Aduh! Saham Meta (Facebook) Anjlok Karena Beberapa Hal Ini!
Seperti yang kita tahu, Agustus 2021 lalu Mark Zuckerberg mengumumkan akan mengganti nama perusahaan Facebook menjadi Meta. Perusahaan yang sudah tidak asing bagi para Creative Worker, terutama untuk mereka yang berkecimpung dalam dunia Social Media Agency dan Branding Agency ini tidak hanya membawahi Facebook tapi juga Instagram dan Whatsapp. Mark Zuckerberg melalui Meta ingin mengembangkan perusahaannya ke arah yang lebih futuristik. Pasar saham dari Facebook juga akhirnya berubah nama menjadi Meta. Namun, belum setahun diumumkan, ternyata perusahaan Mark ini mengalami masalah. Salah satu diantaranya adalah dengan turun drastisnya saham Meta di pasar saham. Penurunan sahamnya bahkan mencapai angka 26%. Penurunan ini adalah penurunan terbesar sejak perusahaan Facebook berdiri.
Lalu, kenapa saham dari Facebook atau Meta ini bisa anjlok? Berikut beberapa hal yang menjadi pemicunya, berdasarkan kutipan dari Straits Times:
- Pengaruh dari Regulasi Anti-Monopoli.
Meta sedang terancam oleh momok dari regulasi terbaru Amerika Serikat tentang Anti-Monopoli. Itulah yang menyebabkan Meta dihadapkan pada beberapa investigasi, termasuk di dalamnya adalah dari Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat yang lebih agresif menentang adanya monopoli
Walau begitu, Mark berpendapat bahwa Meta bukan merupakan perusahaan jejaring sosial yang memonopoli pasar, malahan Mark mengatakan bahwa masih ada perusahaan lain yang tidak memiliki kompetisi yang setara, diantaranya: TikTok, Apple, Google, dan lain-lain.
- Tiktok vs Reels
Mark sebenarnya sudah pernah menyebutkan kalau TikTok akan menjadi lawan yang berat karena akan mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. TikTok memang beberapa tahun terakhir berhasil mengumpulkan 1 milyar pengguna dan menjadi salah satu jejaring sosial yang paling diminati saat ini.
Itulah kenapa akhirnya Mark berusaha ‘mengkloning’ aplikasi tersebut dan menciptakan Reels di Instagram. Walau Reels menarik banyak sekali pengguna, nyatanya fitur ini tidak dapat membawa keuntungan sebanyak fitur lain seperti Story dan lainnya. Oleh karena itu, semakin Instagram berusaha mendorong penggunanya untuk memakai Reels, semakin sedikit keuntungan yang didapatkan.
- Perubahan Aturan Privasi dari Apple yang Semakin Menyulitkan Meta
Beberapa waktu lalu, Apple memperkenalkan ‘App Tracking Transparency’ yang memungkinkan pengguna untuk melacak sejauh apa sebuah aplikasi mengumpulkan data mereka. Hal ini, tentu merugikan Meta karena menyebabkan mereka tidak lagi dapat mengumpulkan data untuk menargetkan iklan di Meta secara spesifik ke pengguna. Bahkan, diprediksi, Meta mengalami kerugian sebesar 10 Milyar Dollar karena perubahan regulasi tersebut.
Meta bahkan sempat mencerca Apple dengan mengatakan bahwa perubahan ini akan merugikan usaha-usaha kecil yang mengandalkan iklan secara online untuk mendapatkan pelanggan.
- Pasar Iklan Online yang ‘Diambil’ Oleh Google
Masih berkaitan dengan point ketiga, karena adanya perubahan regulasi dari Apple tadi, membuat mereka kehilangan akses untuk mengetahui perilaku dari target pasar mereka sehingga menyebabkan para pengiklan bergeser ke Google untuk menempatkan iklan mereka secara online.
Google memang satu perusahaan yang tidak mengandalkan user data dari Apple saja. Bisa jadi, Google memiliki data yang jauh lebih banyak dari aplikasi pihak ketiga untuk bisa mengoptimalisasi kinerja iklan online mereka.
- Penurunan Pengguna yang Signifikan dari Facebook
Sejak 18 tahun berdiri, Facebook untuk pertama kalinya mengalami kemunduran pengguna. Kuartal keempat lalu, mereka telah kehilangan sekitar 500.000 pengguna. Ini justru berkebalikan pada beberapa aplikasi lain di bawah Meta seperti Instagram, Whatsapp, hingga Messenger. Walau begitu, tidak bisa dipastikan bahwa pengguna Instagram akan terus meningkat di beberapa tahun mendatang.
- Metaverse
Saat mengganti nama perusahaan menjadi Meta di bulan Agustus lalu, Mark Zuckerberg juga memperkenalkan dunia augmented reality bernama ‘Metaverse’. Saking ambisiusnya dengan proyek ini, Mark sampai menginvestasikan dana sebesar 10 Milyar Dollar tahun lalu. Diapun mengatakan tidak segan untuk kembali menginvestasikan dananya dengan besar untuk proyek ini ke depannya. Walau begitu, nyatanya, proyek ini masih terkesan kabur dengan konsep yang bagus secara teori. Untuk yang belum tahu, Metaverse adalah sebuah dunia augmented reality dimana pengguna dapat bertemu satu sama lain secara virtual.
Hal-hal di atas adalah hal-hal yang membuat saham Meta anjlok dan hal ini tentu adalah sesuatu yang harus dihindari terutama bagi kita yang bergerak dalam bidang Branding . Jadi, jika kamu ingin lebih bisa berhati-hati dalam merencanakan branding dari perusahaan kamu, sudah waktunya bekerjasama dengan branding agency yang tepat, yuk langsung saja follow Instagram dari Fullstop dan kontak PIC kami untuk solusi lebih lanjut.