What Makes “Apple” So Successful
It’s Apple Event Day!
Gimana iPhone 14 nih? Udah ada rencana beli smartphone keluaran Apple terbaru?
Sebelum meluncurkan produk baru aja, sudah banyak banget media massa yang ramai membicarakan launching event brand tersohor milik Steve Jobs satu ini. Wajar saja, Apple memiliki brand position yang sangat kuat berkat branding strategy dan social media activation yang tepat. Sampai-sampai, brand dari Amerika Serikat ini menempati posisi pertama di kategori “Most Valuable Brand Worldwide” pada tahun 2022, mengalahkan Google, Amazon, dan Microsoft (Statista, 2022).
Per awal tahun 2022 ini, terhitung ada 1.2 miliar pengguna aktif iPhone di seluruh dunia (Ruby, 2022). Di Indonesia sendiri, jumlah pengguna iPhone melebihi angka 27 juta (Stat Counter, 2022). And it keeps increasing! Memang, pada saat ini, Android masih merajai pasar smartphone di dunia karena harganya yang lebih ramah di kantong. Namun, menurut survey, 33% pengguna Android mempertimbangkan untuk beralih hati ke smartphone Apple (Riyanto, 2022). Alasannya banyak banget, mulai dari sistem keamanan, privasi, design, dan fitur-fitur lain yang disediakan secara eksklusif oleh Apple. Tak heran, berkat fitur-fitur inilah, tingkat loyalitas pengguna Apple pun sangat tinggi jika dibandingkan dengan brand smartphone lainnya. Lembaga Customer Intelligence Research Partner (CIRP) menemukan bahwa kesetiaan customer Android kian menurun sejak tahun 2017 (Stephanie, 2021). Baik itu brand Samsung, Pixel, Motorola, dan LG, semuanya menunjukkan loyalitas yang buruk. Lain halnya dengan Apple yang mampu membuat usernya memantapkan hati pada satu brand ini saja.
Kok bisa sih Apple menciptakan komunitas yang begitu setia pada brand?
Singkatnya, ada 3 kunci branding strategy yang secara konsisten dilakukan oleh Apple, yakni:
- Menonjolkan aspek simplicity
- Memeluk komunitas Apple user
- Menjadi brand yang peduli
Yuk kita bahas ketiga branding strategy merk smartphone satu ini!
Simple
Angkat tangan yang ngefans berat sama design-design produk Apple!
Yup, semua produknya, mulai dari iPhone, iMac, Macbook, Apple Watch, dan lain-lain, semuanya memiliki desain yang simple dan aesthetic. Berkat konsep minimalisnya ini, Apple berhasil memberikan kesan classy dan elegan. Nggak hanya desain produk saja, tapi semua aspek yang mengantarkan produk sampai ke tangan pengguna pun mengusung minimalisme – mulai dari logo, website, packaging, hingga software yang tampil di layar produk Apple.
Gambar: McDonald, 2020
Seperti iklan majalah di atas, bahkan marketing collateral pun harus terlihat simple dan elegan. Tanpa embel-embel jargon teknikal yang kemungkinan besar tidak dimengerti oleh orang awam, Apple menitikberatkan fokusnya pada produk itu sendiri beserta desainnya. Elemen desain dari Apple sendiri tidak banyak. Mayoritas didominasi oleh white space, tempelan logo, dan heading beserta sub-heading saja. Meski begitu, berkat konsistensinya menunjukkan brand activation seperti ini, dalam sekejap orang-orang pasti mengenali iklan Apple. Kelebihan inilah yang tidak dimiliki oleh brand-brand kompetitor.
Customer-centric
Apa sih yang dicari oleh customer ketika akan membeli smartphone?
Tampaknya, itulah pertanyaan pertama yang dikemukakan oleh developer di Apple. Tidak hanya berangan-angan saja, tapi Apple benar-benar terjun ke lapangan untuk mencari jawaban atas pertanyaan tadi. Melalui website-nya, siapa saja bisa ambil bagian dari “Market Research Survey Feedback” untuk menceritakan pengalaman mereka menggunakan Apple dan menginformasikan bagian mana yang perlu diperbaiki (UKEssays, 2018). Dari situlah brand bisa menemukan fitur-fitur baru apa saja yang diperlukan oleh penggunanya. Salah satunya adalah kualitas kamera dan fitur keamanan. Memahami kebutuhan customer seperti inilah yang membuat produk Apple menjadi spesial dan meningkatkan loyalitas user.
Tidak hanya dari sisi product development saja. Tim marketing pun menggiatkan brand activation dan social media marketing strategy yang berfokus pada komunitas juga. Mari kita bahas kampanye “Shot on iPhone” untuk mengilustrasikan contoh branding strategy Apple.
Dari nama campaign-nya saja, kita langsung tahu keunggulan produk iPhone yang sedang dipromosikan adalah kualitas kameranya yang setara dengan kamera biasa. Social media activation yang dilakukan pun memeluk komunitas Apple users. Video-video “Shot on iPhone” menampilkan konten menarik nan engaging yang direkam oleh penggunanya. Ibarat testimoni produk, tapi kali ini bukan KOL yang promosi, melainkan berjuta-juta pemakai smartphone iPhone. “Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui” – Apple sukses untuk menonjolkan product quality sekaligus memasukkan aspek human emotions. Dari branding strategy ini juga, Apple bisa memberikan kesempatan bagi penggunanya untuk terlibat dalam 1 kampanye besar dengan skala dunia. Dan memang begitu nyatanya. Tercatat di Simplified (2022), segmen pertama dari kampanye “Shot on iPhone” menghasilkan views sebanyak 6.5 miliar! Brand activation ini sukses menekankan “emotional branding pillar” yang merupakan brand value dari Apple.
Caring
Di era modern seperti sekarang ini, yang mana ada banyak sekali ancaman-ancaman mulai dari ancaman ekonomi, sosial, dan lingkungan, memiliki sebuah perusahaan raksasa menempatkan brand dalam posisi sulit. Bagaimana tidak, mayoritas masyarakat dunia melihat perusahaan raksasa sebagai money-grubbing machine – alias cari cuan aja, nggak ada care sama sekali pada komunitas.
Menampik stereotype negatif ini, Apple menggiatkan branding strategy untuk menunjukkan value.
Contoh pertama, janji Apple untuk membuat semua produknya carbon-neutral pada tahun 2030. Masalah lingkungan adalah satu isu yang tidak dapat kita elakkan lagi. Over populasi, rendahnya usaha untuk greening, dan keacuhan korporasi tampaknya membuat isu lingkungan bertambah parah tiap harinya. Total ada 192 negara dan 1 European Union telah menandatangani Paris Agreement – sebuah komitmen untuk mengoptimalkan environmental sustainability sebelum tahun 2030 yang diperkirakan adalah titik yang menentukan masa depan bumi kedepannya. Isu lingkungan ini sangat hangat dan cukup mengkhawatirkan masyarakat. Maka dari itu, sebagai usaha Apple untuk turut berkontribusi pada usaha kolektif global ini, dibuatlah janji “Every product carbon neutral 2030 by Apple”. Nggak hanya produk yang diterima oleh customer saja, usaha ini juga diaplikasikan pada tiap aspek operasional untuk menggunakan alat-alat dengan renewable energy. Tidak ada data penjualan yang bisa memastikan apakah dengan janji 100% carbon neutral ini membawa kenaikan sales. Namun, bila dilihat dari market share, saham Apple meningkat 34% dalam sebulan.
Contoh kedua, soal diversitas. Khususnya di negeri Paman Sam, isu rasisme selalu mendatangkan kecaman dari warganya. Perusahaan apapun yang tidak menjunjung tinggi diversitas dan equality, dijamin tidak akan mendapatkan hati masyarakat. Apple pun tidak luput dari risiko ini. Brand activation yang dilakukan Apple untuk meng-highlight value ini adalah dengan membuat video simple yang menyertakan potret karyawan Apple dari berbagai suku, ras, agama, ideologi, personality, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Hal ini juga terpampang pada social media activation yang menampilkan bermacam-macam orang, tempat, dan budaya. Eits.. bukan sekedar marketing gimmick aja ya. Salah satu Apple values adalah inclusion dan diversity kok. But that doesn’t mean Apple is all perfect. Ada beberapa kasus rasisme yang sayangnya dilakukan oleh staff Apple, khususnya di retail store (Warwick, 2021). Menyadari hal ini, 54% pemegang saham Apple menyuarakan agar diadakan civil rights audit untuk memastikan tidak terjadi diskriminasi (Ogunnaike & Manely, 2022).
Cukup membuktikan bahwa dengan menjadi brand yang aware dan mampu take action adalah branding strategy yang bagus, bukan?
Consistent
Menonjolkan aspek simplicity.
Memeluk komunitas Apple user.
Menjadi brand yang peduli.
Itulah ketiga kunci utama dari kesuksesan branding strategy Apple.
Dan ketiganya dilakukan secara konsisten agar brand identity ini terus melekat.
Meski tidak ada selebritas terkenal yang menjadi Brand Ambassador, Apple berhasil menjadi brand yang dikenal oleh orang-orang di seluruh dunia. Dan tentunya, efektivitas brand activation dan social media marketing didukung dengan kualitas produk yang bagus juga. Kalau branding strategy-nya saja yang bagus tapi kualitasnya tidak memadai, tentu pengguna tidak akan sebegitu setianya pada Apple, kan?
So, buat kalian pemilik bisnis keluarga, digital marketer, branding agency, semuanya deh yang sedang dalam proses brand development…
Ingat, kesuksesan sebuah bisnis itu 50% dari branding dan 50% dari bisnis itu sendiri ya.
Together, we’ll make a successful and trustworthy brand.