5 Mindset Penting Agar Family Business Tidak Stagnan!
Bagi beberapa orang, menjadi bagian dalam sebuah family business atau bisnis keluarga dianggap sebagai sesuatu yang keren. Tak jarang mereka dibilang punya privilege atau keistimewaan, sebab dianggap tidak perlu pusing-pusing mencari pekerjaan. Namun, dari sudut pandang si pelaku bisnis, ikut andil dalam bisnis yang bisa jadi sudah turun-temurun barangkali jadi tantangan sendiri. Apalagi jika bisnis sedang berada dalam kondisi stagnan akibat efek pandemi.
Nah, buat kamu the next generation yang sedang galau memikirkan kelanjutan bisnis keluarga, FULLSTOP Indonesia akan merangkum beberapa mindset yang sebaiknya kamu terapkan saat berkontribusi dalam family business. Insight-insight tersebut kami dapatkan setelah hampir 10 tahun berkecimpung dalam mengelola brand bisnis keluarga. Silakan disimak.
Sadar Akan Adanya Gap Umur
Sebagai branding agency di Indonesia yang sering menangani family business, kami mengamati bahwa masalah paling mendasar yang biasanya dijumpai pada business family adalah adanya gap umur. Memang menjadi keniscayaan bahwa generasi pendahulu akan selalu jauh lebih matang secara usia maupun pengalaman, sementara generasi penerus cenderung harus lebih menurut karena dinilai masih awam. Apalagi urusan branding merek yang sering kali identik dengan selera / preferences. Perbedaan gap umur ini menjadi masalah serius saat menentukan strategi branding atau bahkan branding agency / social media agency pilihan. Apabila kedua generasi tidak bisa saling mengatur ego masing-masing, perselisihan pendapat bisa sangat mungkin terjadi.
Terlebih jika bisnis sedang stagnan, maka diperlukan kerja sama oleh semua pihak supaya bisa segera menemukan solusi yang terbaik. Nah, sebagai generasi muda yang nantinya akan meneruskan bisnis, kamu perlu melakukan hal ini agar efek dari gap umur ini bisa diminimalisir.
Yang perlu dilakukan adalah sadari bahwa kedua generasi dibesarkan pada masa berbeda. Cara sukses mereka mungkin berbeda dengan cara sukses kamu. Strategi yang dulu digunakan mungkin sudah tidak lagi relevan diterapkan di masa sekarang. Maka yang perlu kamu lakukan adalah berkomunikasi dengan cara yang tepat supaya generasi tua merasa dihormati. Hargai pendapat mereka, tetapi juga berikan argumen/masukan yang obyektif sesuai realita.
Memahami Ilmu Finansial Perusahaan
Meskipun sudah ada bagian finance atau anggota keluarga lain yang mengurusi keuangan, tetapi memiliki pengetahuan dasar perihal keuangan dan konsep bisnis sangat esensial bagi siapa pun—terutama bagi kamu yang terjun dalam family business. Kadang generasi sebelumnya suka mengatakan, “Ah, kamu tidak perlu mengurusi hal itu. Dari jaman kakek / nenekmu memang sudah seperti itu.” Dan sebagai generasi penerus kamu merasa tidak ingin lancang lantas mengurungkan niat untuk bertanya.
Namun, sikap seperti ini tidak bijaksana lho. Sebaiknya, segala hal yang menyangkut riwayat perusahaan, laporan keuangan, hingga catatan laba-rugi harus dibagikan secara transparan kepada setiap anggota keluarga. Tidak menutup kemungkinan di kemudian hari, Family Business-mu akan memerlukan pihak profesional untuk meneruskan tali estafetmu. Jadi ada baiknya pemahaman ini diasah sedini mungkin untuk melatih agar kamu bisa berpikir kritis sejak dini, di satu sisi juga juga di masa depan kamu lah yang akan meneruskan bisnis tersebut. Sudab bukan rahasia jika pengembangan - pengembangan / inovasi bisnis sangat erat kaitannyadengan kesehatan financial perusahaan. Itulah mengapa pengetahuan yang mumpuni terkait finansial dan fundamental bisnis sangatlah krusial sebagai bekal pengambilan keputusan nantinya.
Bersambung ke part 2 ya…
Bagi kamu yang penasaran tentang tips and trick lainnya, serta bagaimana FULLSTOP berhasil bekerja dengan begitu banyak Family Business selama 10 tahun terakhir boleh langsung kepoin instagram kami. @fullstopindonesia. Atau Jika kamu tengah dilema untuk mengembangkan bisnis keluargamu, jangan ragu konsultasikan dengan kami sekarang!