Hindari Hal Ini Jika Tak Mau Iklanmu Gagal
Holla, FULLSTOPPERS, tahukah kamu bahwa selain menaikkan engagement sebuah brand dengan rajin membagikan konten organik yang berkualitas, paid ads atau iklan berbayar juga memegang peranan yang tak kalah pentingnya? Berbeda dengan iklan konvensional (TV ads, magazine ads, billboard, dll) yang cenderung lebih mahal dan menjangkau target yang umum, iklan digital lebih murah, lebih spesifik, serta bisa menjangkau khalayak yang lebih masif lagi. Tertarik untuk membahasnya?
Dari banyak ads tools yang sering dipakai oleh pelaku branding di Indonesia, salah satu platform populer untuk membuat digital campaign ads adalah Facebook Ads. Facebook Ads memiliki berbagai keunggulan yang sulit untuk tidak dilirik para brand/business owner. Selain jangkauannya mencakup dua pengguna media sosial terbesar saat ini, yaitu Facebook dan Instagram, Facebook Ads juga dapat menjadi jembatan supaya brand Anda mendapatkan engagement tinggi, membantu mengelola budget iklan secara efisien, hingga menarget target market yang berorientasi terhadap produk/jasa yang ditawarkan. Tak Heran jika saat ini banyak branding agency yang bermunculan dengan salah satu service social media management, ataupun ads management services.
Walau semua itu dapat dilakukan dengan hanya tinggal klik dan atur, branding agency / digital agency sangat berperan penting dalam efektifitas iklannya. Karena tidak semudah memasang, untuk menciptakan iklan yang efektif Anda harus memperhitungkan berbagai hal agar hasil iklannya maksimal. Berikut beberapa hal yang harus Anda hindari supaya Facebook Ads tidak gagal.
Belum Menentukan Apa Tujuan Iklan Secara Spesifik
Kesalahan paling umum yang kerap dilakukan oleh brand/business owner yang beriklan via Facebook Ads ialah membuat iklan dengan tujuan yang kurang spesifik. Apakah Anda seseorang yang menjalankan family business, dan ingin agar iklan yang Anda buat mendorong orang untuk mengunjungi website bisnis Anda? Atau apakah Anda seorang pemilik brand di Indonesia, lalu berharap ada followers baru di akun Instagram brand Anda? Atau jangan-jangan Anda berharap konsumen Anda melakukan checkout pada item tertentu yang sedang promo?
Menentukan terlebih dahulu apa tujuan Anda beriklan akan berimbas pada bagaimana cara konten iklan tersebut nantinya dibuat. Contohnya nih, jika Anda ingin menaikkan trafik pengunjung website, Anda bisa membuat gimmick kode promo diskon atau voucher gratis dengan cara mengunjungi website. Pun jika Anda berniat agar ada lebih banyak orang yang follow akun Instagram brand Anda, maka hindari membuat konten yang sifatnya hardsell atau terlalu jualan. Sebaiknya, berikan konten spesifik yang memberikan value atau bisa memecahkan permasalahan mereka, sehingga mereka bersedia mem-follow.
Menyasar Audiens yang Terlalu Luas
Sebagai platform sosial media dengan pengguna terbanyak di dunia, tentu bisa dibilang Facebook dapat menjangkau target audiens yang begitu luas. Tentu seberapa luas cakupannya juga akan mempengaruhi biaya yang dikeluarkan. Namun, bukan berarti memilih cakupan target audiens yang besar bisa otomatis menciptakan awareness yang tinggi juga, lho. Faktanya, setiap orang punya preferensi, minat, serta karakteristik yang berbeda-beda. Nah, sebagai business owner yang hendak beriklan, penting bagi Anda untuk menyesuaikan target market sesuai dengan konten iklan Anda. Makin spesifik maka semakin baik.
Selain bisa membantu Anda mengatur budget dengan lebih efisien, memilih target audiens yang mengerucut juga dapat menghindarkan kemungkinan iklan brand dilihat oleh orang-orang yang tidak relevan. Misalnya, jika Anda punya produk kosmetik yang mudah dipakai, compact size, tahan lama dan harganya terjangkau, tentu akan lebih pas jika Anda memilih target marketnya perempuan usia dewasa muda, tinggal di kota besar, dan berprofesi sebagai pekerjaan kantoran, dibandingkan seluruh wanita pada umumnya. Tentunya, efisiensi ini akan menghemat budget, sehingga Anda bisa menggunakannya untuk keperluan lain.
Format Konten yang Dipilih Tidak Tepat
Setelah menetapkan tujuan dan mengerucutkan target audiens, kini saatnya Anda membuat konten iklan. Eits, tapi tunggu dulu. Sebelum melakukan brainstorming bersama tim branding di Indonesia perihal seperti apa kira-kira konten yang akan dibuat nantinya, terlebih dulu Anda harus menentukan format konten yang dibuat. Yap, Facebook Ads menyediakan berbagai macam format seperti foto dengan banyak opsi ukuran, video, karosel (sekumpulan foto atau video), slideshow, canvas, maupun etalase yang berisi sekumpulan gambar produk.
Biasanya, iklan yang efeknya kurang maksimal memiliki format yang tidak mendukung konten. Misalnya, format terbaik untuk mengenalkan produk baru adalah video. Sebab konten video menarik atensi viewers lebih daripada foto. Sebaliknya, jika ingin menonjolkan promo, maka foto bisa menjadi opsi yang lebih baik karena bisa langsung menampilkan keseluruhan konten dalam satu frame, sehingga viewers bisa langsung fokus menangkap isi konten.
Lupa Menambahkan Call To Action
Call to Action atau CTA merupakan elemen penting dalam sebuah iklan. Singkatnya, CTA merupakan kata/kalimat ajakan yang membuat konsumen melakukan apa yang ingin Anda mau. Pada website, CTA bisa berupa button yang dapat diklik seperti ‘Daftarkan Sekarang’, ‘Baca Seterusnya’, atau ‘Unduh Sekarang’. Kalimat CTA bisa dibuat lebih panjang atau pendek tergantung dari kebutuhannya.
Kadang kali, pengiklan lupa atau tidak sadar bahwa kontennya belum memiliki CTA, sehingga target audiens pada akhirnya tidak tergerak untuk melakukan sesuatu. Padahal, esensi dari beriklan adalah agar membuat penonton iklan melakukan aksi sesuai dengan yang diharapkan oleh pengiklan. So, jangan sampai lupa memberikan CTA pada konten iklan Anda ya.
Nah, itu tadi ulasan mengenai 4 kesalahan yang masih sering dilakukan oleh business/brand owner yang beriklan di Facebook Ads. Semoga setelah membaca ulasan ini, konten iklan yang Anda buat bisa semakin relevan, ya.