Berbisnis dengan LSM: Jangan Cari Profit!
Siapa yang masih ingat kepanjangannya LSM?
Nilai 100 buat kamu yang menjawab “Lembaga Swadaya Masyarakat”.
Sebelum kita membahas lebih lanjut topik kita hari ini, alangkah baiknya bila kita review lagi apa itu LSM.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), LSM adalah lembaga organisasi yang bertujuan memperjuangkan kepentingan masyarakat (n.d). Organisasi ini didirikan oleh perorangan maupun kelompok dan tidak menjadi bagian dari pemerintah, birokrasi, atau negara. Perlu diperhatikan bahwa di dalam LSM terdapat asas sukarela tanpa adanya harapan untuk memperoleh laba yang besar (Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, 2014). Oleh karena itu, hampir sebagian besar kegiatan LSM tidak bertujuan untuk mencari “profit pribadi”.
Jenderal Kementerian Dalam Negeri Hadi Prabowo melaporkan bahwa jumlah organisasi masyarakat atau LSM yang ada di Indonesia pada tahun 2019 sudah mencapai 431.465 (Nugraheny, 2019). Memang sih, angkanya terbilang cukup kecil jika dibandingkan dengan jumlah perusahaan for-profit di Indonesia, yang mana jumlah usaha mikro dan kecil sendiri mencapai lebih dari 4 juta unit (Badan Pusat Statistik, n.d). Namun, LSM memiliki peran yang sangat kuat dalam mendengarkan dan menyuarakan keinginan masyarakat yang sesungguhnya.
Karena peran inilah, banyak pihak eksternal, termasuk business yang notabene adalah for-profit, yang menjalin kerjasama dengan LSM.
Hubungan Usaha Bisnis dengan LSM
Sebagai branding agency, kita sudah paham betul manfaat kerjasama untuk brand activation dan marketing strategy. Dengan adanya kolaborasi yang menggabungkan audience dari kedua brand, maka tentu saja jangkauan pasar semakin meluas, yang artinya bisa menghasilkan “cuan” lebih banyak.
Namun, tidak semua branding strategy semata-mata hanya untuk profit. Branding agency yang baik pasti mengerti sebagaimana pentingnya menarik hati khalayak luas. Efek dari strategi seperti ini bisa dirasakan dampaknya secara long-term karena audience akan menjadi pelanggan yang setia untuk mendukung brand-mu itu. Herannya nih, dalam mencari branding strategy yang efektif, kita sering lupa atau mengabaikan opsi branding dengan cara menjalin kemitraan dengan LSM.
Sudah banyak banget kok, perusahaan yang jelas-jelas adalah for-profit yang bekerjasama dengan LSM. Entah mereka bertindak sebagai sponsor acara kesenian, mendonasikan pemasukannya ke aktivitas sosial, sampai membangun yayasan. Entah dengan tujuan utama murni ingin membantu dunia atau upaya branding saja, kemitraan dengan LSM yang dilakukan secara konsisten berimbas pada meningkatnya nama dan citra baik brand di mata masyarakat.
Pentingnya kerjasama dengan LSM
Menurut Edelman Trust Barometer (2022), NGO (Non-Governmental Organisation) atau LSM adalah figur yang lebih dapat dipercaya oleh masyarakat jika dibandingkan dengan media dan pemerintahan. Selain LSM, Family business adalah sosok yang memiliki nilai trustworthiness tinggi juga. Namun, karena pada dasarnya bisnis tidak dibangun untuk kebaikan masyarakat secara umum, maka NGO-lah yang dipercaya paling ethical dan bisa membawa perubahan.
Data diatas membuktikan adanya peluang brand activation, lho!
Dengan menjalin kemitraan dengan NGO, target pasar bisa menyimpulkan bahwa brand-mu mendukung visi dan usaha dari NGO tersebut. Selain mendapatkan citra yang baik di mata masyarakat, kerjasama ini bisa membangun kepercayaan audience, yang nantinya akan berujung pada dukungan serta loyalitas. Survey membuktikan bahwa 58% orang membeli atau mempromosikan brand yang memiliki value yang sama dengan mereka.
Nggak percaya?
Coba lihat brand sepatu Adidas yang bermitra dengan Parley for the Oceans untuk membersihkan sampah plastik di pesisir pantai (Runtastic, 2022). Parley for the Oceans sendiri adalah organisasi non-profit (LSM) yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan khususnya perlindungan laut. Semakin maraknya topik climate crisis, maka semakin banyak pula orang-orang yang semakin teredukasi betapa pentingnya menjaga lingkungan. Mulai dari hal simple seperti mengurangi penggunaan plastik hingga menjadikan sustainability sebagai lifestyle — dalam artian, benar-benar memilih brand dari tiap barang yang digunakan agar seluruh aspek kehidupannya benar-benar men-support usaha go green. Adidas memahami betul pentingnya menjadi brand yang pro-environment juga. Oleh karena itu, bekerjasamalah Adidas dengan LSM lingkungan. Tidak hanya mendonasikan uang saja, namun kolaborasi yang dibangun berupa aktivitas yang bisa diikuti oleh pendukung Parley for the Oceans dan pecinta sepatu Adidas — seperti Run for the Oceans sampai launching produk sepatu ramah lingkungan. Hasilnya? Adidas dapat mempertahankan eksistensi brand dan loyal audience-nya (Brand Directory, 2022) serta mendapatkan lebih dari 50 juta app download — 5 kali lebih banyak dari kompetitor utama — berkat dukungan komunitas lingkungan.
Mari kita belajar dari Adidas.
Misalnya nih, brand family business-mu mendukung sebuah cause yang sekiranya penting di mata khalayak luas. Dengan menyuarakan dukunganmu melalui kerjasama dengan LSM, tak pelak dengan sekejap brand-mu akan dikaitkan dengan niat baik sehingga mendapat dukungan dan kepercayaan berkali-kali lipat lebih banyak.
Ini branding strategy yang efektif banget, kan?
Bagaimana caranya?
Nggak perlu repot-repot, ada banyak sekali LSM yang ada di Indonesia.
Mau mendukung upaya memberantas buta huruf? Ada dong.
Mau mendukung kegiatan kesenian? Banyak banget.
Mau mendukung pelestarian lingkungan? Dimana-mana ada.
Tinggal kamu renungkan, kira-kira cause seperti apa yang cocok untuk didukung oleh brand-mu atau cause yang benar-benar ingin kamu dukung. Lalu carilah LSM yang bergerak di bidang tersebut — entah dari berita, media sosial, koneksi, database pemerintah, mana pun sumbernya.
Pikirkan juga kira-kira hubungan kemitraan seperti apa yang ingin kamu jalankan.
Apakah kamu ingin menjadi sponsor dari kegiatan mereka?
Apakah kamu ingin membuat kegiatan baru bersama dengan mereka?
Apakah kamu ingin meluncurkan produk collab?
Ceritakan juga kepada mereka background bisnismu, mengapa kamu ingin menjajaki kolaborasi ini, dan rencana kerjasama yang kamu bayangkan. Dijamin, all NGOs will welcome you with open arms.
Bukan untuk cuan, tapi untuk kebaikan dunia
Yes, adanya peluang untuk bekerjasama dengan LSM sebenarnya dapat mempercepat proses terbangunnya nama dan citra yang baik. Percayalah, brand activation benar-benar membutuhkan konsistensi dan kesabaran karena memakan waktu cukup lama. Even for us, sebuah branding agency yang sudah berkecimpung di industri ini lebih dari 10 tahun lamanya. Namun, perlu kita ingat bahwa yang terpenting dari kolaborasi dengan LSM ini bukanlah cuan atau profit semata, tapi adalah upaya bersama-sama untuk membangun dunia yang lebih baik untuk kita semua.
Jadi, pesan kami hanya satu.
Jangan sampai kamu bermitra dengan LSM hanya untuk branding atau cuan saja.
Pastikan kamu atau bisnismu benar-benar tulus dan mendukung usaha LSM itu juga.
Hanya dengan demikian kamu bisa membangun long-term trust, because nothing beats sincerity.