4 Strategi Konten BANJIR VIEWERS!
Aktivitas di sosial media kian hari kian tinggi. Sosial media tidak lagi hanya digunakan sebagai ajang pamer eksistensi, tapi juga sarana untuk berbisnis. Wajar jika hal ini membuat para brand owner ataupun creative worker dituntut untuk putar otak tiap hari. Hmm, kira-kira konten seperti apa sih yang sekarang diminati?
Saya paham kenapa banyak creative worker dan para pekerja branding agency Indonesia yang pusing cari ide supaya bisa menghasilkan konten dengan engagement tinggi. Bukan karena tidak kreatif, melainkan karena kadang kita luput sadar bahwa perilaku audiens sudah berubah. Di era digital ini, orang-orang sudah jadi audiens yang sangat pemilih.
Hmm, maksudnya bagaimana tuh? Coba kita tengok Tiktok. Tiktok menjadi platform baru yang popularitasnya melesat dalam waktu singkat. Dari yang awalnya dibilang sosmed joget-joget norak, kini banyak creative agency atau pun branding agency Indonesia yang menambahkan servis social media management / content creator untuk Tiktok, lalu berlomba agar kontennya bisa masuk FYP (For Your Page). Bahkan sosial media sekelas Instagram merasa tersaing hingga memutuskan merilis Instagram Reels. Wajar sih kalau Instagram sampai dibuat insecure seperti itu.
Nah, dari Tiktok kita bisa menyimpulkan dua hal. Pertama, video merupakan tipe konten yang menarik minat pengguna sosial media lebih besar ketimbang konten foto. Menurut perusahaan video platform untuk kebutuhan bisnis, Vidyard, lebih dari 70% pengiklan mengatakan bahwa konten video yang mereka iklankan bisa mendatangkan konversi lebih tinggi daripada jenis konten yang lain.
Kalau menurut saya sih alasannya sederhana ya, yaitu sesimpel karena konten video punya tampilan yang lebih menarik, lebih gampang diingat di kepala, dan punya berbagai kelebihan yang tidak dipunyai konten foto maupun teks. Kedua, Tiktok menunjukkan bahwa makin lama rentang perhatian audiens makin pendek. Ini dipicu oleh digitalisasi konten yang menyebabkan timbulnya overload information, sehingga audiens pun jadi cepat bosan dan cepat beralih dari satu konten ke konten yang lain.
Untuk menyiasati hal ini, Sebagai branding agency yang juga concern ke berbagai bidang bisnis, termasuk bisnis keluarga (family business), membuat konten video yang tepat sasaran merupakan salah satu indikator keberhasilan campaign. Nah, sekarang saya akan membagikan strateginya. Silakan disimak.
Buat Thumbnail Video yang Menarik
Ini merupakan langkah pertama yang harus dilakukan untuk memastikan audiens tertarik menonton video yang Anda unggah. Terdengar simple dan sepele, tetapi sebenarnya tidak. Jika dipikir-pikir. audiens hanya punya waktu 3 detik untuk memutuskan apakah thumbnail di video Anda menarik atau tidak. Jangan lupa berikan judul yang baik dan ringkas.
Ini merupakan proses yang sangat cepat. Oleh karena itu, usahakan membuat thumbnail yang bisa menggambarkan isi video dengan baik. Selanjutnya, berikan judul yang ringkas. Judul yang terlalu panjang dan bertele-tele hanya akan membuat audiens men-skip video karena sudah merasa malas duluan. Sayang banget kan?
Menggunakan Setiap Detik Seefisien Mungkin
Mengingat tingkat kesabaran audiens yang sudah tidak seperti dulu, maka saya dan tim selalu berpikir bagaimana cara membuat konten video dengan seefisien mungkin. Video yang dibuat harus terstruktur, tidak bertele-tele, serta langsung masuk pada intinya.
Durasi ideal untuk membuat konten video adalah tidak lebih dari 2 menit. Namun, tentu ini harus disesuaikan dengan platform-nya, ya. Misalkan, di Tiktok atau Instagram Reels durasi ideal hanya sampai maksimal 1 menit, karena di sana audiens cenderung lebih menyukai video pendek. Berbeda di Facebook yang mayoritas penggunanya didominasi oleh kaum milenials. Di sana video yang durasinya lebih panjang masih diminati oleh audiens.
Konten yang Ringan atau Storytelling
Pastikan konten video yang Anda buat cukup sederhana, ringan, dan dapat dipahami dengan baik oleh audiens yang berbeda-beda latar belakangnya. Ingat bahwa mayoritas audiens menonton video di sosial media untuk mencari hiburan, jadi jangan suguhkan konten yang membuat mereka harus berpikir keras.
Saya juga menyarakan agar Anda mengeksplorasi konten video bergaya storytelling, terutama jika video Anda berisi materi jualan dengan product placement. Selain itu, kelebihan lainnya adalah konten storytelling cenderung lebih disukai dan gampang diingat karena pada dasarnya manusia menyukai sesuatu yang disajikan dalam bentuk naratif.
Pastikan Audiens Mendapatkan Value
Jaman sekarang audiens lebih sensitif dengan konten video yang dirasa terlalu hardselling. Saya kerap menemukan beberapa netizen yang meninggalkan komentar dengan nada mencibir seperti ‘ih, ini sih kelihatan banget lagi di-endorse’. Yap, mereka protes. Audiens menyukai sesuatu yang punya value supaya mereka tidak merasa sudah membuang-buang waktu.
Nah, agar konten video Anda tidak dianggap ‘tontonan yang cuma buang-buang waktu’, coba berikan value lebih di dalamnya. Misalkan jika Anda membuat video mengenai produk cairan pembersih lantai, tunjukkan apa saja manfaatnya bagi pengguna, berikan beberapa tips yang bermanfaat (misalkan cara menghilangkan noda yang membandel), serta bagikan edukasi bagaimana cara memilih sabun lantai yang lebih ramah lingkungan.
Well, itulah sedikit gambaran mengenai strategi pembuatan konten yang dilakukan oleh FULLSTOP Indonesia. Sebagai salah satu creative agency di Indonesia yang selalu mengamati perilaku konsumen, strategi yang dibahas di atas akan terus kami review dan update mengikuti perkembangan tren.
Bagaimana? Apakah Anda seorang pebisnis, bagian dari family business, atau mungkin creative worker yang butuh ide-ide baru? Anda bisa berkolaborasi dengan FULLSTOP Indonesia menciptakan konten-konten kreatif yang fresh and new!