Sanksi Untuk Rusia

Sanksi Untuk Rusia

Posted by Fullstop Indonesia on 09 March 2022

Topic kali ini sedikit berbeda dari topic-topic biasanya, tidak ada salahnya creative worker ikut melek tentang berita dunia kan! Ya, Hari ini kita akan bahas trending topic tentang Rusia - Ukraina. Emang apa sih efeknya buat branding agency? Memang ada ya kaitannya dengan creative worker? Di FULLSTOP kami percaya, tidak ada salahnya menambah 1 pengetahuan / 1 skill baru. Karna we are never too old to learn! Yuk kita simak sanksi-sanksi yang diterima Rusia, dan apa sih kaitannya dengan branding agency Indonesia.

Sanksi-Sanksi yang Diterima Rusia Sejak Invasi ke Ukraina

Merespon invasi Rusia ke Ukraina yang sudah berlangsung selama dua minggu belakangan ini, sebenarnya dunia tak tinggal diam. Aksi protes turun ke jalan dilakukan di beberapa negara mengecam keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin. Serangan balik ke Rusia juga tengah dilakukan untuk menekannya menghentikan agresi militer. Bukan dengan mengangkat senjata juga, tapi lewat sejumlah sanksi yang mencoreng muka maupun membuat Rusia merugi.

Sanksi Ekonomi ke Rusia

Gelombang sanksi ekonomi memukul Rusia bertubi-tubi. Sanksi ekonomi ini dipelopori AS yang membidik empat bank utama di Rusia beberapa jam setelah Putin mendeklarasikan perang ke Ukraina. Uni Eropa, Australia, Jepang hingga Taiwan menyusul hingga membuat transaksi ekonomi Rusia terkucil. Sanksi yang dilayangkan di antaranya pembatasan ekspor dari Rusia hingga separuh. Penghentian impor barang-barang penting, misalnya Chip dari Taiwan atau barang baku dari Singapura. Pemblokiran aset dan penghentian pinjaman atau tambahan modal untuk perusahaan-perusahaan Rusia. Akibatnya, ekonomi Rusia diperkiran akan drop hingga minus 35%.

Rakyat Rusia sudah mulai menjerit dengan suku bunga yang naik dua kali lipat dari 9% ke 20%. Saham di bursa Moskow terjun bebas hingga 50% di hari pertama serangan. Saat ini, Rubel sudah anjlok 13% terhadap dollar AS.  

Pembatasan Akses & Penerbangan

Presiden Rusia Vladimir v. Putin dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov adalah dua orang yang paling banyak disanksi larangan masuk negara. Selain mereka berdua, masih ada oligarki, organisasi, perusahaan maupun anggota parlemen yang mendukung invasi ke Ukraina dijatuhi larangan masuk ke negara pemberi sanksi.

Memukul sektor penerbangan, total ada 30 negara yang menutup wilayah udaranya bagi pesawat Rusia, baik militer maupun maskapai komersil. Rusia adalah negara yang banyak menghasilkan devisa untuk pengisian hak penerbangan, penggunaan wilayah udara dan navigasi. Pemasukan negara sangat siginifikan dari sektor ini. Bayangkan tiba-tiba harus terputusa semuanya. 

Olahraga dan Entertainment ikut Kucilkan Rusia

Rusia semakin terpojok di aspek dunia olahraga dan hiburan. Dari olahraga, keputusan mengejutkan diumumkan FIFA yang mengeluarkan tim Rusia dari play-off piala dunia. UEFA yang seharusnya mengadakan final Liga Champions di St. Petersburg, Rusia memindahkan lokasinya ke Perancis. Sejumlah turnamen di Rusia dibatalkan, misalnya saja Grand Prix Rusia September 2022 dan Grand Slam Judo Mei 2022.

Musisi juga ikut membatalkan konsernya di Rusia karena merasa tidak pantas melakukan konser di tengah penderitaan rakyat Ukraina. Deretan musisi ini menyampaikan permintaan maaf ke penggemar sekaligus empati ke Ukraina. Salah satu yang membuat pencinta music Rusia patah hati adalah pembatalan konser Green Day.

Efektif atau tidak untuk menghentikan serangan Rusia ke Ukraina, setidaknya ada langkah konkret untuk melawan kekerasan dengan cara lain. Putin yang berang dengan perlakuan sanksi ini menyatakan bahwa negara-negara yang memberi sanksi sama saja mendeklarasikan perang. Bagaimana pendapatmu? Apakah ini akan semakin memanas?

Industri kreatif dan para seniman / creative worker mungkin juga akan ikut bersuara lewat karyanya. Anda sebagai konten kreator atau manajer sosial media  management mungkin juga ingin ikut berpendapat lewat dunia maya. Satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah niat dan cara penyajian konten. Usahakan netral dan tidak ada niat hanya untuk menunggangi topik yang sedang tren saja. Mengemas konten harus dengan empati dan non-provokasi. Membuat meme tentang perang tentu saja tidak pantas.

Back To List Blog