Tips Tetap Produktif di Tengah Masa Quarter Life Crisis

Tips Tetap Produktif di Tengah Masa Quarter Life Crisis

Posted by Fullstop Indonesia on 03 February 2022

Bagi kamu yang mulai beranjak atau sedang dalam fase dewasa muda, pasti familier dengan istilah ‘quarter life crisis’. Yap, istilah ini pasti pernah minimal satu kali dijadikan topik diskusi pas lagi nongkrong bareng teman, terutama di kalangan creative worker alias pekerja kreatif. Katanya, quarter life crisis ini suka bikin kita jadi resah, terus ujung-ujungnya malah menghambat produktivitas. Hmm, kira-kira anggapan tersebut benar tidak sih? Mari dibahas bareng-bareng yuk!

Mengenal Quarter Life Crisis

Quarter Life Crisis atau Krisis Seperempat Abad adalah kondisi yang wajar dialami oleh orang dewasa muda, di mana mereka biasanya mengalami keresahan, kebingungan, dan insecure terhadap kehidupan sosial, karier, finansial, hingga hubungan asmara. Menurut riset yang dipublikasikan oleh LinkedIn, sebanyak 75% orang berusia antara 25-33 tahun mengalami fase quarter life crisis.

Lantas apa yang membuat mereka cemas? Penyebabnya macam-macam. Salah satunya yaitu perkara menemukan pekerjaan atau karir impian yang dinilai sesuai dengan passion mereka. Di dunia branding agency, fase ini dialami oleh beberapa pekerja kreatif yang notabene diisi oleh generasi milenial dan Z. Baca selengkapnya tentang kehidupan seputar karir di branding agency dan family business di artikel "career vs job" kami sebelumnya.

Kondisi ini diperparah dengan hadirnya era digital / sosial media yang membebaskan semua orang untuk membagikan aktivitasnya. Hal ini menyebabkan orang-orang menjadi lebih gampang mengkomparasi pencapaian hidupnya dengan orang lain. Perilaku ini lah yang menyebabkan munculkan perasaan kurang puas, kurang bahagia, dan tertekan. Apakah kamu juga sedang mengalaminya? Tentunya semua orang akan menampilkan personal branding baik yang keren dan mudah di media social, hal ini takjarang menimbulkan rasa ingin memiliki lifestyle serupa, apalagi jika audience yang melihatnya tengah mengalami ujian di dunia karirnya, masuk akal?

Nah, tapi jangan khawatir. Karena quarter life crisis ini merupakan sebuah fase, sehingga suatu saat pasti akan berakhir. Namun, jika quarter life crisis yang sedang kamu hadapi ini dirasa sudah mengganggu produktivitasmu, jangan berhenti! Teruslah maju ke depan! Berikut ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk mengendalikan efeknya.

Berhenti Membanding-bandingkan Dirimu dengan ‘personal branding’ yang dibentuk Orang Lain

Saat sedang istirahat kerja, kamu iseng membuka Instagram untuk melihat update dari teman-temanmu. Di sana kamu menemukan seorang temanmu yang bekerja di branding agency ternama Indonesia, ataupun yang bekerja di salah satu family business mentereng di Indonesia memposting business trip-nya ke luar negeri dengan caption keren. Melihat itu, kamu tiba-tiba merasa bahwa dibanding dia, pekerjaanmu terasa kalah keren dan begitu-begitu saja. Pada akhirnya kamu jadi hilang semangat untuk bekerja.

Solusi dari permasalahan ini adalah berhenti mengomparasi pencapaianmu dengan orang lain. Selain membuatmu terbiasa tidak mengapresiasi diri sendiri, sikap ini juga tidak fair. Pertama, apa yang ditampilkan di sosial media adalah sebagian kecil dari keseluruhan cerita yang sebenarnya. Kamu tidak tahu bagaimana perjuangan teman kamu di balik semua pencapaian itu. Di Branding Agency FULLSTOP misalnya, semua karya dan portfolio baik itu family business ataupun multinational brand yang kita tangani memerlukan efforts extra yang luar biasa, tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk mencapai goal yang kita inginkan, dan tentunya perjuangan-perjuangan itu tidaklah mungkin kita tuangkan di media sosial kan?

Kedua, membandingkan pencapaianmu dengan orang lain tidak realistis karena ukurannya berbeda. Jika ingin mengomparasi, sebaiknya kamu bandingkan dirimu sekarang dengan dirimu yang lalu.

Sukses Menjadi Lebih Baik

Ketimbang terus menerus membandingkan dirimu dengan orang lain, lebih baik kamu mencoba melakukan refleksi diri. Apa sih yang paling penting dalam dirimu? Apakah uang, pekerjaan, atau membangun hubungan sosial? Apa makna sukses bagimu? Dengan memikirkan ini, kamu akan tersadar bahwa tolak ukur kesukesan tiap orang berbeda-beda. Dan tidak ada yang salah jika kamu punya definisi sukses versimu sendiri.

Apabila sukses bagimu berarti bisa bekerja di perusahaan yang mendukungmu untuk terus berkembang, maka fokus lah dengan itu. Tidak perlu membandingkan bangunan kantormu dengan kantor orang lain, atau selengkap apa fasilitasnya, atau sebesar apa gajinya. Pertanyaan dalam berkarir bukan tentang apa yang bisa kita lakukan di pekerjaan baru / profesi baru, tapi apakah kita bisa menjadi lebih baik dari diri kita hari ini?

Ini yang selalu kami terapkan dalam mentoring di social media agency FULLSIGHT dan Branding Agency FULLSTOP. Focuslah pada karir dan kredibilitas, Tidak perlu membanding-bandingkan dengan creative agency / branding agency surabaya lainnya, Itu hanya akan membuat penilaianmu bias serta menjadikanmu tidak bahagia. Ini adalah hidupmu, bukan hidup orang lain. Jadi apa saja yang kamu tentukan sebagai prioritas hidup, itulah yang terpenting.

GRAND PLANNING / Rencana Jangka Panjang is the key!

Sering kali perasaan bingung dan cemas karena merasa tidak punya tujuan hidup bersumber dari tidak adanya perancanaan jangka panjang. Padahal, hal ini penting banget lho. Rencana jangka panjang ini tidak hanya bisa tentang pekerjaan, karir, atau hubungan asmara, tetapi bisa apa saja. Mungkin kamu ingin mempelajari bahasa baru? Mungkin kamu ingin menguasai software baru? Atau mungkin kamu ingin pindah ke kota tertentu?

“Planning is the key, Biasakan tau goalnya Sebelum mulai sebuah merencanakan / membedah sebuah project Branding indonesia“ , salah satu tips yang sering dilontarkan founder FULLSTOP, Felicia Arista. Selain membantumu agar bisa lebih fokus, perencanaan jangka panjang juga bisa menghindarkanmu dari kecenderungan membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain. Hal ini karena kamu tahu kamu punya rencana versimu sendiri, dan rencanamu itu memang tidak sama dengan rencana orang lain, tapi kamu tau apa yang ingin kamu tuju beberapa tahun ke depan.

Set your mindset, Set your goal!

Sebagai orang dewasa, membuat keputusan merupakan salah satu fase hidup yang menegangkan (dan kadang tidak menyenangkan). Namun, jika kamu berani untuk memutuskan sesuatu, kita harus COMMIT dengan keputusan itu untuk tenggang waktu yang kita putuskan. Misalnya kita sudah sepakat untuk berada di lingkungan kerja baik itu family business / branding agency yang memiliki kontrak Kerja 2 tahun, Artinya, saat kita setuju, maka seluruh energi dan pikiran kita harus kita curahkan untuk melakukan yang terbaik selama periode itu. Jangan sampai ketika ada goncangan, kita dengan mudahnya melupakan goal dan tujuan kita dan berdalih menggunakan alasan.

Lalu bagaimana kalau dalam perjalanan, keputusan yang kita ambil kurang tepat? Tenang, perasaan kesal atau kecewa memang bisa muncul ketika kamu merasa telah mengambil keputusan yang keliru. Itu sangat wajar kok. Berdasarkan pengalaman FULLSTOP Indonesia dalam menangani klien-klien dengan background family business / bisnis keluarga, kami banyak belajar bahwa kesalahan-kesahalan yang dibuat dalam proses hidup itulah yang menjadi pelajaran berharga untuk bekal di masa depan. Kuncinya adalah tetap komit dan konsekuen. So, jangan ragu untuk membuat keputusan ya apabila memang diperlukan.

Itu tadi pembahasan singkat mengenai tips mengelola efek Quarter Life Crisis supaya kamu tetap bisa produktif. Apakah kamu sudah lebih bersemangat dan siap untuk berkarya lagi?

Back To List Blog