Cara Ampuh Membangun Brand Persona Biar Brand Anda Makin Memesona

Cara Ampuh Membangun Brand Persona Biar Brand Anda Makin Memesona

Posted by Fullstop Indonesia on 27 October 2021

Sudah membangun brand sedari lama, tapi pertumbuhannya terasa masih segitu-gitu aja? Sudah rajin pasang iklan, tapi awareness-nya masih di bawah rata-rata? Hmm, sebagai brand owner atau creative worker, apakah Anda pernah dihantui perasaan bingung yang sama? Jangan-jangan masalahnya bukan karena aktivitas marketingnya, melainkan karena brand Anda tidak punya persona? Masih bingung? Kalau gitu yuk kita bahas tuntas mengenai brand persona!

Selayaknya manusia, brand itu juga punya karakter loh. Tidak percaya? Coba saya tanya, apa yang ada di pikiran Anda ketika melihat seorang pria dengan suit dan celana dari Armani, jam tangan dari Fossil, berjalan sambil menenteng iPhone keluaran baru? Yap. Sebagian besar dari Anda pasti akan berpikir kalau pria ini sangat berkelas. He doesn’t have to speak a words but the persona speaks for itself. 

Nah. selama berkecimpung di dunia branding agency Indonesia, saya telah mengamati banyak sekali brand. Ada yang masih bertahan, ada yang mulai meredup, ada pula yang perkembangannya sangat pesat. Menariknya, saya menyadari bahwa brand-brand yang terus bertumbuh ini memiliki persamaan satu sama lain, yaitu masing-masing punya karakter unik yang melekat dalam ingatan tiap konsumennya.

Bagi yang berkecimpung di dunia branding agency Indonesia pasti paham deh kalau inilah yang disebut sebagai brand persona. Sederhananya begini, brand persona merupakan karakter brand yang ingin Anda tampilkan. Emangnya sepenting apa sih sampai brand harus punya karakter segala? Jawabannya: penting sekali. Karakter kuat yang melekat pada brand bisa membantu membedakan sebuah brand dengan brand lain, memperkuat ikatan emosi kepada brand, sekaligus sarana untuk memberikan value lebih kepada pelanggan.

Wah, berarti jadi PR para creative worker dan creative agency ya untuk menciptakan brand persona yang positif. Nah, oleh karena itulah kali ini saya bersemangat sekali untuk membagikan apa saja langkah yang sebaiknya Anda lakukan untuk membangun persona/karakter brand yang kuat. Silakan disimak ya.

1. Tentukan Bagaimana Sifat dari Brand Anda

Sekilas gagasan ini memang terdengar aneh di kepala. Creative worker pasti tahu bahwa brand sendiri merupakan sebuah konsep yang abstrak, jadi bagaimana caranya brand bisa punya sifat? Justru itulah, karena brand sebenarnya bersifat intangile (tidak bisa dilihat), maka kita harus membuatnya seolah-olah seperti manusia supaya eksistensinya terasa ada.

Ambil contoh brand restoran cepat saji yang sangat tersohor: McDonald. Restoran yang dulunya family business dan dikembangkan oleh Ray Kroc ini menciptakan maskot utama seorang badut bernama Ronald McDonald. Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah untuk menanamkan kesan hangat, lucu, bahagia, dan bersahabat pada brand McDonald. Dipadu dengan paket Happy Meal-nya, gimmick ini berhasil menarik para orang tua di Amerika, bahkan kini di dunia.

2. Tentukan Warna Karakter dari Brand Anda

Ingat bahwa seperangkat sifat yang sudah Anda pilih tadi juga bersifat intangible atau tidak terlihat. Agar konsumen bisa melihat dengan jelas bagaimana sifat brand Anda, maka Anda harus bisa memvisualisasikannya. Dan ini berarti Anda bisa memulainya dengan menentukan warna sesuai karakter brand.

Cukup tentukan maximal 3 warna saja yang paling mewakili sifat dan karakter brand. Warna sendiri merupakan elemen esensial yang bisa mempengaruhi mood serta emosi audiens secara langsung. Contohnya saja, warna merah melambangkan semangat, hitam melambangkan duka, dan kuning melambangkan perasaan hangat.

Saya pernah menangani sebuah bisnis keluarga/family business yang bergerak di bidang food & beverage. Saat pengembangan brand, kami sepakat untuk menonjolkan warna hijau karena dianggap dapat memberikan kesan sehat, damai, sejuk, alami, dan dapat dipercaya sesuai konsep restoran. So, bagaimana dengan Anda? Apa nih warna yang sekiranya tepat untuk memvisualkan brand yang sedang Anda kembangkan?

3. Tentukan Siapa Role Model Brand Anda

Setelah menentukan sifat dan warna brand, hal yang harus dilakukan adalah menentukan role model dari brand. Kalau saya biasanya memulainya dengan satu pertanyaan sederhana: seandainya brand milik saya adalah seorang manusia, kira-kira dia ingin menjadi seperti siapa ya?

Apakah dia energik, seksi, dan pencinta hidup sehat seperti Chloe Ting? Apakah dia rupawan, karismatik, dan berkelas seperti Henri Cavill? Ataukah dia seorang ikon anak muda yang terkenal, sukes, dan bertalenta seperti Agnes Monica? Rasanya aneh, tapi jangan buru-buru mengerutkan kening dulu sambil mikir: ini buat apa sih?

Perlu diketahui bahwa tujuannya adalah untuk menajamkan persepsi Anda terkait karakteristik brand Anda. Semakin detail, semakin bisa dibayangkan, dan semakin terasa nyata, maka karakter yang sedang Anda persiapkan untuk brand Anda nantinya akan membantu and untuk menentukan strategi marketing, branding activation, bahkan sampai ke social media activation brand anda!

4. Tentukan Bagaimana ‘Tone’ dari Brand Anda

Berbeda dengan pemilihan sifat yang sudah dibahas di poin pertama tadi, tone merupakan pembawaan dari brand Anda. Dari sekian banyak brand yang saya ikuti di Instagram, saya masih sering dibuat kagum dengan bagaimana Netflix Indonesia berinteraksi dengan followersnya. Caption akun Netflix Indonesia sangat ringan, jenaka, dan kadang bikin geleng-geleng kepala. Saya simpulkan bahwa Netflix Indonesia memiliki pembawaan yang santai serta tidak ingin membuat tembok batas yang tebal dengan konsumennya yang didominasi para zillennial.

Berbeda dengan Netflix, akun-akun eksplorasi tempat wisata menggunakan pendekatan yang berbeda. Sekilas melihat feed dan captionnya, saya bisa merasakan atmosfir bersantai dan vibes ingin liburan. Inilah yang saya maksud dengan pembawaan brand. 

5. Tentukan Bagaimana Cara Brand Anda Berbicara

Pemilihan ‘suara’ atau ‘nada bicara’ ini berhubungan dengan beberapa hal yang sifatnya teknis, seperti teks pada caption atau microcopy. Kata-kata sapaan seperti ‘Hi’, ‘Hellaw!’, ‘Whatsup, guys?’ mengandung kesan yang berbeda-beda. Nah, Anda harus menentukan cara bicara bicara yang paling tepat untuk brand Anda.

Selain pemilihan kata, Anda juga bisa mengatur intonasi bicara, penggunaan bahasa, antuasiasmenya, tanda baca, hingga emoji yang dipilih. Semakin mendetail maka semakin bagus. 

Mesipun tampak sepele, tapi brand persona sangat penting untuk kelanggengan sebuah brand baik itu brand dari family business anda ataupun brand yang baru atau pun akan anda bentuk. Jika kelima poin di atas Anda lakukan secara konsisten dan terus-menerus, saya jamin brand Anda akan semakin menonjol dan memesona di mata konsumen.

Back To List Blog