif dari lingkungan sekitar akan membuat beban yang menggelayut di pundak menjadi terasa lebih ringan.

So, itu tadi pembahasan kali ini mengenai konsep Ikigai. Bagaimana? Apakah kamu tertarik untuk mencari tahu apa makna kehidupan versimu sendiri?

Back To List Blog