Pandemi Melanda Lagi! Karirku Gimana Nasibnya, Ya?
Kita sama-sama tahu bahwa dua minggu belakangan ini angka kasus COVID-19 meroket kembali. Munculnya varian Omicron dengan penularan yang lebih cepat ketimbang varian sebelumnya membuahkan beberapa penyesuaian baru, seperti diberlakukannya PPKM dan WFH. Hmm, kira-kira apakah kondisi ini bisa berimbas pada nasib pekerjaan dan karir kamu ya? Yuk, mari kita bahas bersama-sama.
Pertama-tama, kita harus menerima fakta bahwa pandemi ini memberikan dampak yang signifikan pada ekonomi dan bisnis. Jika tahun lalu kita dibuat cemas dengan isu restrukturisasi atau pengurangan gaji, maka sekarang kita dihadapkan pada ketakutan terhadap risiko karir yang mandeg. Dan kondisi ini tidak terjadi pada para pekerja kantoran saja lho, tetapi juga pada mereka-mereka yang menjalankan family business—mereka juga mengalami ketakutan yang sama.
Bagaimana tidak? Dengan terbatasnya berbagai kegiatan sosial, rencana karir yang sudah kita susun dengan cermat bisa jadi terhambat dong? Eits, jangan panik dulu. Ada beberapa tips dari FULLSTOP Indonesia supaya karirmu tidak bernasib buruk.
Pahami Konsep Sustainable Career
Sebagai generasi milenial dan zilenial yang hidup di jaman modern, pilihan untuk bekerja rasanya seperti tak terbatas. Saat ini profesi dalam bekerja sudah jauh lebih fleksibel ketimbang dulu. Tidak hanya melulu harus bekerja sebagai pegawai di instansi pemerintahan, sekarang kamu bisa bekerja sebagai apa saja. Misalnya jika kamu suka dunia kreatif yang penuh tantangan, kamu bisa bekerja di branding agency Indonesia seperti FULLSTOP Indonesia.
Nah, kami paham bahwa di masa pandemi yang serba tak menentu ini, keinginan untuk ‘loncat’ ke perusahaan lain bisa jadi sering muncul. Apalagi jika kamu tergiur dengan bayangan indah yang dicitrakan temanmu tentang kantornya di sosial media. Apabila kamu masih berpikir dengan tolak ukur untuk mencari kesenangan saja, berarti kamu masih belum memahami konsep sustainable career.
Sustainable career atau karir yang berkelanjutan merupakan kondisi di mana kamu bisa bekerja sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, kekuatan, dan nilai yang kamu anut—di tempat yang juga mendukungmu untuk terus belajar dan berkembang. Jadi, sustainable career adalah cara berkarir yang bukan sekadar bekerja di kantor keren supaya bisa gaya-gayaan semata ya, tetapi bagaimana berpikir untuk berkarir hingga masa nanti.
Kamu memang bisa jadi ‘kutu loncat’ dan berganti pekerjaan sesukamu. Namun, ingat, saat kamu berganti pekerjaan, itu artinya kamu memulai lagi segala sesuatunya dari awal di tempat yang baru. Jadi pikirkan plus minusnya sebelum memutuskan jalur karir kamu akan seperti apa ya.
Fokus pada Tujuan
Bekerja di kantor dengan gedung keren barangkali bisa menjadi kebanggaan tersendiri, tetapi apakah kantor tempatmu bekerja juga mendukungmu jadi orang yang lebih keren? Bagaimana jika tempatmu bekerja tidak mendukung jalur karirmu di masa depan nanti? Agar tidak terlena dan berujung terjebak pada situasi ini, maka kamu perlu tahu apa tujuan akhirmu dan berfokus pada hal tersebut.
Misalnya jika tujuan akhirmu adalah menjadi seorang professional graphic designer di sebuah branding agency, maka fokuslah melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa membuatmu lebih dekat dengan tujuan tersebut. Misalnya, kamu bisa mengikuti kegiatan seminar, workshop, atau mentoring yang dapat menambah pengetahuan dan skill kamu. Meskipun sedang pandemi, kamu bisa mengatasi keterbatasan tersebut dengan mengikuti kegiatan yang diselanggarakan secara daring. Kalau kamu benar-benar mau berfokus pada tujuan akhir, kamu akan secara otomatis mencari cara untuk melalui rintangan demi mencapai tujuanmu.
Tanamkan Skill & Value Oriented sedini mungkin.
Tidak bisa dipungkiri bahwa uang merupakan salah satu faktor utama yang membuat seseorang berkarir di bidang tertentu. Ada banyak orang yang berpikir bahwa ketika dia sudah mendapat gaji yang sangat besar, maka hal tersebut menjadi bahwa dia sudah menyelamatkan karirnya. Apalagi di masa pandemi di mana beban hidup semakin tinggi, banyak orang tergiur untuk pindah perusahaan.
Sebelum kamu melepas pekerjaanmu saat ini karena tergiur gaji yang lebih besar, pikirkan terlebih dahulu tujuan akhirmu. Apakah perusahaan baru tersebut memberikan ruang untuk berkembang? Apakah perusahaan baru tersebut dikelilingi oleh pekerja yang memberimu energy positif? Apakah perusahaan baru tersebut merupakan tempat yang ideal untuk kamu bekerja hingga 20 tahun mendatang?
Jika jawabannya iya, selamat! Sebab, tidak hanya berarti naik gaji, tetapi kamu juga berhasil beralih pada lingkungan baru yang mendukung jalur karirmu. Namun, jika gaji merupakan satu-satunya variabel yang berubah, maka sebaiknya kamu memikirkan ulang keputusanmu untuk berpindah pekerjaan. Karena meniti karir yang berkelanjutan ini berarti kamu harus konsisten menjalani pekerjaanmu hingga bertahun-tahun ke depan, dan itu berarti kamu harus merasa cinta dan betah dengan tempatmu bekerja sekarang ataupun nanti.
Cermat bermedia sosial
Surfing media sosial memang seru, apalagi bagi kita yang bekerja di social media management / agency. Takjarang kita terlalu asyik surfing hingga lupa waktu yang ujung-ujungnya berimbas pada produktifitas kerja kita. Di tengah gelomban gke-3 pandemi ini, kita dituntut lebih cermat dalam menggunakan media social. Gunakan seperlunya, itu kuncinya. Khususnya bagi para pekerja creative agency yang saat ini harus WFH dari rumah, bekerja sendirian bisa bikin kita lupa waktu yang bisa menyebabkan kita overtime alias lembur dan alhasil, jam kerja menjadi kacau balau.
Pisahkan baik-baik urusan pribadi dan urusan pekerjaan, serta fokus pada produktifitas alias hasil, bukan hanya usaha. Jika kamu masih susah mengatur waktu kerja di rumah, yuk cek blog kita mengenai Tips Tetap Produktif di Tengah Masa Quarter Life Crisis
Nah, bagaimana? Apakah ulasan di atas bisa meredam kecemasanmu dan memberimu sedikit insight positif? FULLTOP Indonesia berpesan supaya di masa sulit ini kita terus bisa berpikir optimis, berorientasi untuk maju ke depan, dan bersama-sama berjuang agar bisa meraih tujuan akhir kita masing-masing. Semangat, ya!