Minim Budget? Nggak Masalah! Tips Branding & Marketing dengan Budget Terbatas (Part 1)

Minim Budget? Nggak Masalah! Tips Branding & Marketing dengan Budget Terbatas (Part 1)

Posted by Fullstop Indonesia on 11 May 2022

Mau bangun usaha sendiri, tapi takut karena nggak punya modal untuk cari pelanggan.

Mau freelance, tapi ragu-ragu apa bisa dapat client dengan budget yang minim.

Mau membesarkan family business, tapi bingung gimana mengatur anggarannya supaya nggak mengambil anggaran untuk produksi.

Selalu ada aja ya masalah yang dihadapi.

Dan inti permasalahannya hampir selalu berkaitan dengan uang.

Memang, hampir semua di dunia ini membutuhkan uang. Jumlahnya pun terkadang cukup mengagetkan. Di dunia branding dan marketing, membuat strategi brand activation juga membutuhkan uang. Membuat konten media sosial alias social media management pun memerlukan uang. Belum lagi kalau mau cari influencer atau selebriti untuk jadi brand ambassador. Semua butuh uang!

Tapi, sebenarnya kamu nggak perlu khawatir karena di bawah ini ada tips-tips melakukan kegiatan branding dengan budget terbatas. Simak yuk!

1. Rencana anggaran itu WAJIB ADA

Sambil memikirkan strategi brand activation ataupun social media management yang ingin kamu gunakan, kamu harus menuliskan biaya apa saja yang sekiranya dibutuhkan untuk menjalankan rencanamu itu. Mengapa demikian? Supaya kamu bisa memperkirakan apakah strategi yang kamu inginkan sesuai dengan budget. Perihal jumlah uang yang harus kamu siapkan khusus untuk branding dan marketing, tidak ada jawaban yang mutlak. Namun, pada umumnya, sebuah usaha akan menganggarkan 6-20% dari total jumlah pemasukan yang diharapkan (Leone, 2022). Bagaimana cara menentukan jumlah pemasukan, ya? Tentu harus dengan riset yang mendalam. Pertama-tama, kamu harus tahu kapasitas produksi produk atau jasa yang bisa kamu sediakan. Kedua, kamu juga harus memantau para pesaing dan kondisi pasar. Terakhir, kamu harus bisa memprediksi dan mengantisipasi tren pasar yang akan datang (Gie, 2020). Memang proses menentukan strategi bisnis ini susah untuk dilakukan, tapi tidak boleh ada satupun langkah-langkah di atas yang terlewatkan karena semuanya saling berkaitan dan merupakan faktor penentu sukses tidaknya usahamu.

2. Manfaatkan platform digital

Brand activation dalam bentuk iklan pada televisi, sponsorship kegiatan besar, guerilla marketing membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Apabila sekiranya tidak ada dana yang cukup untuk merealisasikan brand activation yang kamu inginkan seperti contoh di atas, alangkah baiknya bila kamu memfokuskan branding melalui platform digital, alias social media management. Dengan memanfaatkan media sosial, kamu bisa mengenalkan brand usahamu tanpa perlu mengocek dana yang besar. Untuk mengiklankan produk pun bisa diatur sedemikian rupa agar menyesuaikan budget yang kamu sediakan. Pada umumnya, hampir semua bisnis memiliki akun Meta Business Suite yang memberi kemudahan untuk mengontrol Facebook Page dan Instagram (for Business) dalam satu tempat yang sama. Namun sekarang, Meta Business Suite saja tidak cukup. Dengan adanya platform TikTok yang merajalela dan berkembang sangat pesat, bisnismu memiliki kesempatan untuk mendapatkan brand awareness yang sangat tinggi melalui TikTok. Tapi, perlu kamu ketahui bahwa target pasar masing-masing platform ini berbeda. Mayoritas Gen X (35-54 tahun) lebih aktif di Facebook, Gen Y atau millennial (25-34 tahun) adalah pengguna aktif terbesar di Instagram, sedangkan TikTok didominasi oleh Gen Z usia 10-19 tahun (Koch, 2019; Barnhart, 2022). Jadi, dalam social media management pun, kamu harus memahami bagaimana dan melalui platform mana saja supaya bisa lebih dekat dengan target pasar mu. Tentu saja konten yang dibuat juga harus menyesuaikan minat dan ketertarikan mereka, serta apa yang menjadi trend di masing-masing platform tersebut. Selain Facebook, Instagram, dan TikTok, coba kamu riset sendiri, platform digital apa lagi yang bisa kamu jajaki?

3. Kolaborasi dan kerjasama

Jiwa gotong royong yang sudah mendarah daging di kehidupan kita dapat diaplikasikan pula pada strategi brand activation. Kolaborasi atau kerjasama membawa manfaat yang cukup signifikan karena bisnismu dapat dikenal oleh demografik di luar existing audience. Kolaborasi ini sebaiknya dilakukan bersama dengan usaha lain yang menawarkan produk atau jasa yang berbeda, namun memiliki target pasar yang sama. Sebagai contoh, apabila family business mu menjual produk makanan yang disukai wanita usia 25-34 tahun, maka sangatlah tepat bila kamu bekerja sama dengan usaha lain, seperti peralatan masak, skincare, dan lain sebagainya. Kamu bisa mengusulkan kolaborasi berbentuk barter, digital activation seperti giveaway, dan masih banyak lagi. Selain itu, kamu pun bisa menggandeng reseller dari berbagai daerah sehingga produk mu dapat dikenal se-Nusantara. Eits, tapi jangan lupa, apa pun itu bentuk kolaborasi atau kerjasamanya, pastikan kamu pun menawarkan sesuatu yang menguntungkan bagi pihak lainnya ya. Jadi, keduanya bisa mendukung kesuksesan satu sama lain deh.

4. Aktif berpartisipasi dan bangun koneksi

Seperti halnya freelancer yang sedang merintis karir, sebuah unit usaha pun harus melalui proses pendekatan dengan industry professional lainnya. Bukan dengan tujuan untuk melirik kompetitor ya, tapi untuk membangun koneksi yang baik dengan semua orang. Dengan jaringan orang yang lebih luas, kamu bisa memiliki akses ke hal-hal yang dapat membuat bisni smu tumbuh dan berkembang (Soehandoko, 2021). Selain itu, partisipasi di ajang-ajang seperti expo, bazaar, seminar atau pelatihan, dan kegiatan lainnya, sebenarnya penting juga untuk bisnismu. Mengapa demikian? Karena kamu akan menjadi lebih terlihat, memupuk kredibilitas di mata mitra bisnis dan industry professional lainnya yang berpotensi bekerja sama atau bahkan menaruh investasi di bisnismu nantinya. Who knows what the future holds, right? Jadi, nggak ada ruginya kalau kamu aktif di komunitas. Hal inilah yang merupakan long-term branding strategy agar bisnismu bisa ‘tahan lama’.

5. Do the best you can

Mulai dari proses produksi hingga pelanggan meninggalkan tempat dengan senyuman, kamu harus selalu memberikan yang terbaik. Bagaimana branding mu akan berjalan dengan baik bila produk atau jasa yang disediakan berkualitas buruk? Sebagus apa pun produk dan brand activation mu, bagaimana pelanggan bisa menyukai brand mu bila pelayanan yang diberikan sangatlah buruk? Oleh karena itu, mulai dari pemilik, direksi, tim marketing, tim produksi, sampai garda terdepan yang berhubungan dengan pelanggan, semua harus melakukan tugas dan kewajibannya dengan sangat baik. Tentu saja, akan lebih baik lagi kalau semua pekerjaan dilakukan dengan hati yang tulus karena kita harus “do all things with love”. Benar, kan? Pasti deh, pelanggan lebih senang bila mereka dilayani dengan baik. Bila sekiranya ada kritik dan saran pun harus didengarkan dengan baik karena dari merekalah kamu bisa introspeksi untuk meningkatkan kualitas bisnismu. Menjadi sebuah unit usaha yang mampu memberikan a long-lasting good impression adalah strategi branding yang tak ternilai. Apalagi, dalam dunia family business, words of mouth memiliki dampak yang sangat kuat, lho!

Kelima cara di atas adalah beberapa tips melakukan strategi branding dengan budget yang minim, tapi bisa meninggalkan impresi yang baik untuk bisnismu.

Branding nggak melulu soal mencari brand ambassador atau iklan kok, melainkan tentang bagaimana kamu bisa memperkenalkan nama baik brand tersebut ke banyak orang. And, more often than not, we forget that it’s actually the simple and intangible thing that actually matters to the people.

 

 

 

 

Back To List Blog