Why Do People Follow Brands on Instagram? A Guide to Perfecting Your Social Media Activation
Pusiinng banget rasanya kalau tiba-tiba jumlah followers turun..
Teman-teman merasa seperti ini juga?
Rileks, kita semua, khususnya family business owner dan branding agency juga 24/7 memikirkan masalah ini terus kok. Tapi mikirin ini aja nggak akan menyelesaikan masalah.
Yuk kita pelajari bersama-sama faktor-faktor apa saja yang mendorong target audience untuk mem-follow akun brand di media sosial.
Sebelum kita masuk ke topik diskusi hari ini, perlu diingat bahwa setiap industri memiliki daya tarik masing-masing. Tiap produk memiliki audience masing-masing. Sehingga mustahil apabila kita samakan kasusnya. Every brand has some things that work and don’t work. Oleh karena itu, masukan yang teman-teman baca dalam artikel ini sebaiknya ditinjau terlebih dahulu apakah sesuai dengan industri bisnis yang sedang kamu jalani. Social media activation membutuhkan customisation, sesuai dengan brand, produk, target audience, dan situasi pasar yang fluktuatif.
Oke deh, sekarang kita mulai aja ya.
Berikut 3 alasan utama yang membuat target audience mau meng-klik tombol follow pada akun brand dan pengaplikasiannya untuk brand-mu.
Mendapatkan informasi terbaru
Menurut survey Sprout Social (2020), 57% responden menjawab bahwa mempelajari adanya produk atau layanan baru dari brand tersebut adalah alasan paling utama mengapa mereka mau mem-follow akun brand. Buat para audience khususnya yang sudah mengenal brand-mu, mereka memiliki keinginan – entah sadar atau tidak sadar – untuk menjadi “yang pertama” tahu ada keluaran baru dari brand favorit mereka.
Kita ambil contoh brand ternama Nike misalnya.
Brand sepatu nomor satu sedunia ini cukup rutin mengeluarkan lini produk baru, dari yang reguler hingga limited edition. Dan untuk memastikan adanya product sales dan brand awareness, Nike menggiatkan social media activation untuk memberikan informasi produk-produk terbaru melalui akun Instagram-nya. Informasi ini didukung dengan foto-foto close up dan short video untuk menunjukkan detail sepatu Nike. Diiringi juga dengan product knowledge pada caption yang menjelaskan material dan unique selling point dari produk tersebut. Dan tidak lupa, dilengkapi dengan adanya CTA yang jelas untuk mengarahkan kemana target pasar bisa mendapatkan produk tersebut. Tanpa jauh-jauh membaca caption pun, audience dapat mengakses pembelian hingga melakukan checkout karena Nike melengkapi akun Instagram-nya dengan Instagram Shop. Hal-hal ini adalah salah satu dari banyaknya alasan mengapa followers brand Nike begitu banyak. Informasi produk baru yang super lengkap dan eksklusivitas dari beberapa produk yang “limited edition” membuat orang-orang tidak mau ketinggalan sehingga mendorong mereka untuk follow akun Instagram supaya tidak ketinggalan berita baru.
“The key to Nike’s success—which any brand can emulate—is intimately knowing their target audience. Sneakerheads are always on the lookout for the big releases and use social media to stay informed of when and where the next “drop” will take place.” – Sprout Social (n.d).
Tapi… Nike kan memang produk yang sudah mendunia, mana bisa brand-ku seperti mereka?”
Well, bisa kok, karena faktor “FOMO” alias “Fear of Missing Out” inilah yang membuat orang-orang akhirnya mem-follow akun brand-mu.
Contoh saja akun Instagram mall lokal seperti Galaxy Mall atau Pakuwon Mall Surabaya. Brand lokal, audience-nya pun hanya sebatas orang-orang yang tinggal di area Surabaya dan sekitarnya saja. Namun, mereka berhasil mendapatkan followers yang relatif tinggi karena target audience tidak ingin melewatkan info adanya stan-stan baru.
Dan… satu lagi. Promo!!
Ngaku deh, siapa disini yang hobi memburu promo? Mau itu promo tanggal kembar, promo tanggal tua, semuanya sikattt!!
Yap, tidak dapat dipungkiri, info promo adalah salah satu alasan mengapa followers mengikuti bahkan mencermati konten-konten media sosial dari brand bisnis keluargamu. Tidak peduli kategori SES, semuanya pasti bakal kalap kalau sudah mendengar kata-kata diskon. Apalagi kalau brand-mu menjual produk mahal yang tiba-tiba diskon besar-besaran. Maka dari itu, supaya tidak melewatkan event promo ini, solusinya ya dengan mem-follow akun brand. Mulai dari brand mancanegara seperti Tous Les Jours sampai brand lokal yang baru buka di Surabaya Timur KKV, semuanya memanfaatkan faktor ini untuk meningkatkan angka followers dan menggiatkan social media activation brand. Untuk memperluas jangkauan pasar agar angka followers meningkat, brand juga tidak ragu untuk memasang iklan dari info promo tersebut. Alhasil, orang-orang yang sebelumnya hanya mengenal nama brand saja, jadi tertarik untuk mengikuti akun media sosial agar tidak ketinggalan promo-promo lain kedepannya.
Sarana hiburan, edukasi, dan sumber inspirasi
Kalau lagi bosan, fix jari kita akan langsung buka media sosial.
Kalau lagi penat, kita akan mencari yang lucu-lucu di media sosial.
Kalau butuh inspirasi dan motivasi, kita mencari konten-konten untuk menyemangati kita.
Kalau butuh suatu informasi, kita akan cari jawabannya di media sosial.
Yap, itulah manfaat media sosial zaman sekarang. Oleh karena itu, akun yang sukses diikuti banyak orang adalah akun-akun yang bisa memberikan konten-konten yang diinginkan oleh penggunanya. Kalau berbicara soal Instagram, konten-konten yang dicari oleh mayoritas audience-nya dapat berupa: Foto estetik, video tutorial, dan tips-tips. Konten-konten yang lucu dan “ngakak” ala-ala TikTok juga kian hari makin digandrungi oleh masyarakat Instagram, walaupun mungkin tidak se-hits di platform TikTok sendiri. Melihat trend seperti ini, brand pun juga harus beradaptasi untuk membuat konten sedemikian rupa agar tetap relevan sehingga dapat meningkatkan angka followers.
FULLSTOP sebagai creative agency akan memberikan 1 contoh real-life ya.
Pernah dengar brand bumbu masak lengkap Jay’s Kitchen? Branding agency FULLSTOP menangani social media management untuk brand nasional satu ini. Sebenarnya, kalau dipikir-pikir, ngapain juga gitu lho, orang-orang follow akun Instagram yang hanya jualan bumbu dapur? Namun, memahami bahwa digital activation sangatlah penting untuk sales (short-term) dan branding (long-term), tim FULLSTOP memikirkan bagaimana caranya Jay’s Kitchen worthy untuk di-follow orang-orang. Nah, sebagai upaya social media activation ini, Jay’s Kitchen rutin membagikan resep-resep masakan dengan menggunakan bumbu dapur dari brand. Hal ini dilakukan oleh tim creative agency FULLSTOP secara rutin agar konten Jay’s Kitchen maupun kolaborasi dengan KOL pun bisa menjadi sumber tips memasak bagi followers. Tentu saja, foto dan grafik tetap dimasukkan untuk brand identity dan product knowledge. Namun, untuk menjangkau audience di luar existing customer, dibuatlah konten resep memasak – entah dalam bentuk Carousell atau Reels. Alhasil, non-followers pun menjadi tertarik untuk mengikuti akun Instagram Jay’s Kitchen supaya bisa mendapatkan inspirasi dan tips-tips memasak lainnya untuk kebutuhan sehari-hari mereka.
Selain konten tutorial, brand juga bisa memanfaatkan konten-konten video dramatis untuk meningkatkan social media insight. Misalnya nih, kamu memiliki sebuah bisnis keluarga. Nah, sangat bisa kamu membuat konten Reels/TikTok yang menceritakan bagaimana kamu membangun bisnis keluarga ini, dari susah sampai sukses. Atau bisa juga dengan konten humor seperti tingkah laku kocak kalau bekerja dengan saudara. Dan masih banyak lagi konten yang bisa kamu manfaatkan untuk mengundang interest dari non-followers agar mau mem-follow akun sebagai asupan daily entertainment bagi mereka.
Berkomunikasi dengan brand
Dan terakhir, masih menurut survey Sprout Social, 21% pengguna Instagram mem-follow sebuah akun brand untuk berkomunikasi dengan brand tersebut. Dari sebegitu banyaknya platform-platform advertising, social media dipilih sebagai platform nomor satu yang dipercayai pengguna untuk berkomunikasi dengan brand – mengalahkan TV/Radio advertisement, Email, dan Direct Mail (Sprout Social, n.d).
Komunikasi seperti apa yang diharapkan oleh customer ketika mem-follow sebuah akun brand?
Well, ini bisa bermacam-macam. Bisa dalam bentuk mention di Instagram Story. Bisa dalam bentuk Tagged Post. Bisa dalam bentuk partisipasi polling dan quiz. Bahkan sekedar memberikan like dan comment pun juga termasuk. Kemudahan dalam berkomunikasi inilah salah satu daya tarik mengapa pengguna Instagram mau mengikuti akun Instagram brand – karena mereka merasa menjadi bagian dari sebuah komunitas, a part of a community, a part of something big. Apalagi, kalau mereka dilibatkan dalam proses decision-making brand, misalnya dalam polling “produk baru apa yang mereka inginkan?”. Non-followers pun juga tidak mau kalah untuk memberikan suaranya.
Jangan lupa. Komunikasi membutuhkan dua arah. Sebagai brand pun, kita harus bisa berkomunikasi dengan baik, seburuk apapun kondisinya. Tahukah kamu bahwa 49% followers tidak akan segan-segan mengklik unfollow apabila customer service-nya payah? Oleh karena itu, pemilik bisnis keluarga, branding agency, creative agency, semuanya yang berkecimpung dalam dunia digital activation, perlu kalian ingat bahwa customer service tetaplah nomor satu. Berkomunikasi dan berinteraksilah dengan baik dan ramah dengan semua customer, maka mereka pun akan menjadi lebih setia dan mau mereferensikan brand-mu ke komunitasnya. Sebagai contoh nih ya, ada client FULLSTOP yang mendapatkan komplain dari orang A (non-followers) karena terjadi kesalahan input pada bill. Kesalahan ini sampai dipasang di Instagram Story orang tersebut karena beliau kesal. Menomor-satukan customer service, tim CS FULLSTOP menenangkan amarah customer dan mengarahkan beliau ke tim yang tepat untuk menyelesaikan isu tersebut. Dihandle dengan cepat dan tepat, isu pun terselesaikan dalam hitungan beberapa jam saja. Siapa sangka, orang tersebut memasang Instagram Story menceritakan profesionalisme brand yang cekatan menanggapi masalah. Hari itu juga, pada malam harinya, A menunjukkan beliau datang kembali untuk membeli produk brand. Hari itu, terjadi kenaikan followers juga pada akun Instagram brand – yang dipercaya sebagian berasal dari Instagram Story orang tersebut.
Sekarang paham kan pentingnya komunikasi antara brand dengan audience di media sosial?
If a good two-way communication is established, koneksi antar keduanya bisa menjadi lebih solid dan loyal untuk jangka panjang.
Bagaimana kalau brand-ku menjual produk/layanan yang unik dan jarang orang tertarik?
Memang, mayoritas pengguna media sosial akan mem-follow brand yang produk/jasanya mereka sukai juga. Tapi nggak masalah, ada cara-cara lain yang bisa dicoba untuk menggiatkan social media activation brand bisnismu.
Pertama dan lagi-lagi, pahami audience-mu. Apabila kamu menargetkan Gen Z, kamu bisa menggunakan influencer untuk meningkatkan angka followers. Menurut survey Sprout Social, 35% responden akan mengklik follow bila brand disebutkan atau dipakai oleh influencer yang mereka sukai. Namun, penggunaan influencer atau KOL ini kurang efektif bila target audience adalah orang-orang berumur 30 tahun keatas. Untuk demografi ini, mereka cenderung lebih mempercayai rekomendasi dari kerabat. Sprout Social juga membuktikan bahwa 40% responden akan mem-follow akun brand bila direferensikan oleh kenalan. Kamu bisa menggunakan jasa nano-influencer dalam jumlah banyak untuk menargetkan Gen X dan Gen Y ini.
Kedua, trial and error. Kita nggak akan bisa tahu apa yang efektif kalau tidak dicoba dulu semuanya. Cobalah untuk membuat konten grafis. Gunakan konten carousell. Pakai fitur reels. Eksplor konten-konten kreatif yang berkaitan dengan produk atau jasamu. Tapi ingat, jangan sampai identitas brand hilang ya. Setelah melakukan trial & error, coba bandingkan tanggal post dengan kenaikan angka followers dan social media insight. Post dengan hasil paling bagus itulah yang paling efektif untuk brand-mu. Untuk saat itu ya… karena pergerakan trend social media ini cepat sekali, jadi tidak menutup kemungkinan konten efektif bulan depan akan berbeda dengan yang efektif di bulan sebelumnya.
Tips terakhir dari FULLSTOP Branding Agency: Interaction & Engagement. Entah dalam bentuk membuat story interaction, membalas DM, membalas komentar, memberi like pada tagged post, pertahankan interaksi dengan followers dan non-followers. Oh iya.. satu lagi, jangan lupa untuk menjadi brand yang transparan dan memberi customer service yang bagus. Kedua poin inilah yang sebenarnya sangatlah penting tapi kerap dilupakan oleh marketer – baik family business owner maupun branding agency Indonesia.
Oke deh, sampai di sini dulu pembahasan kita hari ini.
Untuk semua family business owner, branding agency, digital marketer, influencer, everyone… semangat selalu ya! Jangan segan-segan untuk kontak FULLSTOP di sini apabila kamu ingin tanya-tanya lebih lanjut soal digital activation ataupun brand development.
Selain tips di atas, apa ada kiat-kiat menaikkan followers yang kamu pernah coba dan sukses?