Seluk-beluk TikTok Shop, Penyempurna Branding dan Sales (Part 1)
TikTok adalah tempat bermain hampir semua orang di dunia saat ini, khususnya kawula muda. Membuat dan menonton konten berbentuk video dengan durasi yang sangat pendek pun menjadi sebuah kebiasaan, dikarenakan menurunnya attention span manusia zaman sekarang. Trend ini juga diadopsi oleh platform lainnya, seperti Instagram Reels. Coba kamu hitung, kira-kira berapa banyak konten video yang kamu tonton dan scroll ke atas dalam 1 hari?
Tidak perlu dihitung pun, kita sudah tahu bahwa jawabannya tentu “banyak sekali”.
Melihat fenomena ini, semua brand pun kemudian mengeksplorasi platform TikTok dan segala jenis kontennya. Peribahasa ‘ada gula ada semut’ dapat kita lihat di sini, yang mana ada potential buyer maka ada seller.
Berbagai macam brand, mulai dari perusahaan multi-nasional hingga family business pun memanfaatkan momentum ini untuk menggaet perhatian target pasar baru. Bermacam-macam strategi brand activation pun digiatkan, baik membuat konten lucu maupun endorsement. Bahkan, perusahaan-perusahaan besar dan tentunya branding agency mau tidak mau harus memiliki staf yang khusus mengurus TikTok agar semakin lengkap social media management dari brand tersebut.
Menurut Insider Intelligence (2022), jumlah pengguna TikTok di dunia telah mencapai angka 755 juta, terhitung awal tahun ini. Pengguna TikTok di Indonesia mencakup 12% dari total jumlah pengguna, mencapai angka 92 juta pada tahun 2022 (Erfani, 2022).
Melihat data di atas, maka tidak salah bila Indonesia menjadi salah satu dari lima negara di Asia Tenggara yang terpilih menjadi tempat perdana dibukanya TikTok Shop (TikTok, 2021). Kini, selain menjadi tempat untuk membagikan konten video, TikTok juga merupakan sebuah online marketplace!
Bersaing dengan Tokopedia dan Shopee yang notabene adalah online marketplace terbesar di Indonesia, TikTok Shop mempunyai unique selling point (USP) yang tidak dimiliki oleh kompetitor lainnya.
Apakah itu?
Well, TikTok Shop merupakan satu-satunya marketplace yang mempertemukan seller, content creator, dan buyer dalam satu platform yang sama.
Sebelum ada TikTok Shop, content creator atau influencer mempromosikan (endorse) suatu produk di Instagram atau TikTok, yang mana pembelian atas produk tersebut harus dilakukan di online marketplace lain. Mengingat bahwa konsumerisme masyarakat kini dipengaruhi oleh faktor keinginan, maka dibuatlah solusi yang memudahkan customer’s journey - dari awal menonton konten, mencari tahu produk yang dijual, melakukan transaksi, hingga menerima barang - dalam satu platform saja yaitu TikTok.
Apa saja sih manfaat membuka akun TikTok Shop untuk brand mu?
1. Meningkatkan brand awareness
Kalau kamu masih belum memiliki TikTok, maka membuka akun TikTok Shop sebenarnya mendukung strategi brand activation dan social media management yang telah kamu lakukan di platform lainnya. Demografik dan ketertarikan pasar yang menonton konten TikTok sangatlah berbeda jika dibandingkan dengan Instagram.
2. Memanfaatkan momentum
Era digital menaikkan supply dan demand atas produk yang beragam macamnya secara pesat. Terdapat budaya baru juga yang mana jasa seorang influencer dapat menghasilkan sales besar. Lembaga kajian ekonomi Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia dan Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa nilai transaksi pada e-commerce mengalami kenaikan tajam, dari Rp319,8 triliun pada tahun 2016 menjadi Rp401 triliun pada tahun 2021 (Muslim, 2016; Elena, 2022). Terlebih lagi, demografik pasar pengguna pun sangat mendukung prospek ekspansi ini. Dari segi usia, mayoritas pengguna yang berusia 16 hingga 34 tahun adalah kelompok umur yang paling sering bertransaksi daring dan memiliki konsumerisme tinggi. Mereka juga memiliki akses smartphone dan online payment yang dibutuhkan untuk melangsungkan transaksi jual beli. Jadi, tidak salah lagi bahwa sekarang adalah momentum yang tepat bagi family business dan UMKM untuk melakukan ekspansi bisnisnya di platform e-commerce milik TikTok.
3. Menaikkan angka penjualan
Menurut Lundstorm (2021), 49% pengguna TikTok melakukan transaksi atas produk yang mereka lihat di TikTok, baik itu melalui iklan, endorsement, review, ataupun video biasa. Memang, Instagram memiliki persentase yang lebih tinggi, yaitu 51% (rata-rata antara demografik Millennial dan Gen Z). Namun, dengan mempertimbangkan faktor bahwa TikTok baru dirilis belum sampai 6 tahun yang lalu, tentu saja sebagai branding agency, kami menyarankan semua jenis usaha untuk memanfaatkan TikTok melalui fitur baru TikTok Shop ini.
4. Mudah mencari endorser
Ada banyak sekali content creator, mulai dari yang nano, mikro, makro, hingga para selebritas. Terkadang, kamu sendiri bingung bagaimana cara memilih endorser yang tepat untuk usahamu. Terlebih lagi bagaimana cara menghubungi orang tersebut. Ketika sudah mengirimkan proposal kerjasama pun, ada kemungkinan mereka tidak membalas pesanmu, yang mengakibatkan kamu dihantui ketidaktahuan apakah proposalmu diterima atau tidak. Namun, dengan adanya TikTok Shop, proses endorsement pun menjadi mudah.
Sudah paham, kan, bagaimana TikTok Shop sangatlah membantu brand mu?
Jadi, kamu tidak perlu pusing lagi mikirin bagaimana brand activation dari social media management bisa convert to sales.
Wahai seluruh family business owner, pegiat UMKM, branding agency, dan semuanya..
Mari kita belajar bareng dan eksplor TikTok Shop untuk kesuksesan kita bersama!