Jurusan Non-Kreatif Masuk Branding Agency? Bisa Kok!
Bulan lalu, kita share beberapa prospek kerja buat kalian yang mengambil jurusan kreatif. Hayo, ingat atau nggak? Dan… salah satu prospeknya adalah di dunia branding dan marketing. Contohnya ya seperti FULLSTOP Indonesia ini, sebuah branding agency yang menyediakan layanan brand development, social media activation, dan jasa terkait lainnya. Namun, apakah semua yang bekerja di industri branding adalah mereka-mereka yang sekolah kreatif?
Hmm.. ternyata nggak lho!
Di FULLSTOP sendiri, ada beberapa dari kami yang tidak berlatar belakang industri kreatif. Ada yang mempelajari teknik arsitektur, ada yang ambil jurusan psikologi, ada intern yang masih sekolah farmasi. Dan masih banyak lagi. Mungkin kamu bakal kaget deh kalau tahu background Team #SuperSkwad dari mana aja.
Nggak masalah kok.
Mau latar belakangnya beragam-ragam, asalkan ada niat untuk belajar dan passion untuk mengerjakan hal tersebut, semua pasti bisa dilakukan dengan baik. Contoh saja KOL Manager FULLSTOP. Waktu kuliah mempelajari teknik kimia, tapi sekarang handal menangani social media activation dan endorsement untuk project-project besar seperti grand opening Wizzmie dan beras porang FUKUMI.
Oleh karena itu, hari ini kita akan membuat list 5 jurusan non-kreatif (di luar industri seni, desain, media dan komunikasi) yang memiliki andil dalam dunia per-branding-an.
Data Science & Analytics
Ini sih, sudah dibahas tuntas di artikel kemarin (Data Science & Analytics: Si Paling Otak Kiri di Dunia Branding) ya.
Buat kalian yang kelewatan… Jadi, data science ini memiliki fungsi untuk mengekstrak data agar terbentuklah suatu informasi; sedangkan data analytics berfungsi untuk memetakan informasi tersebut agar kita dapat membaca pattern dengan mudah.
Banyak sekali skenario-skenario dalam proses brand activation dan social media marketing strategy yang membutuhkan dua keahlian ini. Misalnya, ada sebuah bisnis keluarga baru yang ingin memulai usaha di industri F&B Korean BBQ. Maka, branding agency bisa menggaet lulusan Data Science dan Data Analytics untuk melakukan market research yang komprehensif. Riset bisa meliputi perihal mempelajari industri itu sendiri, customer behaviour, competition, dan masih banyak lagi. Data Scientist pun bisa mengimplementasikan model prediksi. Tujuannya? Ya untuk menebak atau menciptakan trend sehingga brand bisnis keluarga tersebut selalu jadi top of mind di benak audience-nya.
Selain berkutat di bagian riset, lulusan Data Science dan Data Analytics juga bisa merambah ke sisi periklanan dari dunia social media marketing. Banyaknya opsi iklan, mulai dari Facebook, Instagram, TikTok, dan Google yang ada banyak jenisnya, membuat branding agency mau tidak mau harus semakin jeli dalam kepengurusan advertisement-nya. Nah, Data Analyst bisa masuk dan membantu branding agency di Indonesia untuk melakukan hal ini. Dengan memperhatikan, memetakan, dan menginterpretasi informasi hasil iklan, kamu pun bisa mengoptimalkan efektivitas iklan agar mencapai hasil maksimal.
Ilmu Komputer
Masih satu saudara dengan teknik pengolahan data, ilmu satu ini mempelajari komputer luar dalam, baik hardware maupun software. Di era digital seperti sekarang ini yang semuanya serba cepat dan mobile, kemampuan programming menjadi salah satu aset yang berharga. Begitu pula dalam dunia branding. Lihat saja di sekelilingmu. Mulai dari UMKM, bisnis keluarga, sampai konglomerasi, hampir semuanya memiliki website. Tidak kecil juga jumlah bisnis yang membuat aplikasi sendiri. Khususnya, untuk brand-brand ternama yang menginginkan adanya eksklusivitas membership. Maka dari itu, branding agency kerap kali mencari orang yang mampu mengemban tugas ini.
Nggak hanya masuk ke dunia branding sebagai freelance programmer saja, kamu pun bisa menjadi full-timer lho!
Cari saja branding agency yang menyediakan layanan holistic (one-stop creative solution) seperti FULLSTOP Indonesia. Apalagi, kalau agensinya berskala besar. Dapat dipastikan tiap hari akan ada client yang meminta jasa programming!
Bosan berkutat dengan dunia pemrograman? No worries.
Asalkan kemampuan riset dan analisamu bagus, kamu pun bisa handle periklanan dan market research untuk menggiatkan branding strategy dan social media activation.
Psikologi
Bukan dari dunia eksakta, bukan juga dari dunia kreatif. Jurusan psikologi dibedakan menjadi dua, yaitu psikologi dalam fakultas saintek dan fakultas soshum. Dalam artikel ini, kita akan membahas jurusan psikologi secara general ya.
Psikologi. Ilmu yang mempelajari tentang mental, pikiran, dan perilaku manusia. Ternyata, ilmu ini juga dibutuhkan dalam dunia branding dan marketing, lho! Yap, sebagai creative agency yang menjembatani brand dengan target audience, kita memiliki kewajiban untuk “membaca pikiran”. Bukan seperti para pesulap mentalist, tapi memahami client, audience, dan satu lagi yang terpenting – anggota team itu sendiri.
Fun fact, ada satu team #SuperSkwad yang dari jurusan psikologi juga, lho. Tapi lini pekerjaannya sekarang sebagai photographer dan project manager. Keren, kan?
Kerap dipanggil dengan nama Cana, project manager yang memegang brand premium dari Surabaya hingga Bali ini memanfaatkan ilmu psikologinya untuk memperhatikan orang-orang di sekelilingnya. Misalnya nih, MISAL lho ya bukan cerita nyata.. Cana memiliki Client A yang cerewet. Maka pendekatannya lebih halus dan lebih banyak mendengarkan. Kalau misal bertemu dengan Client B yang lebih luwes, maka project manager jadi lebih proaktif untuk memberikan update. Hal-hal seperti inilah yang membuat Cana lebih adaptif dalam berkomunikasi dengan client.
Project manager juga harus mampu memimpin tim dengan baik. Yap, karena tim yang isinya ada content planner, graphic designer, photographer, videographer, motionographer, reels creator, hingga KOL manager ini personality-nya tentu berbeda-beda. Nah, di sinilah ilmu psikologi dapat diterapkan – untuk tidak hanya mengerti tapi memeluk mereka semua agar terciptalah teamwork yang bagus.
Sosiologi
Lulusan jurusan sosiologi ini mempelajari segalanya yang dibutuhkan oleh seorang AE. Pernah dengar istilah AE? Yup, it stands for Account Executive!
Di dalam sebuah branding atau creative agency, Account Executive memiliki tugas untuk menjaga relasi antara branding agency dengan client. Seorang AE juga berkewajiban untuk networking – menemukan potensi-potensi kerjasama baru dan menjadikan hubungan baru ini menjadi long-term partnership. Untuk melaksanakan tugasnya ini, Account Executive harus memiliki kepiawaian dalam mengidentifikasi business opportunities dan maintain customer relationship. Negosiasi juga merupakan skill penting yang wajib dimiliki seorang AE.
Nah, dalam melaksanakan tugas-tugasnya ini, Account Executive mau tidak mau, suka tidak suka, harus banyak-banyak komunikasi. Kalau tidak dengan komunikasi, networking nggak akan tercapai, bukankah begitu?
Di sinilah kamu bisa mengaplikasikan ilmu sosiologi di dunia branding dan marketing. Mumpung nih, belum banyak branding agency Indonesia, atau di Surabaya paling tidak, yang mempunyai seorang Account Executive. Kalau kamu lulus dari jurusan sosiologi dan tertarik untuk terjun ke dunia kreatif, bisa nih kamu “presentasikan” dirimu sebagai AE branding agency pertama di Surabaya!
Bisnis
Hayo, siapa disini yang ambil jurusan manajemen bisnis, IBM, dan sejenisnya?
Pada tahun 2020, manajemen menjadi jurusan yang paling diminati (Aditiya, 2021). Lebih dari 900 ribu mahasiswa memilih jurusan ekonomi bisnis ini. Sepertinya, tidaklah berlebihan bila kita simpulkan hampir semua universitas memiliki jurusan manajemen. Dan, tidak dapat dipungkiri, jurusan bisnis adalah pilihan yang paling fleksibel – karena lulusannya mempelajari hampir seluruh aspek yang dibutuhkan dalam berbisnis. Berkat fleksibilitas ini, kamu pun bisa berkarir di dunia kreatif.
Kalau kamu lulusan manajemen bisnis, kamu bisa mencoba daftar sebagai project manager di branding agency. Sesuai dengan namanya, kamu akan ditugaskan untuk mengurus project-project agensi tersebut mulai dari awal hingga akhir. Kamulah yang menjadi point of contact antara tim dengan client. Kamulah yang in-charge dan kamulah yang bertanggung jawab di penghujung harinya. Skill yang diperlukan untuk menjadi seorang project manager sudah kamu pelajari semuanya semasa kuliah, kok. Time management, budgeting, marketing… semuanya familiar di telinga, kan? Lebih bagus lagi kalau kamu memiliki kepandaian dalam business development. Tidak hanya project dari brand client saja, kamu bisa berperan dalam mengembangkan bisnis branding agency tersebut.
This is it!
Itulah beberapa jurusan non-kreatif dari fakultas sains teknologi, sosial hukum, dan ekonomi bisnis yang dibutuhkan dalam dunia branding.
Ingat, branding dan marketing tidak melulu soal desain dan menjadi kreatif. Ada banyak sekali aspek yang menyelimutinya. Maka dari itu, dibutuhkan orang-orang dengan spesialisasi yang beragam agar sebuah branding agency bisa menjadi one-stop creative solution untuk para client.
Selain 5 contoh di atas, ada jurusan non-kreatif apa lagi yang penting di dunia branding ya?